Panduan detail tentang migrasi pool storage ZFS dari konfigurasi RAIDZ1 ke RAIDZ2 telah menimbulkan diskusi intens di komunitas storage, dengan para pengguna memperdebatkan keamanan dan kepraktisan berbagai pendekatan migrasi.
Proses migrasi ini melibatkan upgrade dari setup RAIDZ1 single-parity (mirip dengan RAID5) ke konfigurasi RAIDZ2 dual-parity (mirip dengan RAID6), yang dapat bertahan hingga dua kegagalan drive secara bersamaan alih-alih hanya satu. Upgrade ini memberikan perlindungan data yang lebih baik namun datang dengan peningkatan kompleksitas dan potensi risiko selama transisi.
Tabel Perbandingan RAIDZ
Konfigurasi | Drive yang Dibutuhkan | Drive Paritas | Kegagalan Drive yang Dapat Ditangani | Efisiensi Penyimpanan |
---|---|---|---|---|
RAIDZ1 | Minimum 3 | 1 | 1 kegagalan drive | ~75% (3 drive) |
RAIDZ2 | Minimum 4 | 2 | 2 kegagalan drive | ~67% (4 drive) |
RAIDZ3 | Minimum 5 | 3 | 3 kegagalan drive | ~60% (5 drive) |
Metode Migrasi yang Kontroversial
Pendekatan asli yang dijelaskan melibatkan degradasi sementara pool RAIDZ1 dengan menghapus satu disk untuk membuat pool RAIDZ2 awal. Metode ini memungkinkan pengguna untuk memigrasikan data 24TB tanpa memerlukan storage tambahan yang ekstensif. Namun, teknik ini telah menarik kritik tajam dari anggota komunitas yang berargumen bahwa ini menciptakan jendela risiko yang tidak dapat diterima.
Tujuan utama memiliki raid adalah untuk tidak pernah turun ke nol redundansi. Drive lebih mungkin gagal selama proses resilvering karena head harus melintasi seluruh permukaan magnetik, membangun kembali array.
Proses ini menggunakan solusi kreatif termasuk disk palsu yang dibuat sebagai sparse file, yang bertindak sebagai placeholder sementara selama migrasi. Meskipun secara teknis cerdas, pendekatan ini meninggalkan pool asli dalam keadaan terdegradasi tanpa perlindungan redundansi selama jendela migrasi.
Catatan: Sparse file berisi sebagian besar data kosong dan hanya menggunakan ruang storage aktual ketika data ditulis ke dalamnya, membuatnya menjadi placeholder yang efisien untuk tujuan migrasi.
Pendekatan Alternatif yang Lebih Aman
Anggota komunitas telah mengusulkan beberapa metode alternatif yang mempertahankan redundansi sepanjang proses migrasi. Pendekatan yang paling banyak didukung melibatkan pembelian drive tambahan untuk menghindari degradasi pool asli sepenuhnya. Metode ini membutuhkan biaya sekitar 120 dolar Amerika untuk drive 8TB namun menghilangkan risiko kehilangan data total selama migrasi.
Strategi lain yang disarankan melibatkan pembuatan pool RAIDZ2 baru dengan disk palsu sementara, menyalin data sementara kedua pool tetap beroperasi, kemudian mengganti disk palsu dengan drive asli dari pool asli hanya setelah migrasi data berhasil. Pendekatan ini memberikan redundansi ganda selama sebagian besar proses migrasi.
Perbandingan Metode Migrasi
• Metode Migrasi Terdegradasi
- Biaya: Tidak memerlukan drive tambahan
- Risiko: Nol redundansi selama migrasi
- Waktu: ~6-8 jam jendela migrasi
- Keamanan data: Bergantung sepenuhnya pada backup
• Metode Drive Tambahan
- Biaya: ~$120 USD untuk drive 8TB
- Risiko: Mempertahankan redundansi penuh
- Waktu: Durasi migrasi serupa
- Keamanan data: Tidak ada kondisi terdegradasi
• Metode Pool Ganda
- Biaya: Drive tambahan untuk pool baru
- Risiko: Redundansi ganda selama sebagian besar proses
- Waktu: Lebih lama namun migrasi lebih aman
- Keamanan data: Tingkat perlindungan tertinggi
Pertimbangan Performa dan Praktis
Diskusi ini mengungkap wawasan penting tentang karakteristik performa RAIDZ. Ketika drive gagal dalam setup RAIDZ, sistem harus melakukan kalkulasi parity untuk merekonstruksi data yang hilang, berpotensi memerlukan pembacaan dari semua drive yang tersisa. Ini menciptakan bottleneck performa dan peningkatan stress pada drive yang bertahan selama operasi terdegradasi.
Implementasi ZFS modern menawarkan keuntungan dibandingkan controller RAID hardware tradisional. Sistem memprioritaskan operasi pengguna dibandingkan proses rebuild dan hanya perlu memulihkan blok data aktual daripada memindai seluruh permukaan drive. Rebuild tipikal dari pool RAIDZ2 yang terisi 75% dengan 10x14TB drive selesai dalam sekitar 18 jam, dengan rata-rata throughput 160MB/s.
Penilaian Risiko dan Praktik Terbaik
Perdebatan ini menyoroti ketegangan fundamental antara optimisasi biaya dan keamanan data. Sementara pendekatan migrasi terdegradasi menghemat uang untuk hardware tambahan, ini menciptakan jendela di mana satu kegagalan drive tambahan dapat mengakibatkan kehilangan data total. Profesional storage menekankan bahwa tingkat kegagalan drive meningkat selama operasi rebuild karena beban kerja yang intensif.
Untuk pengguna yang mempertimbangkan migrasi serupa, konsensus mendukung investasi dalam drive tambahan untuk mempertahankan redundansi sepanjang proses. Biaya yang relatif kecil dari drive tambahan memberikan ketenangan pikiran yang signifikan dibandingkan dengan konsekuensi potensial dari kehilangan data, terutama ketika mempertimbangkan bahwa drive yang lebih baru mungkin memiliki tingkat kegagalan yang lebih tinggi selama periode break-in awal mereka.
Diskusi ini menggarisbawahi bahwa meskipun solusi teknis kreatif ada untuk migrasi storage, pendekatan teraman sering melibatkan penerimaan biaya hardware tambahan yang moderat untuk mempertahankan tingkat redundansi yang tepat sepanjang seluruh proses.
Referensi: Migrating a ZFS pool from RAIDZ1 to RAIDZ2