Pengakuan jujur seorang software engineer yang secara tidak sengaja menghapus seluruh database produksi startup mereka telah memicu diskusi sengit di komunitas teknologi tentang praktik pengembangan yang tepat versus kecepatan startup. Insiden yang terjadi di sebuah startup AI real-estate Prancis ini telah membagi para developer antara mereka yang melihatnya sebagai pengalaman belajar yang berharga dan yang lain yang menganggapnya sebagai kisah peringatan tentang engineering yang ceroboh.
Engineer tersebut bekerja langsung pada database produksi tanpa staging environment atau backup yang terkonfirmasi ketika mereka mencoba memperbaiki masalah profil pengguna klien. Operasi delete sederhana memicu penghapusan berantai yang menghapus tiga bulan data leads yang telah diproses karena arsitektur Row Level Security (RLS) database. Perusahaan hanya diselamatkan oleh backup otomatis Supabase, kehilangan 22 jam data dalam prosesnya.
Masalah Teknis Utama yang Teridentifikasi:
- Mengembangkan langsung pada database produksi tanpa lingkungan staging
- Tidak ada strategi backup yang terverifikasi (mengandalkan backup tier gratis Supabase yang tidak diketahui)
- Konfigurasi CASCADE delete pada foreign key yang kritis
- Arsitektur Row Level Security (RLS) menciptakan dependensi
- Beroperasi pada tier gratis Supabase untuk beban kerja produksi
![]() |
---|
Postingan blog ini menceritakan pengalaman kritis seorang software engineer yang secara tidak sengaja menghapus database produksi startup, menekankan pentingnya praktik engineering yang hati-hati |
Reaksi Keras Komunitas terhadap Praktik Pengembangan
Respons komunitas teknologi sangat kritis terhadap praktik engineering yang dijelaskan. Banyak developer mengungkapkan keterkejutan terhadap kombinasi bekerja langsung pada database produksi, kurangnya staging environment, dan tidak adanya prosedur verifikasi backup. Kritik semakin menguat ketika pembaca mengetahui bahwa tim tersebut beroperasi pada tier gratis Supabase untuk beban kerja produksi.
Beberapa engineer berpengalaman membagikan kisah horor mereka sendiri, tetapi menekankan bahwa insiden seperti itu biasanya terjadi di awal karier atau di perusahaan dengan praktik infrastruktur yang buruk. Konsensus di antara para kritikus adalah bahwa langkah-langkah keamanan dasar seperti staging environment dan verifikasi backup memerlukan investasi waktu minimal dibandingkan dengan potensi kerugian katastropik.
Sampai Anda secara pribadi melihat restore yang berhasil dari backup, Anda tidak memiliki backup. Anda hanya memiliki harapan dan doa bahwa Anda memiliki backup.
Perdebatan Kecepatan Startup Versus Keamanan
Insiden ini telah memicu kembali perdebatan yang sedang berlangsung tentang menyeimbangkan pengembangan cepat dengan praktik engineering yang tepat di lingkungan startup. Pendukung filosofi move fast and break things berargumen bahwa perusahaan tahap awal harus memprioritaskan kecepatan ke pasar daripada langkah-langkah keamanan yang komprehensif. Mereka berpendapat bahwa menghabiskan berminggu-minggu untuk menyiapkan pipeline CI/CD dan sistem backup bisa berakibat fatal ketika sumber daya terbatas.
Namun, para kritikus sangat membantah alasan ini, menunjukkan bahwa strategi backup dasar dan development environment memerlukan waktu setup minimal. Banyak yang berargumen bahwa alasan startup tidak membenarkan kelalaian fundamental yang bisa menghancurkan berbulan-bulan kerja dan data pelanggan. Diskusi ini telah menyoroti perpecahan generasi di komunitas teknologi tentang tingkat risiko yang dapat diterima dalam sistem produksi.
Praktik Terbaik yang Direkomendasikan Komunitas:
- Gunakan environment staging/development untuk pengujian
- Implementasikan prosedur backup dan recovery yang terverifikasi
- Hindari CASCADE delete pada foreign key yang kritis
- Gunakan soft delete atau constraint NULL sebagai gantinya
- Lakukan operasi database dalam transaksi
- Jangan pernah deploy pada Jumat malam tanpa dukungan coverage akhir pekan
Pelajaran Teknis dan Best Practice
Di luar perdebatan filosofis, insiden ini telah memicu diskusi teknis yang berharga tentang desain database dan keamanan operasional. Konfigurasi CASCADE delete asli yang menyebabkan kehilangan data luas telah diidentifikasi sebagai kesalahan teknis utama. Banyak ahli database merekomendasikan menggunakan soft delete atau constraint NULL alih-alih operasi CASCADE untuk foreign key yang kritis.
Komunitas juga menekankan pentingnya operasi berbasis transaksi dan desain skema database yang tepat. Beberapa developer mencatat bahwa PostgreSQL mendukung perubahan skema dalam transaksi, yang bisa mencegah bencana berantai tersebut. Insiden ini berfungsi sebagai pengingat praktis bahwa operasi database harus direncanakan dan diuji dengan hati-hati, terlepas dari ukuran perusahaan atau persyaratan kecepatan pengembangan.
Cerita berakhir dengan startup yang mengimplementasikan local development environment yang tepat dan prosedur backup yang diperbaiki, meskipun banyak di komunitas mempertanyakan apakah pelajaran ini datang dengan biaya yang terlalu tinggi bagi perusahaan dan kliennya.
Referensi: How I Dropped the Production Database on a Friday Night