Komunitas Linux sedang terlibat dalam perdebatan sengit mengenai solusi yang diusulkan untuk salah satu masalah paling persisten di desktop Linux: inkonsistensi shortcut copy/paste antara aplikasi terminal dan program grafis. Sementara para developer merayakan kemajuan menuju keycode Copy dan Paste universal, pengguna mempertanyakan apakah pendekatan yang bergantung pada hardware ini benar-benar menyelesaikan masalah.
Masalah Mendasar Membagi Opini
Masalah ini berasal dari terminal Linux yang menggunakan Control+Shift+C/V untuk operasi copy/paste, sementara aplikasi grafis menggunakan shortcut standar Control+C/V. Inkonsistensi ini telah membuat frustrasi pengguna selama puluhan tahun, terutama mereka yang sering beralih antara terminal dan aplikasi GUI. Namun, komunitas tetap terpecah mengenai apakah ini benar-benar masalah signifikan yang layak diselesaikan.
Beberapa pengguna berpengalaman berargumen bahwa sistem saat ini berfungsi dengan baik dan menambahkan Shift di terminal hanyalah ketidaknyamanan kecil. Yang lain, terutama para pendidik dan pendatang baru di Linux, menggambarkannya sebagai hambatan besar yang membuat terminal terasa seperti kupu-kupu khusus yang memerlukan akomodasi kognitif. Perpecahan ini mencerminkan perbedaan filosofis yang lebih dalam tentang apakah Linux harus memprioritaskan konsistensi untuk pengguna baru atau mempertahankan pendekatan tradisionalnya.
Metode Copy/Paste Alternatif di Linux:
- Control+Insert/Shift+Insert: Pintasan tradisional yang berfungsi di sebagian besar aplikasi
- Middle-click paste: Pilih teks dengan mouse, tempel dengan middle-click (sistem seleksi X11)
- Control+Shift+C/V: Standar terminal saat ini
- Programmable keyboard layers: Pemetaan firmware khusus ke kode tombol Copy/Paste
Solusi Hardware Memicu Kontroversi
Solusi yang diusulkan melibatkan penggunaan keyboard yang dapat diprogram untuk memetakan keycode Copy dan Paste khusus ke kombinasi tombol kustom. Perusahaan seperti System76, Framework, dan Keychron kini menawarkan keyboard dengan firmware yang dapat disesuaikan yang dapat mengirim keycode khusus ini ketika pengguna menekan kombinasi seperti Function+C atau Function+V.
Meskipun secara teknis elegan, pendekatan ini telah menarik kritik karena mengharuskan pengguna membeli hardware baru. Banyak yang melihatnya sebagai solusi mahal yang tidak mengatasi inkonsistensi software yang mendasari. Solusi ini juga bergantung pada dukungan software, dengan toolkit GTK dan Qt baru menambahkan dukungan pada Januari 2025, dan adopsi penuh diharapkan pada akhir 2025.
Jadwal Waktu untuk Dukungan Universal Copy/Paste:
- Januari 2025: Toolkit GTK dan Qt menambahkan dukungan keycode Copy/Paste
- Mei 2025: Aplikasi terminal dengan dukungan saat ini termasuk Alacritty , Foot , dan Wezterm
- September 2025: Rilis Qt 6.10 dijadwalkan dengan dukungan penuh
- Akhir 2025: Diharapkan adopsi penuh di Gnome Terminal dan Konsole
Pendekatan Alternatif Mendapat Daya Tarik
Diskusi telah mengungkap beberapa solusi yang sudah ada yang lebih disukai banyak pengguna. Shortcut tradisional Control+Insert/Shift+Insert bekerja di sebagian besar aplikasi tetapi memerlukan jangkauan ke tombol yang sering kali diposisikan dengan buruk pada laptop modern. Beberapa pengguna telah memetakan ulang sistem mereka untuk menggunakan sinyal interrupt yang berbeda, memungkinkan Control+C/V standar bekerja di terminal.
Saya menggunakan stty untuk membuat interrupt ctrl-k, kemudian mengonfigurasi aplikasi terminal untuk membuat copy/paste ctrl-c/ctrl-v. Saya menggunakan copy/paste lebih sering daripada interrupt.
Pendekatan Apple menggunakan tombol Command untuk shortcut GUI sambil mempertahankan Control untuk fungsi terminal telah mendapat apresiasi di antara beberapa pengguna Linux, meskipun mengimplementasikan ini akan memerlukan perubahan signifikan pada layout keyboard yang ada dan kebiasaan pengguna.
Sistem Clipboard Ganda Menambah Kompleksitas
Selain inkonsistensi shortcut keyboard, pengguna menyoroti sistem clipboard ganda Linux sebagai tantangan usabilitas yang bahkan lebih besar. Sistem seleksi X11 memungkinkan penyalinan teks dengan menyorotnya dan menempel dengan klik tengah, sementara clipboard standar menggunakan shortcut Control+C/V. Sistem-sistem ini dapat menjadi tidak sinkron, menyebabkan perilaku yang tidak terduga.
Beberapa power user telah merangkul kompleksitas ini, menggunakan clipboard yang berbeda untuk workflow yang berbeda. Namun, pendatang baru sering merasa sistem ganda ini membingungkan, terutama ketika browser web dan aplikasi menanganinya secara tidak konsisten.
Status Dukungan Browser Saat Ini:
- Berfungsi: Firefox , Zen , Vivaldi (dukungan keycode Paste tersedia)
- Tidak Berfungsi: Chromium , Brave (belum ada dukungan keycode)
- Masalah Sebagian: Chrome berfungsi di mana-mana kecuali elemen UI browser
Komunitas Tetap Terpecah Soal Solusi
Perdebatan ini mencerminkan ketegangan yang lebih luas dalam komunitas Linux tentang menyeimbangkan tradisi dengan aksesibilitas. Developer yang mengerjakan solusi keycode berargumen bahwa mereka membangun sistem untuk diri mereka sendiri dan kebutuhan mereka, sementara kritikus menginginkan solusi yang lebih universal yang bekerja langsung untuk semua pengguna.
Institusi pendidikan melaporkan bahwa inkonsistensi copy/paste tetap menjadi hambatan signifikan bagi siswa yang belajar menggunakan terminal. Sementara itu, pengguna berpengalaman khawatir bahwa mengubah konvensi yang telah lama mapan dapat merusak workflow yang ada dan muscle memory.
Seiring berjalannya 2025, keberhasilan pendekatan keycode universal akan bergantung pada adopsi hardware dan implementasi software. Apakah solusi teknis ini dapat menjembatani perpecahan filosofis dalam komunitas Linux masih harus dilihat.
Referensi: Progress towards universal Copy/Paste shortcuts on Linux