Gagasan bahwa memori membutuhkan otak sedang ditantang oleh penemuan menarik tentang organisme bersel tunggal. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa sel dapat menyimpan, memproses, dan mengingat informasi dengan cara yang jauh melampaui apa yang sebelumnya dianggap mungkin oleh para ilmuwan. Penemuan ini mengubah pemahaman kita tentang apa artinya mengingat pada tingkat paling dasar kehidupan.
Jamur Lendir Menunjukkan Kemampuan Belajar yang Mengejutkan
Pemilik hewan peliharaan Physarium polycephalum , spesies jamur lendir yang populer, telah mengamati pola perilaku luar biasa yang menunjukkan pembentukan memori yang kompleks. Organisme bersel tunggal ini awalnya menerima berbagai makanan seperti roti dan makanan kaya karbohidrat lainnya, tetapi setelah pemberian makan berulang kali, mereka secara spontan menolak makanan yang sama yang pernah mereka konsumsi dengan antusias. Perilaku ini menunjukkan bahwa jamur lendir sedang membentuk memori yang melampaui jejak kimia sederhana.
Implikasinya sangat mencolok. Jika sel tunggal tanpa sistem saraf dapat mengingat pengalaman masa lalu dan mengubah perilakunya sesuai dengan itu, hal ini menantang asumsi dasar kita tentang kecerdasan dan memori. Ini bukan hanya tentang mengikuti gradien kimia atau merespons rangsangan langsung - tampaknya ini adalah pembelajaran dan pembentukan memori yang sesungguhnya.
Area Penelitian Utama dalam Memori Seluler:
- Mekanisme epigenetik (metilasi DNA, modifikasi histon)
- Studi perilaku organisme bersel tunggal
- Memori regeneratif pada cacing pipih ( Planaria )
- Pola pembelajaran jamur lendir
- Pemrosesan informasi seluler tanpa sistem saraf
![]() |
---|
Peneliti Nikolay Kukushkin mengeksplorasi perilaku pembentukan memori jamur lendir yang menarik |
Sel Menyimpan Informasi Melalui Berbagai Mekanisme
Penelitian modern telah mengidentifikasi beberapa cara sel dapat mengingat tanpa bergantung pada DNA atau jaringan saraf. Epigenetik memainkan peran penting, di mana metilasi DNA dan modifikasi histon bertahan melalui pembelahan sel tanpa mengubah kode genetik yang mendasarinya. Mekanisme ini memungkinkan sel mempertahankan informasi tentang keadaan sebelumnya dan paparan lingkungan lintas generasi.
Epigenetik: Studi tentang perubahan ekspresi gen yang tidak melibatkan perubahan pada urutan DNA itu sendiri
Modifikasi histon: Perubahan kimia pada protein yang membantu mengemas DNA , memengaruhi gen mana yang dinyalakan atau dimatikan
Peneliti Terkemuka:
- Michael Levin - Universitas Tufts, Direktur Allen Discovery Center
- Harold Saxton Burr - Embriolog tahun 1928, melakukan 500+ eksperimen tentang medan listrik pada organisme hidup
- Lynn Margulis - Ahli biologi evolusi, teori simbiosis
- Peter Sterling - Ahli neurosains Universitas Pennsylvania, teori Alostasis
![]() |
---|
Representasi artistik dari struktur kompleks sel, menyoroti mekanisme di balik memori seluler |
Melampaui Respons Seperti Mesin Sederhana
Meskipun beberapa orang memandang perilaku seluler sebagai respons mekanis murni terhadap rangsangan, bukti menunjukkan sesuatu yang lebih canggih sedang terjadi. Sel menunjukkan kemampuan pemecahan masalah dan strategi adaptif yang jauh melampaui aktivasi reseptor dasar. Penelitian menunjukkan bahwa memori seluler melibatkan pola kompleks eksitasi, kontraksi, dan sekresi yang dapat dimodifikasi berdasarkan pengalaman masa lalu.
Masa lalu menentukan masa depan dan ada banyak, banyak, banyak, banyak, BANYAK cara untuk mengkodekan masa lalu untuk pelestarian diri di masa depan.
Perspektif ini membuka pertanyaan baru tentang sifat kecerdasan itu sendiri. Jika memori dan pembelajaran dapat ada di tingkat seluler, hal ini menunjukkan bahwa blok bangunan kognisi jauh lebih fundamental bagi kehidupan daripada yang dipahami sebelumnya. Penemuan ini mengarah pada pandangan di mana memori tidak hanya disimpan di otak, tetapi terjalin ke dalam struktur dasar sistem kehidupan di setiap tingkat.
Referensi: What Can a Cell Remember?