Sebuah compiler JavaScript baru bernama Porffor telah memicu perdebatan sengit di komunitas developer setelah mendemonstrasikan peningkatan performa yang mengesankan di AWS Lambda. Tool eksperimental ini mengkompilasi JavaScript ahead-of-time ke WebAssembly dan binary native, mengklaim dapat menghilangkan delay cold start yang mengganggu aplikasi serverless.
Proyek ini menarik perhatian karena menghasilkan binary kecil di bawah 1MB yang dapat dimulai dalam hitungan milidetik, dibandingkan dengan runtime Node.js tradisional yang dapat membutuhkan ratusan milidetik untuk inisialisasi. Dalam benchmark Lambda, Porffor menunjukkan cold start 12x lebih cepat dari Node.js dan 4x lebih cepat dari runtime LLRT milik Amazon sendiri.
Perbandingan Performa (Waktu Cold Start)
- Porffor: ~25ms (P50), ~50ms (P99)
- LLRT: ~100ms (P50), ~200ms (P99)
- Node.js: ~150ms (P50), ~300ms (P99)
Perbandingan Ukuran Binary
- Porffor: 16KB
- Bun compiled: 97MB
- Deno compiled: 82MB
Benchmark Kecepatan Eksekusi
- Porffor: 631.4 µs ± 128.5 µs
- Bun: 15.9 ms ± 1.2 ms (25x lebih lambat)
- Deno: 37.4 ms ± 1.7 ms (59x lebih lambat)
![]() |
---|
Menjelajahi bagaimana Porffor meningkatkan performa dengan menghilangkan cold start JavaScript pada AWS Lambda |
Klaim Performa Menghadapi Skeptisisme
Meskipun angka mentahnya terlihat mengesankan, anggota komunitas mengangkat kekhawatiran tentang validitas perbandingan ini. Beberapa developer menunjukkan bahwa Porffor saat ini hanya mendukung 60% fitur JavaScript dan tidak memiliki kemampuan penting seperti operasi I/O dan kompatibilitas Node.js. Kritikus berargumen bahwa hal ini membuat perbandingan performa menjadi menyesatkan.
Kami lebih cepat! (tolong abaikan fakta bahwa kami hampir tidak lebih dari sebuah demo). Semua orang tahu tentang 80:20, perlambatan akan datang setelah Anda mulai melakukan semua yang dilakukan kompetitor Anda.
Perdebatan ini mencerminkan pola umum di dunia teknologi dimana proyek-proyek tahap awal menampilkan peningkatan performa yang dramatis sebelum mengimplementasikan set fitur lengkap. Beberapa anggota komunitas membandingkan ini dengan tool lain yang mengalami degradasi performa seiring kematangannya.
Keterbatasan Saat Ini
- Hanya mendukung 60% fitur JavaScript
- Tidak ada garbage collection
- Tidak mendukung operasi I/O
- Tidak kompatibel dengan API Node.js
- Masih dalam tahap pengembangan pre-alpha
- Dukungan ekosistem library yang terbatas
Arsitektur Teknis Memicu Diskusi
Pendekatan Porffor dalam mengkompilasi JavaScript ke WebAssembly sebagai representasi perantara telah menghasilkan diskusi teknis. Tool ini menghilangkan overhead runtime JavaScript tradisional dengan menciptakan binary native, namun ini datang dengan trade-off yang signifikan.
Aspek paling kontroversial adalah tidak adanya garbage collection. Sementara beberapa developer melihat ini dapat diterima untuk fungsi Lambda berumur pendek, yang lain berargumen bahwa ini secara fundamental mengubah semantik JavaScript. Komunitas terbagi mengenai apakah manajemen memori tingkat request melalui process forking atau arena allocation dapat bekerja dalam praktik.
Diskusi teknis juga berfokus pada apakah pendekatan kompilasi Porffor dapat diskalakan untuk menangani edge case kompleks JavaScript dan ekosistem Node.js yang luas yang diandalkan sebagian besar aplikasi produksi.
Kesiapan Produksi Dipertanyakan
Adopsi enterprise menghadapi hambatan signifikan di luar keterbatasan teknis. Beberapa anggota komunitas menyatakan kekhawatiran bahwa perusahaan besar akan ragu untuk mengadopsi tooling eksperimental seperti ini karena kekhawatiran keamanan dan stabilitas. Status pre-alpha proyek dan dukungan JavaScript yang terbatas membuatnya tidak cocok untuk sebagian besar aplikasi dunia nyata.
Namun, pendukung berargumen bahwa proyek ini memvalidasi konsep penting tentang kompilasi ahead-of-time untuk JavaScript. Mereka menyarankan bahwa meskipun Porffor sendiri tidak mencapai kesiapan produksi, ini mendemonstrasikan pendekatan berharga yang dapat mempengaruhi pengembangan runtime JavaScript masa depan.
Kesimpulan
Eksperimen Porffor menyoroti frustrasi berkelanjutan dengan performa cold start JavaScript sambil mengekspos kompleksitas menciptakan alternatif yang siap produksi. Meskipun angka performa mengesankan, komunitas tetap terbagi mengenai apakah trade-off dapat diterima dan apakah proyek dapat mengatasi keterbatasan saat ini.
Perdebatan ini mencerminkan pertanyaan yang lebih luas tentang masa depan JavaScript dan apakah kompilasi ahead-of-time dapat hidup berdampingan dengan sifat dinamis bahasa dan persyaratan ekosistem yang ekstensif.