AI Robotika On-Device Google Memicu Perdebatan Soal Keandalan dan Aplikasi Militer

Tim Komunitas BigGo
AI Robotika On-Device Google Memicu Perdebatan Soal Keandalan dan Aplikasi Militer

Pengumuman terbaru Google tentang Gemini Robotics On-Device telah memicu diskusi sengit di komunitas teknologi, dengan para ahli mengangkat kekhawatiran tentang keandalan perangkat keras dan potensi penggunaan militer. Model AI baru ini berjalan langsung pada robot tanpa memerlukan koneksi internet, menjanjikan waktu respons yang lebih cepat dan performa yang lebih baik di area dengan konektivitas yang buruk.

Persyaratan Pelatihan Model

  • Kemampuan fine-tuning: Membutuhkan 50-100 demonstrasi untuk tugas-tugas baru
  • Arsitektur: Dibangun di atas fondasi Gemini 2.0 dengan kemampuan vision-language-action
  • Operasi: Berjalan secara lokal pada perangkat keras robot tanpa koneksi internet

Keandalan Perangkat Keras Muncul sebagai Tantangan Utama

Komunitas robotika sedang bergulat dengan masalah mendasar: robot yang lebih kompleks lebih sering mengalami kerusakan. Tidak seperti robot pembersih sederhana yang mungkin hanya memiliki tiga motor, robot humanoid bisa memerlukan 43 motor atau lebih untuk berfungsi dengan baik. Hal ini menciptakan mimpi buruk keandalan yang bisa membuat robotika konsumen menjadi tidak praktis.

Matematikanya mengkhawatirkan. Jika setiap motor memiliki tingkat kegagalan tahunan 1%, robot sederhana dengan tiga motor menghadapi kemungkinan rusak 2,9% setiap tahun. Naikan skala itu menjadi 43 motor, dan tingkat kegagalan melonjak menjadi 35% per tahun. Robot industri mengatasi masalah ini dengan menggunakan material premium dan manufaktur yang presisi, tetapi biayanya 100 kali lebih mahal daripada perangkat konsumen.

Motor: Perangkat listrik yang mengubah energi listrik menjadi gerakan mekanis, digunakan untuk menggerakkan sendi dan anggota tubuh robot.

Perbandingan Keandalan berdasarkan Kompleksitas Robot

  • Robot beroda sederhana (3 motor): tingkat kegagalan tahunan 2,9%
  • Robot humanoid (43 motor): tingkat kegagalan tahunan 35%
  • Lengan robot industri (6 motor): Keandalan jauh lebih tinggi melalui material premium dan biaya 100x lebih tinggi

Aplikasi Militer Menimbulkan Kekhawatiran Etis

Diskusi komunitas telah mengambil arah yang lebih gelap, dengan banyak yang mengungkapkan kekhawatiran tentang persenjataan robot otonom. Kemampuan on-device berarti robot-robot ini bisa beroperasi tanpa pengawasan manusia, berpotensi membuat keputusan hidup-mati secara independen. Hal ini telah memicu perdebatan tentang akuntabilitas dan etika sistem senjata otonom.

Beberapa pihak berargumen bahwa menghilangkan manusia dari operasi militer sebenarnya bisa mengurangi korban jiwa dengan mengeliminasi pengambilan keputusan yang emosional. Yang lain khawatir tentang preseden mesin yang membuat pilihan mematikan tanpa input manusia. Diskusi ini mencerminkan kekhawatiran masyarakat yang lebih luas tentang peran AI dalam peperangan dan keamanan.

Hambatan Teknis dan Solusi

Meskipun ada tantangan, para insinyur melihat solusi yang menjanjikan di masa depan. Material yang lebih baik, servo yang lebih responsif namun berdaya rendah, dan desain modular bisa mengatasi masalah keandalan. Beberapa menyarankan bahwa redundansi yang dibangun ke dalam desain humanoid - seperti memiliki beberapa jari - bisa membantu robot terus bekerja bahkan ketika komponen individual gagal.

Model AI itu sendiri tampak sangat mirip dengan model bahasa besar, yang diadaptasi untuk menghasilkan perintah kontrol robot alih-alih teks. Arsitektur yang familiar ini bisa mempercepat pengembangan dan membuat teknologi lebih mudah diakses oleh para pengembang.

Spesifikasi Perangkat Keras (Diskusi Komunitas)

  • Memerlukan NVIDIA Jetson Orin dengan RAM minimum 8GB (belum dikonfirmasi)
  • Dioptimalkan untuk modul Jetson AGX Orin (64GB) dan Orin NX (16GB)
  • Catatan: Persyaratan perangkat keras resmi tidak disebutkan dalam pengumuman Google

Pemeriksaan Realitas Pasar

Pola Google dalam meluncurkan demonstrasi teknologi yang mengesankan diikuti dengan pengabaian yang diam-diam membuat komunitas skeptis tentang dukungan jangka panjang. Banyak yang melihat ini sebagai proyek penelitian lain yang akhirnya akan ditinggalkan, meninggalkan pengembang untuk membangun aplikasi komersial di atas fondasi yang tidak stabil.

Saya terus terkesan bagaimana Google secara diam-diam merilis produk yang cukup revolusioner, dan kemudian (biasanya) hanya melupakannya begitu saja.

Industri robotika menghadapi masalah klasik ayam dan telur: robot canggih membutuhkan komponen yang andal dan terjangkau, tetapi komponen tersebut tidak akan dikembangkan tanpa pasar robot yang besar. Penelitian Google mungkin membantu memecah siklus ini, tetapi hanya jika perusahaan berkomitmen pada pengembangan yang berkelanjutan daripada memperlakukan robotika sebagai proyek sampingan eksperimental lainnya.

Komunitas tetap optimis dengan hati-hati tentang potensi teknologi sambil mengakui tantangan teknis dan etis yang signifikan di depan. Apakah robot-robot ini akan membersihkan rumah kita atau berpatroli di medan perang mungkin bergantung pada keputusan kebijakan sebanyak terobosan teknis.

Referensi: Gemini Robotics On-Device brings AI to local robotic devices