Proses Olivine-ke-Baterai Aspiring Materials Hadapi Pertanyaan Ekonomi dan Skalabilitas Meski Menjanjikan Secara Lingkungan

Tim Komunitas BigGo
Proses Olivine-ke-Baterai Aspiring Materials Hadapi Pertanyaan Ekonomi dan Skalabilitas Meski Menjanjikan Secara Lingkungan

Perusahaan Selandia Baru Aspiring Materials telah membuka pabrik percontohan yang mengubah batuan olivine menjadi material baterai, namun komunitas teknologi mengajukan pertanyaan penting tentang kelayakan ekonomi dan dampak dunia nyata dari teknologi hijau yang menjanjikan ini.

Perusahaan yang berbasis di Christchurch ini telah mengembangkan proses yang mengubah olivine—yang biasanya dianggap sebagai limbah pertambangan—menjadi berbagai produk termasuk hidroksida NMC (nikel mangan kobalt) untuk baterai lithium-ion. Pabrik percontohan mereka, yang mulai beroperasi pada Februari 2025, menggunakan sistem loop tertutup yang tidak menghasilkan limbah dan beroperasi pada suhu rendah menggunakan energi terbarukan.

Rincian Output Proses Aspiring Materials:

  • 80% silika (pengganti semen Portland)
  • 10% produk magnesium (penyerapan karbon, pengolahan air limbah, paduan logam)
  • 10% produk logam campuran termasuk NMC hydroxide untuk baterai
Suasana industri yang menampilkan tangki-tangki silinder besar yang terlibat dalam pengolahan material, mirip dengan operasi di pabrik percontohan Aspiring Materials
Suasana industri yang menampilkan tangki-tangki silinder besar yang terlibat dalam pengolahan material, mirip dengan operasi di pabrik percontohan Aspiring Materials

Skeptisisme Komunitas Tentang Realitas Implementasi

Para pengamat teknologi mengungkapkan optimisme yang terukur bercampur dengan kekhawatiran yang sudah familiar tentang teknologi terobosan. Komunitas telah mencatat pola di mana inovasi yang menjanjikan sering kesulitan untuk melompat dari tahap percontohan ke produksi komersial penuh. Hal ini mencerminkan pengalaman industri yang lebih luas dengan teknologi pemrosesan material yang menunjukkan potensi besar di lingkungan terkontrol namun menghadapi tantangan tak terduga saat meningkatkan skala.

Proses saat ini membutuhkan beberapa hari untuk menyelesaikan setiap batch, menimbulkan pertanyaan tentang throughput dan kelayakan komersial. Meskipun perusahaan memproduksi tiga produk utama—silika untuk pengganti semen, senyawa magnesium, dan material baterai logam campuran—kapasitas produksi aktual dan daya saing ekonomi masih belum jelas.

Keterbatasan Proses Saat Ini:

  • Pemrosesan batch berurutan multi-hari
  • NMC hanya mewakili ~1% dari total output
  • Memerlukan pemisahan lebih lanjut untuk material berstandar baterai
  • Ekonomi dan skalabilitas belum terbukti

Tantangan Rantai Pasokan Mineral Kritis

Diskusi telah menyoroti bagaimana banyak material berharga sebenarnya merupakan produk sampingan dari pemrosesan bijih lain. Selenium dan kobalt berasal dari penambangan tembaga, sementara indium dan germanium diekstraksi selama pemrosesan seng. Sifat saling terkait dari ekstraksi mineral ini berarti bahwa permintaan untuk material langka terkadang dapat melebihi permintaan relatif untuk bijih utama, menyebabkan kenaikan harga yang dramatis.

Hal menarik dapat terjadi di mana permintaan untuk 'produk sampingan' melebihi permintaan relatif untuk bijih utama yang menyebabkan harga naik secara dramatis.

Pendekatan Aspiring berpotensi membantu mengatasi kerentanan rantai pasokan, terutama mengingat kekhawatiran saat ini tentang konsentrasi geografis pemrosesan mineral kritis di wilayah dengan risiko geopolitik.

Sumber Sampingan Mineral Kritis:

  • Selenium & Kobalt: Penambangan tembaga
  • Indium, Germanium & Gallium: Penambangan seng
  • Niobium, Neodymium, Praseodymium: Penambangan besi
  • Yttrium, Neodymium: Penambangan bauksit dan fosfat

Hambatan Teknis dan Ekonomi Masih Ada

Meskipun manfaat lingkungannya jelas, beberapa pertanyaan teknis masih bertahan. Produk logam campuran mengandung material NMC tetapi juga termasuk besi dan komponen lain yang memerlukan pemisahan lebih lanjut. Rasio yang tepat mungkin tidak sesuai dengan yang dibutuhkan produsen baterai, menunjukkan bahwa langkah pemrosesan tambahan mungkin diperlukan.

Ekonominya juga masih tidak pasti. Menggunakan limbah penambangan olivine dapat memberikan keuntungan biaya karena bahan baku pada dasarnya gratis, tetapi infrastruktur pemrosesan dan kebutuhan energi dapat mengimbangi penghematan ini. Komunitas sangat tertarik apakah ini merupakan alternatif yang benar-benar kompetitif untuk metode ekstraksi yang ada atau hanya pilihan yang lebih ramah lingkungan tetapi mahal.

Teknologi ini menunjukkan janji untuk mengakomodasi sumber energi terbarukan yang intermiten, yang dapat membantu mengurangi biaya operasi dan dampak lingkungan. Namun, pertanyaan tentang skalabilitas keseluruhan dan kesiapan pasar menunjukkan bahwa inovasi ini mungkin masih bertahun-tahun lagi dari dampak komersial yang berarti.

Referensi: Chemical Process Produces Critical Battery Metals With No Waste > Aspiring Materials is turning olivine into several useful materials