Komunitas pengembangan aplikasi local-first sedang aktif mendiskusikan solusi database terbaik untuk membangun aplikasi reaktif yang mampu bekerja offline. Percakapan ini semakin intensif setelah laporan pengalaman detail seorang developer yang membandingkan berbagai pendekatan dalam membangun sync engine dengan SQLite dan PostgreSQL.
Electric dan PGlite Menunjukkan Potensi namun Menghadapi Masalah Skalabilitas
Beberapa developer telah bereksperimen dengan Electric SQL yang dipasangkan dengan PGlite, implementasi PostgreSQL berbasis WebAssembly yang berjalan di browser. Meskipun kombinasi ini menawarkan keuntungan menggunakan database engine yang sama baik secara lokal maupun di server, anggota komunitas melaporkan tantangan performa yang signifikan. Masalah paling mencolok adalah waktu startup yang melebihi satu menit ketika database semakin besar, terutama karena tidak adanya fitur compaction. Kebocoran memori dan masalah stabilitas dengan operasi concurrent juga muncul ketika database bertambah besar.
Menariknya, kontributor kunci dari proyek Electric mengakui keterbatasan ini dan mengungkapkan bahwa masalah-masalah inilah yang memotivasi pembuatan TanStack DB, sebuah datastore client-side berbasis JavaScript baru yang dirancang untuk menjadi sync native dan backend agnostic.
Masalah Performa Umum yang Dilaporkan:
- Waktu startup PGlite: Lebih dari 1 menit untuk database yang lebih besar
- Memory leak: Terjadi dengan meningkatnya permintaan LISTEN secara bersamaan
- Masalah stabilitas: Dalam mode single-user dengan ukuran database yang terus bertambah
- Tidak ada compaction: Menyebabkan database bloat dari waktu ke waktu
- Overhead WASM: Performa query lebih lambat dibandingkan implementasi native
SQLite Mendapat Daya Tarik untuk Aplikasi Single-User
Diskusi ini menyoroti popularitas SQLite yang terus meningkat untuk aplikasi local-first, khususnya skenario single-user seperti aplikasi pencatat. Developer menemukan bahwa sifat ringan dan stabilitas SQLite membuatnya sangat cocok untuk aplikasi berbasis browser menggunakan implementasi WebAssembly seperti wa-sqlite. Tantangan utama dengan SQLite adalah mengimplementasikan reaktivitas, karena tidak memiliki fungsionalitas LISTEN seperti PostgreSQL untuk notifikasi perubahan real-time.
Anggota komunitas telah berbagi solusi kreatif, termasuk menggunakan database trigger untuk mencatat perubahan dan Broadcast Channel API untuk memberitahu bagian-bagian berbeda dari aplikasi tentang pembaruan. Pendekatan ini terbukti efektif untuk menciptakan aplikasi yang sepenuhnya reaktif dan terasa responsif seperti solusi in-memory.
Solusi Polling Sederhana Terbukti Efektif untuk Banyak Kasus Penggunaan
Tren menarik dalam diskusi komunitas adalah pengakuan bahwa sync engine yang kompleks mungkin berlebihan untuk banyak aplikasi. Untuk aplikasi single-user dengan koneksi internet yang andal, developer menemukan kesuksesan dengan sistem polling berbasis timestamp sederhana yang mengambil perubahan setiap beberapa detik. Pendekatan ini menggunakan request JSON yang mudah dan dapat diimplementasikan dengan kode minimal sambil tetap memberikan pengalaman pengguna yang sangat baik.
Membangun sync engine bisa menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan, tetapi untuk software produksi lebih baik memilih sesuatu yang sudah menghadapi dan menyelesaikan semua kasus edge aneh yang Anda dapatkan ketika membangun sync engine dan persistent storage di browser.
Solusi Database Local-First Utama yang Disebutkan:
Solusi | Database Engine | Fitur Utama | Terbaik Untuk |
---|---|---|---|
Electric + PGlite | PostgreSQL (WASM) | Sinkronisasi granular, dukungan LISTEN | Aplikasi kolaboratif multi-pengguna |
TanStack DB | Berbasis JavaScript | Sinkronisasi native, backend agnostic | Datastore sisi klien secara umum |
Evolu | SQLite | Enkripsi E2E, mesin sinkronisasi | Aplikasi yang fokus pada privasi |
wa-sqlite | SQLite (WASM) | Ringan, stabil | Aplikasi pengguna tunggal |
Custom polling | Apa saja | Sinkronisasi berbasis timestamp sederhana | Kebutuhan sinkronisasi kompleksitas rendah |
Solusi Alternatif dan Tools Khusus
Komunitas juga menyoroti beberapa solusi siap pakai untuk berbagai kasus penggunaan. Evolu menawarkan sinkronisasi berbasis SQLite dengan enkripsi end-to-end, sementara tools seperti Reflect telah berhasil mengimplementasikan pendekatan serupa dalam produksi. Beberapa developer yang bekerja pada aplikasi khusus, seperti sistem smart home menggunakan CRDT melalui CAN bus dan Bluetooth, membangun solusi custom dari nol karena kendala platform yang unik.
Diskusi ini mengungkapkan ekosistem yang semakin matang di mana developer dapat memilih dari tools yang semakin canggih atau membangun solusi custom yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka. Wawasan kunci yang muncul dari komunitas adalah bahwa pilihan sync engine harus didorong oleh kendala aplikasi daripada preferensi teknis, dengan faktor-faktor seperti jumlah pengguna concurrent, frekuensi penulisan, dan pola penggunaan offline yang menentukan pendekatan optimal.
Referensi: Lessons learned from building a sync-engine and reactivity system with SQLite