Sebuah pameran kontroversial yang menampilkan jenazah manusia yang diawetkan dan berkeliling di Birmingham pada tahun 2018 telah memicu perdebatan sengit tentang etika dan persetujuan dalam memamerkan jenazah manusia. Pameran Real Bodies , yang menampilkan mayat yang diplastinasi dengan kulit yang dikupas untuk memperlihatkan anatomi internal, kemungkinan besar menyertakan jenazah tahanan China yang dieksekusi menurut para anggota parlemen Inggris.
Diskusi ini telah mengungkap pola yang meresahkan dalam industri pameran jenazah keliling. Banyak pengamat komunitas telah mencatat kurangnya dokumentasi yang mencurigakan seputar pameran-pameran ini, dengan para penyelenggara yang tampaknya tidak mampu atau tidak mau memberikan bukti yang jelas tentang persetujuan dari almarhum.
Rantai Sumber Tubuh:
- Sumber: Dalian Hoffen Bio-Technique Company (China)
- Metode Akuisisi: Tubuh diperoleh dari Chinese Bureau of Police
- Dokumentasi: Tidak ada bukti persetujuan atau penyebab kematian
- Penggunaan Akhir: Pameran tur komersial di seluruh dunia
- Penyelenggara: Imagine Exhibitions (Atlanta, Georgia, USA)
Masalah Persetujuan
Isu utama berpusat pada ketiadaan total dokumentasi yang tepat. Para penyelenggara pameran mengakui bahwa mereka tidak memiliki dokumentasi untuk membuktikan identitas jenazah-jenazah tersebut atau menunjukkan bahwa para donor telah setuju untuk mayat mereka dipamerkan. Hal ini telah menimbulkan pertanyaan serius tentang praktik seluruh industri ini.
Jenazah-jenazah tersebut bersumber dari Dalian Hoffen Bio-Technique Company di China , yang sebelumnya telah memperoleh mayat dari polisi China . Sebuah investigasi tahun 2008 oleh Jaksa Agung New York menemukan bahwa perusahaan tersebut tidak mampu menunjukkan penyebab kematian atau asal-usul almarhum.
Plastinasi: Sebuah proses pengawetan di mana cairan tubuh diganti dengan plastik, yang secara bertahap mengeras untuk menciptakan tampilan permanen
Garis Waktu Utama:
- 1999-2009: Tom Zaller bekerja di Premier Exhibitions mengorganisir pameran tubuh yang diplastinasi
- 2008: Jaksa Agung New York mencapai kesepakatan dengan Premier Exhibitions terkait tubuh-tubuh tanpa dokumentasi
- 2018: Pameran " Real Bodies " dipamerkan di National Exhibition Centre Birmingham
- 2019: China Tribunal menyimpulkan pemanenan organ paksa terjadi "dalam skala yang signifikan"
- 2025: Parlemen Inggris membahas regulasi baru yang mewajibkan dokumentasi persetujuan
Kekhawatiran Komunitas Tentang Etika
Kontroversi ini telah memicu diskusi yang lebih luas tentang etika memamerkan jenazah manusia untuk hiburan. Beberapa anggota komunitas telah menyatakan ketidaknyamanan yang meningkat terhadap pameran-pameran ini, terutama ketika melibatkan jenazah dari populasi yang rentan.
Komunitas ilmiah barat memiliki pola tidak memperlakukan jenazah almarhum dengan rasa hormat yang semestinya, seringkali untuk nilai yang sangat dipertanyakan.
Yang lain telah menunjukkan kontras yang mencolok dengan proyek-proyek ilmiah yang sah yang memang memperoleh persetujuan yang tepat, menyoroti bagaimana pameran-pameran komersial ini tidak memenuhi standar etika dasar.
Respons Industri dan Regulasi
Perdebatan ini telah mendorong tindakan legislatif di Inggris , dengan usulan amandemen terhadap Medicines and Medical Devices Bill yang mengharuskan dokumentasi lengkap dan bukti persetujuan untuk semua jaringan manusia yang diimpor. Ini merupakan respons legislatif pertama terhadap temuan tentang pemanenan organ paksa di China .
Industri pameran keliling terus beroperasi meskipun ada kekhawatiran-kekhawatiran ini, dengan pertunjukan seperti Real Bodies masih tersedia untuk disewa secara internasional. Para penyelenggara, Imagine Exhibitions , belum merespons permintaan komentar tentang praktik pengadaan mereka.
Kontroversi ini menyoroti kesenjangan yang meresahkan antara ketertarikan publik terhadap anatomi manusia dan kewajiban etis yang harus diberikan kepada almarhum, terutama mereka yang mungkin menjadi korban eksekusi atau persekusi negara.
Referensi: Executed Chinese prisoners likely used in UK exhibition