Defisiensi Lithium Dikaitkan dengan Penyakit Alzheimer saat Komunitas Memperdebatkan Risiko Pengobatan Mandiri

Tim Komunitas BigGo
Defisiensi Lithium Dikaitkan dengan Penyakit Alzheimer saat Komunitas Memperdebatkan Risiko Pengobatan Mandiri

Sebuah studi terobosan dari Harvard Medical School yang dipublikasikan di Nature mengungkapkan bahwa lithium terjadi secara alami di otak dan menjadi berkurang pada pasien Alzheimer, memicu perdebatan sengit di komunitas tentang apakah orang-orang harus mulai mengonsumsi suplemen lithium segera atau menunggu uji coba pada manusia.

Penelitian yang memakan waktu 40 tahun ini menunjukkan bahwa defisiensi lithium tampaknya menjadi salah satu perubahan paling awal yang mengarah pada penyakit Alzheimer. Ketika peneliti memberi makan tikus sehat dengan diet yang dibatasi lithium, hewan-hewan tersebut mengalami perubahan otak yang mirip dengan yang terlihat pada pasien Alzheimer, termasuk plak amiloid dan masalah memori. Yang luar biasa, pemberian suplemen lithium pada tikus membalikkan perubahan ini, bahkan pada tikus yang lebih tua dengan penyakit stadium lanjut.

Temuan Studi Utama:

  • Deplesi lithium terjadi pada tahap awal perkembangan Alzheimer
  • Diet terbatas lithium pada tikus mempercepat penuaan dan penurunan kognitif
  • Suplementasi lithium membalikkan kerusakan terkait penyakit pada tikus
  • Efek diamati pada model Alzheimer dan tikus penuaan normal

Komunitas Terpecah antara Pengobatan Mandiri vs Kehati-hatian Klinis

Temuan ini telah menciptakan diskusi panas tentang apakah orang-orang harus mulai mengonsumsi suplemen lithium orotate yang dijual bebas sekarang atau menunggu studi pada manusia. Banyak anggota komunitas merasa frustrasi dengan apa yang mereka lihat sebagai kehati-hatian berlebihan dari peneliti, terutama mengingat bahwa Alzheimer pada akhirnya berakibat fatal.

Setelah melihat beberapa anggota keluarga menyerah pada demensia, itu bukan jalan yang ingin saya tempuh. Rusak ginjal saya dan beri saya kematian dini, tidak apa-apa, tapi jika saya mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan mental seperti itu, saya akan mengonsumsi lithium orotate.

Perdebatan berpusat pada risiko versus manfaat. Pendukung suplementasi segera menunjukkan bahwa lithium orotate tersedia tanpa resep dan bahwa studi menunjukkan efek mendalam pada dosis yang sangat rendah yang seharusnya lebih aman daripada dosis tinggi yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar. Kritikus khawatir tentang efek jangka panjang yang tidak diketahui dan menekankan bahwa studi pada tikus sering kali tidak dapat diterapkan pada manusia.

Perbandingan Dosis Lithium:

  • Pengobatan gangguan bipolar: ~600mg lithium carbonate harian
  • Suplemen bebas: ~5mg lithium orotate harian
  • Pasokan air alami: Jumlah jejak (mikrogram)

Keandalan Model Tikus Dipertanyakan

Beberapa anggota komunitas mengangkat kekhawatiran tentang keandalan model tikus untuk penelitian Alzheimer. Tidak seperti manusia, tikus liar tidak secara alami mengembangkan penyakit Alzheimer, bahkan di usia tua. Peneliti harus menggunakan tikus yang dimodifikasi secara genetik atau menyuntikkan bahan kimia untuk menciptakan gejala mirip Alzheimer, membuat beberapa orang mempertanyakan apakah hasilnya akan berlaku untuk manusia.

Namun, pembela penelitian mencatat bahwa studi menunjukkan manfaat tidak hanya pada model tikus Alzheimer, tetapi juga pada tikus penuaan normal, yang menunjukkan bahwa efeknya mungkin lebih luas berlaku.

Bukti Dunia Nyata dari Pasien Bipolar

Menariknya, sudah ada beberapa data manusia yang tersedia. Orang dengan gangguan bipolar yang mengonsumsi lithium ditemukan memiliki tingkat demensia yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi penstabil suasana hati lainnya. Bukti dunia nyata ini mendukung gagasan bahwa lithium mungkin melindungi terhadap penurunan kognitif pada manusia, meskipun dosis yang digunakan untuk pengobatan bipolar jauh lebih tinggi daripada yang sedang dibahas untuk pencegahan Alzheimer.

Hasil Studi Gangguan Bipolar dan Demensia:

  • Pasien bipolar memiliki risiko demensia dasar yang lebih tinggi dibandingkan populasi umum
  • Pengobatan lithium tampaknya mengurangi risiko demensia pada pasien bipolar
  • Pasien yang menggunakan penstabil suasana hati alternatif (seperti valproate) tidak menunjukkan perlindungan yang sama

Pasokan Air dan Eksperimen Alami

Diskusi juga menyentuh paparan lithium alami melalui air minum. Beberapa wilayah memiliki kadar lithium yang secara alami lebih tinggi dalam pasokan air mereka, dan studi telah mengaitkan ini dengan tingkat bunuh diri yang lebih rendah dan kemungkinan kesehatan kognitif yang lebih baik. Ini menciptakan eksperimen alami yang dapat dipelajari peneliti untuk lebih memahami efek lithium pada populasi manusia.

Penelitian ini menawarkan harapan untuk pendekatan baru dalam pencegahan dan pengobatan Alzheimer, tetapi komunitas tetap terpecah tentang apakah harus bertindak berdasarkan temuan awal atau menunggu studi manusia yang lebih definitif. Saat perdebatan berlanjut, banyak yang menimbang efek menghancurkan dari Alzheimer terhadap risiko yang tidak diketahui dari suplementasi lithium jangka panjang.

Referensi: Could Lithium Explain — and Treat — Alzheimer's Disease?