Analisis ilmiah terbaru terhadap harta karun Bedale telah memicu kembali diskusi tentang bagaimana Viking memperoleh kekayaan mereka, khususnya mengenai perak dari dunia Islam. Meskipun para peneliti mengklaim temuan ini menunjukkan jaringan perdagangan yang luas, komunitas arkeologi masih terpecah mengenai apakah harta karun ini berasal dari perdagangan damai atau penaklukan militer.
Komposisi Harta Karun Bedale:
- 29 batangan perak (9 cocok dengan perak Kekhalifahan Islam)
- Beberapa kalung dan gelang lengan
- 1 pommel pedang
- Potongan hacksilver
- Penanggalan: Akhir abad ke-9 hingga awal abad ke-10 Masehi
Klaim Ilmiah vs Realitas Sejarah
Studi University of Oxford menggunakan analisis isotop timbal canggih untuk melacak asal-usul perak dalam harta karun abad ke-9 hingga ke-10. Para peneliti menyimpulkan bahwa hampir sepertiga dari batangan perak berasal dari wilayah Islam di Iran dan Irak modern, yang menunjukkan hubungan perdagangan damai. Namun, interpretasi ini menuai skeptisisme dari pengamat yang menunjukkan bahwa Viking aktif menyerang wilayah Muslim selama periode ini, termasuk serangan terdokumentasi di Seville dan Maroko.
Perdebatan berpusat pada pertanyaan fundamental: bagaimana arkeolog dapat secara definitif membedakan antara perak yang diperoleh melalui perdagangan versus kampanye militer? Kritikus mencatat bahwa studi ini mengasumsikan perak Eropa barat berasal dari perampasan sementara perak timur mewakili perdagangan, tanpa bukti jelas yang mendukung perbedaan ini.
Analisis Asal Perak:
- Sumber Eropa Barat: mata uang Anglo-Saxon dan Carolingian
- Sumber Islam: Dirham dari wilayah Iran dan Iraq modern
- Pengolahan lokal: Beberapa perak dimurnikan dengan timbal North Pennines
- Hampir 33% batangan perak dilacak berasal dari Kekhalifahan Islam
Koneksi Varangian Guard
Diskusi komunitas telah menyoroti sumber perak Islam yang sering diabaikan: Varangian Guard Bizantium. Tentara bayaran Viking elit ini melayani Kekaisaran Bizantium dan sering bertempur melawan kekuatan Muslim. Banyak orang Skandinavia yang kemudian menetap di Inggris, termasuk daerah seperti Yorkshire, sebelumnya telah bertugas di unit-unit ini.
Jumlah Viking dari Skandinavia yang pergi ke Rus, bertugas di timur dekat, kemudian kembali ke Skandinavia lalu menyerang Inggris (membawa jarahan mereka sepanjang perjalanan) tidak mungkin banyak.
Dinas militer ini dapat menjelaskan bagaimana perak Islam mencapai pemukiman Viking tanpa memerlukan jaringan perdagangan yang luas. Pembayaran untuk dinas militer, rampasan perang, atau hadiah dari majikan Bizantium semuanya mewakili alternatif yang masuk akal untuk hipotesis perdagangan.
![]() |
---|
Koleksi perhiasan ini menyoroti keahlian kerajinan yang rumit yang bisa menjadi bagian dari rampasan perang atau pertukaran perdagangan yang melibatkan tentara bayaran Viking di Kekaisaran Byzantine |
Konteks yang Lebih Luas dari Koneksi Viking-Islam
Penemuan ini tidak sepenuhnya mengejutkan bagi mereka yang familiar dengan sejarah Viking. Temuan serupa di seluruh Skandinavia telah lama menunjukkan koneksi antara dunia Norse dan Islam. Spillings Hoard yang terkenal di Swedia berisi hampir 500.000 dirham Islam, sementara grafiti runik di Hagia Sophia Istanbul memberikan bukti fisik kehadiran Viking di wilayah Bizantium.
Koneksi ini meluas melampaui hubungan perampasan atau perdagangan sederhana. Raja Offa dari Mercia bahkan memodelkan koinnya berdasarkan dinar Islam, menunjukkan pengaruh budaya sistem moneter Islam pada penguasa Eropa. Contoh-contoh seperti ini menunjukkan jaringan interaksi yang kompleks yang mencakup diplomasi, dinas tentara bayaran, dan pertukaran budaya di samping perampasan dan perdagangan.
Konteks Sejarah:
- Mendahului baik Cuerdale Hoard maupun Vale of York Hoard
- Spillings Hoard ( Sweden ): ~500.000 dirham Islam
- Serangan Viking yang terdokumentasi: Seville , Morocco
- Layanan Varangian Guard di Kekaisaran Bizantium
Pertanyaan Metodologis
Pendekatan ilmiah, meskipun mengesankan, menghadapi keterbatasan inheren dalam menginterpretasikan perilaku manusia dari bukti material. Analisis isotop timbal dapat mengungkapkan di mana perak ditambang, tetapi tidak dapat menentukan bagaimana perak itu berpindah tangan selama berpotensi puluhan tahun sirkulasi. Perak bisa saja melewati berbagai transaksi, perampasan, dan pertukaran perdagangan sebelum mencapai tempat peristirahatan terakhirnya di Yorkshire.
Kecenderungan untuk memilih interpretasi perdagangan daripada penjelasan militer mungkin mencerminkan preferensi akademis kontemporer daripada realitas sejarah. Viking adalah oportunis pragmatis yang menggabungkan perampasan, perdagangan, dan kerja tentara bayaran sesuai keadaan. Kehadiran perak Islam di Inggris kemungkinan dihasilkan dari semua aktivitas ini daripada mewakili model ekonomi tunggal.
Harta karun Bedale pada akhirnya menunjukkan koneksi internasional yang canggih dari Inggris zaman Viking, terlepas dari bagaimana koneksi tersebut terbentuk. Baik melalui pedang atau timbangan, perak tersebut mewakili contoh luar biasa dari globalisasi abad pertengahan awal yang menghubungkan petani Yorkshire dengan ekonomi Eurasia yang lebih luas lebih dari seribu tahun yang lalu.
Referensi: Viking-Age hoard reveals trade between England and the Islamic World