Perdebatan sengit telah meletus di komunitas developer mengenai apakah desain yang indah benar-benar membuat software lebih dapat dipercaya dan mudah digunakan, atau hanya sekadar omong kosong marketing yang menghalangi fungsionalitas.
Diskusi ini dipicu oleh klaim bahwa keindahan dalam desain mengikuti prinsip-prinsip objektif dan menciptakan kepercayaan yang dapat diukur dengan pengguna. Riset yang dikutip mencakup efek aesthetic-usability, di mana pengguna secara konsisten menilai antarmuka yang menyenangkan secara visual sebagai lebih mudah digunakan, bahkan ketika fungsionalitasnya tetap identik. Sebuah studi Stanford menemukan bahwa 46% pengguna menganggap desain website sebagai faktor utama dalam menentukan kredibilitas.
Temuan Penelitian tentang Dampak Desain:
- Efek estetika-kegunaan: Pengguna menilai antarmuka yang menarik secara visual sebagai lebih mudah digunakan meskipun memiliki fungsionalitas yang identik
- Studi Stanford : 46% pengguna menganggap desain website sebagai faktor utama dalam menentukan kredibilitas
- Pengguna menunjukkan toleransi yang lebih besar terhadap masalah kecil pada produk yang menarik secara estetika
![]() |
---|
Menjelajahi konsep estetika dalam desain perangkat lunak, menampilkan persinggungan antara keindahan dan fungsionalitas |
Kubu Software Jelek Lebih Baik
Sebagian besar developer sangat tidak setuju dengan memprioritaskan desain visual. Beberapa berargumen bahwa software jelek menandakan keaslian dan tidak adanya campur tangan designer. Satu perspektif menyatakan bahwa antarmuka desktop pada dasarnya sudah terpecahkan pada akhir 1990-an, dan sebagian besar perubahan sejak saat itu baik merupakan penyederhanaan software atau menciptakan perubahan demi perubahan itu sendiri.
Kubu ini percaya bahwa designer UI modern sering memberikan nilai negatif, dengan antarmuka yang indah menyembunyikan fungsionalitas yang buruk di bawahnya. Mereka menunjuk pada munculnya konten yang dihasilkan AI yang membuat sangat mudah untuk menciptakan desain yang menarik namun dangkal.
Perpecahan Designer-Engineer
Ketegangan antara designer dan engineer tetap menjadi titik gesekan utama dalam pengembangan produk. Banyak developer melaporkan frustrasi dengan designer yang memperlakukan desain sebagai fase terpisah, menciptakan mockup detail dalam tools seperti Figma tanpa mempertimbangkan tantangan implementasi dunia nyata atau feedback pengguna dari penggunaan aktual.
Mayoritas produk kerja yang sebenarnya adalah PPT visionis untuk eksekutif dan tumpukan layar figma yang hampir tidak mencakup kasus paling bahagia sekalipun.
Namun, beberapa designer-engineer berargumen bahwa desain harus dipandang sebagai akselerator pertumbuhan daripada hanya sekadar poles visual. Mereka menunjuk pada rebranding sukses yang membantu perusahaan menjangkau audiens baru, bahkan ketika pengguna power yang sudah ada awalnya menolak perubahan tersebut.
Perspektif Utama Developer:
- Pro-software jelek: Antarmuka desktop sudah terpecahkan pada akhir 1990an, perubahan modern seringkali tidak perlu
- Ketegangan designer-engineer: Desain diperlakukan sebagai fase terpisah daripada proses yang terintegrasi
- Kesenjangan implementasi: Desain yang indah seringkali menyembunyikan fungsionalitas yang buruk di baliknya
- Pandangan akselerator pertumbuhan: Desain sebagai jembatan antara eksekusi engineering dan pertumbuhan bisnis
![]() |
---|
Menyoroti kesenjangan antara idealisme desain dan implementasi fungsional dalam pengembangan perangkat lunak |
Kesenjangan Realitas
Tema yang berulang dalam diskusi adalah kesenjangan antara desain yang indah dan implementasi fungsional. Banyak pengguna melaporkan pengalaman dengan produk yang menakjubkan secara visual namun gagal dalam tes kegunaan dasar - seperti timer parkir dengan desain cantik tetapi baterai yang tidak mungkin diganti, atau website yang terlihat modern tetapi memiliki masalah navigasi fundamental.
Komunitas tampak terpecah antara mereka yang percaya desain visual yang baik mencerminkan kualitas sistem yang mendasari, dan mereka yang melihatnya sebagai marketing yang berpotensi menipu yang mengalihkan perhatian dari fungsionalitas inti.
![]() |
---|
Memvisualisasikan kesenjangan antara daya tarik estetis dan kegunaan fungsional dalam desain perangkat lunak |
Mencari Jalan Tengah
Beberapa developer menyarankan titik manis terletak pada membuat fungsi benar-benar mengikuti bentuk, di mana desain yang indah didukung oleh implementasi yang solid. Mereka mengadvokasi agar designer dan engineer bekerja sama sepanjang proses pengembangan daripada memperlakukan desain sebagai fase terpisah.
Perdebatan ini menyoroti pertanyaan yang lebih luas tentang prioritas pengembangan software: apakah daya tarik visual dan kepercayaan pengguna penting untuk kesuksesan produk, atau apakah fokus pada fungsionalitas inti dan menghindari tren desain mengarah pada hasil jangka panjang yang lebih baik. Seiring software menjadi semakin terkomoditas, ketegangan antara bentuk dan fungsi ini terus membentuk bagaimana tim mendekati pengembangan produk.
Referensi: Beauty Is Objective