Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances telah memicu perdebatan sengit di komunitas ilmiah dengan mengklaim berhasil mengungkap fondasi ilmiah dari Pengobatan Tradisional Tiongkok (TCM). Penelitian tersebut menggunakan pemodelan komputer untuk memetakan koneksi antara gejala, protein, dan herbal, namun banyak ahli berargumen bahwa temuan ini masih jauh dari memvalidasi TCM secara keseluruhan.
Pendekatan dan Keterbatasan Studi
Para peneliti hanya fokus pada pengobatan herbal TCM, mengabaikan praktik lain seperti akupunktur dan bekam. Mereka membuat peta digital yang menghubungkan 174 gejala dengan gen, protein, dan herbal yang digunakan dalam pengobatan TCM. Namun, hasilnya tidak begitu mengesankan. Hanya 10% gejala yang menunjukkan koneksi dengan protein yang lebih mungkin daripada kebetulan acak. Ketika diuji pada hampir 2.000 pasien sirosis hati di Wuhan, Tiongkok, kurang dari 10% pasangan herbal-gejala menunjukkan efektivitas yang signifikan secara statistik.
Kompleksitas data menambah lapisan kekhawatiran lainnya. Setiap herbal mengandung rata-rata 62 bahan kimia yang berpotensi terapeutik, dengan setiap bahan kimia menargetkan sekitar 70 protein berbeda. Hal ini menciptakan jaringan interaksi yang sangat besar sehingga mudah untuk menemukan asosiasi yang mungkin tidak bermakna.
Ringkasan Hasil Penelitian:
- Hanya 10% dari 174 gejala menunjukkan koneksi protein yang lebih mungkin dibandingkan kebetulan
- Kurang dari 10% dari pasangan herbal-gejala (86 dari 888) menunjukkan signifikansi statistik dalam data pasien
- Setiap herbal mengandung rata-rata 62 bahan kimia yang berpotensi terapeutik
- Setiap bahan kimia menargetkan rata-rata 70 protein berbeda
- Penelitian diuji pada 1.977 pasien sirosis hati di Wuhan, China
Penolakan Komunitas terhadap Klaim Validasi TCM
Komunitas teknologi dan sains telah merespons dengan skeptisisme yang signifikan terhadap klaim bahwa studi ini membenarkan TCM. Banyak yang menunjukkan masalah fundamental dengan fondasi teoretis TCM dan praktik yang tidak konsisten. Salah satu pengamatan yang sangat mengungkap dari diskusi tersebut menyoroti bagaimana praktisi TCM yang berbeda sering memberikan diagnosis dan pengobatan yang sama sekali berbeda untuk pasien yang sama.
Komunitas juga mencatat pengaruh politik yang mengkhawatirkan pada penelitian TCM, terutama mengingat investasi besar Tiongkok dalam mempromosikan pengobatan tradisional untuk alasan ekonomi dan nasionalistik. Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang keandalan penelitian yang berasal dari institusi Tiongkok mengenai topik ini.
Konteks yang Lebih Luas dari Penelitian Pengobatan Tradisional
Meskipun ada kritik terhadap TCM sebagai sebuah sistem, komunitas mengakui bahwa senyawa individual dari sumber tradisional memang telah menghasilkan terobosan medis yang penting. Contoh yang paling sering dikutip adalah artemisinin, yang berasal dari tanaman yang digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok, yang memenangkan Hadiah Nobel 2015 untuk efektivitasnya melawan malaria. Namun, para kritikus menunjukkan bahwa versi farmasi modern memerlukan penyempurnaan ilmiah yang signifikan untuk benar-benar efektif.
Semakin tua saya, semakin bertekad saya untuk mencoba memahami kebijaksanaan yang terakumulasi dari orang-orang yang datang sebelum kita.
Sentimen ini mencerminkan pandangan umum bahwa meskipun praktik tradisional tidak boleh diabaikan sepenuhnya, mereka memerlukan pengujian ilmiah yang ketat daripada penerimaan menyeluruh. Komunitas menekankan bahwa pengobatan yang efektif, terlepas dari asalnya, harus menjalani standar validasi berbasis bukti yang sama.
Obat-obatan Terkenal yang Berasal dari TCM:
- Artemisinin: Dari artemisia annua, meraih Nobel Prize 2015 untuk pengobatan malaria
- Arsenic trioxide: Dari mineral TCM pishuang, mengobati leukemia promielositik akut
- Ephedrine: Dari ephedra sinica, template untuk bronkodilator modern
- Lovastatin: Dari beras ragi merah, dasar untuk statin penurun kolesterol
Perpecahan Sains vs. Tradisi
Diskusi mengungkap ketegangan fundamental antara menghormati pengetahuan tradisional dan mempertahankan ketelitian ilmiah. Banyak anggota komunitas berargumen bahwa masalah sebenarnya bukanlah sumber pengetahuan medis, tetapi apakah pengobatan dapat terbukti bekerja melalui studi terkontrol. Mereka menunjukkan bahwa kedokteran modern sendiri memiliki akar dalam praktik tradisional, tetapi perbedaan kuncinya adalah proses pengujian dan penyempurnaan yang sistematis.
Perdebatan juga menyentuh pertimbangan praktis. Beberapa pengguna mencatat bahwa di negara-negara seperti Tiongkok, TCM berfungsi sebagai pilihan perawatan kesehatan yang lebih terjangkau, yang mungkin menjelaskan dukungan pemerintah terlepas dari validitas ilmiahnya. Yang lain khawatir tentang potensi bahaya ketika pengobatan yang belum terbukti menunda atau menggantikan perawatan medis yang efektif.
Sikap komunitas ilmiah tetap jelas: senyawa individual dari sumber tradisional layak untuk diselidiki, tetapi ini tidak memvalidasi kerangka teoretis atau metode diagnostik dari sistem pengobatan tradisional. Seiring penelitian berlanjut, fokus harus pada mengisolasi apa yang berhasil sambil membuang apa yang tidak, daripada menerima seluruh sistem tradisional secara menyeluruh.
Referensi: No, Traditional Chinese Medicine Has Not Been Vindicated by Science