Paradoks Kompleksitas: Mengapa Kode Sederhana Mungkin Adalah Pertahanan Terbaik Melawan Utang Teknis

Tim Editorial BigGo
Paradoks Kompleksitas: Mengapa Kode Sederhana Mungkin Adalah Pertahanan Terbaik Melawan Utang Teknis

Dalam perkembangan dunia pengembangan perangkat lunak yang terus berevolusi, muncul perdebatan sengit seputar kompleksitas kode dan kemampuan pemeliharaan. Sementara pemahaman tradisional sering menekankan penulisan kode yang mudah diperluas, diskusi terkini di komunitas pengembang menunjukkan pendekatan yang kontraintuitif: memprioritaskan kode yang mudah dihapus daripada mudah diperluas.

Biaya Kompleksitas

Diskusi komunitas terkini menyoroti kekhawatiran yang berkembang tentang biaya tersembunyi dari solusi yang terlalu rumit. Para pengembang semakin menyadari bahwa abstraksi kompleks, meskipun dimaksudkan untuk membuat kode lebih fleksibel, sering kali mengarah pada utang teknis yang hampir mustahil untuk dihilangkan.

Seperti yang ditunjukkan oleh seorang pengembang, kode buruk yang disalin-tempel mengakibatkan satu sore yang menyebalkan untuk pembayaran utang teknis dan perbaikan. Kode yang diabstraksikan dengan buruk mengakibatkan pembayaran utang teknis selama berbulan-bulan. Pengamatan ini menantang pemahaman konvensional tentang penggunaan ulang kode dan abstraksi.

Alasan untuk Kesederhanaan

Beberapa prinsip kunci telah muncul dari diskusi komunitas:

  1. Mulai Sederhana, Tetap Sederhana
  • Bangun aplikasi monolitik pada awalnya
  • Terapkan pada infrastruktur dasar (seperti VM tunggal)
  • Hindari optimisasi prematur
  • Skalakan hanya bila diperlukan
  1. Aturan Tiga Kali
  • Pertama: Tulis
  • Kedua: Salin
  • Ketiga: Pertimbangkan refaktoring
  • Keempat: Wajib refaktoring
  1. Desain Modular
  • Pisahkan logika bisnis dari implementasi
  • Jaga detail teknis tetap terisolasi
  • Buat komponen dapat diganti secara independen

Contoh Dunia Nyata

Contoh yang mencolok berasal dari perbandingan antara server tampilan X11 dan Wayland. Komunitas mencatat bahwa Wayland, meskipun ada upaya modernisasi, telah menjadi lebih kompleks daripada X11. Operasi sederhana seperti mengambil tangkapan layar atau mendapatkan posisi jendela memerlukan navigasi melalui beberapa lapisan abstraksi, sementara pendekatan langsung X11 membuat tugas-tugas ini lebih mudah dikelola.

Trade-off Kompleksitas

Pengamatan menarik dari diskusi adalah bahwa perangkat lunak cenderung menjadi sangat kompleks dalam satu dari dua cara:

  1. Melalui kompleksitas domain yang melekat
  2. Melalui kompleksitas buatan yang diperkenalkan oleh pengembang

Praktik Terbaik untuk Kode yang Mudah Dipelihara

Berdasarkan wawasan komunitas, berikut rekomendasi utama:

  1. Fokus pada Kebutuhan Saat Ini
  • Selesaikan masalah aktual, bukan hipotetis
  • Hindari membangun framework ketika menggunakan satu sudah cukup
  • Jaga abstraksi tetap minimal dan memiliki tujuan
  1. Desain untuk Penghapusan
  • Buat komponen dapat dihapus secara independen
  • Hindari integrasi mendalam antar sistem
  • Jaga antarmuka tetap sederhana dan jelas
  1. Uji Secara Strategis
  • Tulis tes yang mengidentifikasi kode yang dapat dibuang
  • Fokus pada fungsi inti
  • Pastikan perubahan dapat dilakukan dengan aman

Masa Depan Pemeliharaan Kode

Dengan munculnya AI dan LLM, beberapa pengembang optimis tentang kemampuan pemeliharaan di masa depan. Ada spekulasi tentang penggunaan LLM untuk membantu membersihkan basis kode, menghapus kode yang tidak terpakai, dan menambahkan dokumentasi yang masuk akal, meskipun hasil saat ini masih terbatas.

Konsensus komunitas tampak jelas: meskipun menulis kode yang dapat diperluas tidak salah secara inheren, fokusnya harus pada menulis kode yang dipahami dengan baik, memiliki cakupan yang tepat, dan – bila perlu – mudah dihapus. Pendekatan ini mungkin adalah pertahanan terbaik kita melawan akumulasi utang teknis yang tak terelakkan dalam pengembangan perangkat lunak modern.