IBM telah meluncurkan prosesor Power11 , menandai babak baru dalam upaya berkelanjutan perusahaan untuk mempertahankan relevansi di pasar server kelas atas. Chip baru ini merepresentasikan kontinuitas sekaligus adaptasi, saat IBM bekerja melayani pelanggan yang membutuhkan daya komputasi masif untuk beban kerja khusus seperti database in-memory dan pemrosesan transaksi keuangan.
Peluncuran Power11 hadir setelah bertahun-tahun menghadapi tantangan manufaktur yang telah membentuk strategi prosesor IBM . Awalnya direncanakan untuk proses 10-nanometer dengan GlobalFoundries , IBM harus mengubah arah ketika mitra foundry mereka membatalkan pengembangan node canggih. Hal ini memaksa kemitraan dengan Samsung dan redesain lengkap menggunakan teknologi 7-nanometer.
Hardware Sama, Positioning Berbeda
Chip Power11 memiliki spesifikasi identik dengan pendahulunya, Power10 . Kedua prosesor menampilkan 16 core, 18 miliar transistor, dan ukuran die 602 milimeter persegi. Kecepatan clock berkisar dari 2,75 GHz hingga 4,15 GHz, dengan 400 MB cache L3 yang terdistribusi di seluruh core. Kesamaan ini menunjukkan bahwa IBM fokus pada optimisasi perangkat lunak dan perbaikan tingkat sistem daripada kemajuan hardware mentah.
Server unggulan Power E1080 dapat diskalakan hingga 256 core yang berjalan pada 4,4 GHz dengan dukungan hingga 64 TB memori utama. Namun, realitas praktisnya lebih sederhana - sebagian besar deployment kemungkinan akan mencapai maksimal 32 TB karena biaya memori.
Perbandingan Spesifikasi Power11 vs Power10
Fitur | Power10 | Power11 |
---|---|---|
Core | 16 | 16 |
Transistor | 18 miliar | 18 miliar |
Ukuran Die | 602 mm² | 602 mm² |
Kecepatan Clock | 2.75-4.15 GHz | 2.75-4.15 GHz |
Cache L3 | 400 MB | 400 MB |
Process Node | 7nm (Samsung) | 7nm (Samsung) |
Kasus Penggunaan Khusus Mendorong Adopsi
Diskusi komunitas mengungkapkan bahwa sistem Power melayani niche yang sangat spesifik dalam komputasi enterprise. Bank dan institusi keuangan mengandalkan mesin-mesin ini untuk pemrosesan batch semalam dan penanganan transaksi volume tinggi. Sistem ini unggul dalam beban kerja yang memerlukan memori dalam jumlah masif dan keandalan yang kokoh.
Memindahkan kekuatan komputasi semacam ini ke cloud akan sangat mahal dan kompleks bagi bank-bank menengah yang mengandalkan sistem ini.
Arsitektur ini berfokus pada integritas sinyal dan uptime daripada performa murni. IBM menggunakan protokol memori khusus yang berjalan lebih lambat dari DDR5 standar tetapi menawarkan keandalan dan koreksi error yang lebih baik. Pendekatan ini masuk akal untuk aplikasi mission-critical di mana biaya downtime jauh melebihi biaya hardware.
Posisi Pasar dan Kompetisi
IBM menghadapi kompetisi ketat dari AMD dan Intel di ruang server kelas atas. Prosesor Turin terbaru AMD menawarkan 256 core dengan 512 thread, sementara prosesor Granite Rapids Xeon Intel memberikan performa kompetitif dengan biaya yang berpotensi lebih rendah. Namun, sistem Power membedakan diri melalui fitur khusus seperti scaling NUMA canggih dan interkoneksi kustom.
Model lisensi juga memberikan fleksibilitas bagi pelanggan. Organisasi dapat membeli sistem dengan core lebih banyak dari yang awalnya dibutuhkan, kemudian mengaktifkan prosesor tambahan seiring pertumbuhan beban kerja. Pendekatan ini mengurangi biaya awal sambil menyediakan jalur upgrade yang jelas.
Perbandingan Kompetitif - Prosesor Server Kelas Atas
Vendor | Prosesor | Maks Core | Maks Thread | Base Clock | Dukungan Memori |
---|---|---|---|---|---|
IBM | Power11 | 256 (sistem) | 2048 | 2.75 GHz | 64 TB DDR5 |
AMD | Turin Epyc 9004 | 128 | 256 | 2.7 GHz | Kapasitas lebih rendah |
AMD | Turin Zen 5c | 256 | 512 | 2.25 GHz | Standar DDR5 |
Intel | Granite Rapids | 655 (8-way) | ~1300 | ~2.0 GHz | Kapasitas 8 TB |
Outlook Masa Depan
Peluncuran Power11 menimbulkan pertanyaan tentang strategi prosesor jangka panjang IBM . Dengan perusahaan juga mengembangkan chip Telum untuk sistem mainframe, beberapa pihak mempertanyakan potensi tumpang tindih. Namun, prosesor-prosesor ini melayani segmen pasar yang berbeda - sistem Power menargetkan aplikasi enterprise sementara mainframe menangani transaksi bisnis paling kritis.
Saat organisasi terus memigrasikan beban kerja ke platform cloud, tantangan IBM terletak pada mendemonstrasikan bahwa hardware on-premises khusus masih memberikan nilai. Untuk aplikasi tertentu yang memerlukan keandalan ekstrem dan kapasitas memori masif, sistem Power mungkin tetap menjadi pilihan utama meski dengan biaya lebih tinggi dan kompleksitas dibanding alternatif komoditas.
Referensi: THE WORLD'S MOST POWERFUL SERVER EMBIGGENS A BIT WITH POWER11