Studi Baru Mengungkap Mengapa Kita Mengabaikan Nasihat Baik Meski Bisa Membantu Kita

Tim Komunitas BigGo
Studi Baru Mengungkap Mengapa Kita Mengabaikan Nasihat Baik Meski Bisa Membantu Kita

Sebuah studi terobosan yang melibatkan lebih dari 3.500 orang di 12 negara telah mengungkap sifat manusia universal yang menjelaskan mengapa kita sering mengabaikan bimbingan bermanfaat dari teman, keluarga, dan para ahli. Penelitian yang dipimpin oleh psikolog University of Waterloo , Igor Grossmann , menunjukkan bahwa ketika menghadapi keputusan sulit, orang di seluruh dunia lebih memilih mengandalkan penilaian mereka sendiri daripada mencari nasihat dari luar.

Temuan ini menantang asumsi umum tentang bagaimana kita membuat pilihan hidup penting. Bahkan dalam budaya yang menghargai keharmonisan kelompok dan pengambilan keputusan kolektif, kemandirian muncul sebagai strategi dominan untuk menangani situasi sulit.

Ruang Lingkup dan Metodologi Studi

  • Partisipan: 3.500+ orang dewasa di 12 negara
  • Rentang Usia: 20-40 tahun
  • Distribusi Gender: Representasi pria dan wanita yang setara
  • Tingkat Pendidikan: Sekolah dasar hingga gelar pascasarjana
  • Strategi Keputusan yang Diuji: Pertimbangan pribadi, intuisi, nasihat dari teman/keluarga, konsultasi komunitas

Pola Global Kemandirian

Studi ini menyajikan kepada peserta dilema realistis yang disesuaikan dengan konteks budaya mereka. Komunitas pertanian ditanya tentang menginvestasikan uang tak terduga pada kebun buah atau ternak, sementara kelompok perkotaan menghadapi keputusan tentang pilihan universitas atau tujuan perjalanan. Para peneliti juga menguji skenario yang melibatkan pengorbanan pribadi, seperti membantu tetangga selama musim panen yang sibuk.

Peserta dapat memilih dari empat strategi pengambilan keputusan: pertimbangan pribadi, mengikuti intuisi, mencari nasihat dari teman dan keluarga, atau berkonsultasi dengan komunitas yang lebih luas. Hasilnya mengejutkan - hanya sekitar satu dari sepuluh orang yang mengatakan mereka akan terutama berkonsultasi dengan orang lain ketika membuat pilihan sulit.

Preferensi untuk mengandalkan diri sendiri ini tetap konsisten di berbagai usia, latar belakang pendidikan, dan konteks sosial. Budaya memang mempengaruhi kekuatan kecenderungan ini, dengan masyarakat yang lebih independen menunjukkan preferensi kemandirian yang lebih kuat, tetapi pola dasarnya berlaku di mana-mana.

Temuan Penelitian Utama

  • Hanya 1 dari 10 partisipan yang lebih memilih berkonsultasi dengan orang lain sebagai strategi pengambilan keputusan utama
  • Strategi mandiri (pertimbangan + intuisi) secara konsisten mendapat peringkat tertinggi di semua budaya
  • Orang mengharapkan orang lain mencari saran sesering mereka bermusyawarah sendiri (paradoks saran)
  • Latar belakang budaya memengaruhi kekuatan preferensi kemandirian tetapi tidak mengubah pola dasarnya
  • Dilema sosial menunjukkan preferensi yang lebih kuat untuk kemandirian dibandingkan skenario pilihan-antara-opsi

Paradoks Nasihat

Salah satu penemuan paling menarik adalah apa yang para peneliti sebut sebagai paradoks nasihat. Meskipun orang sangat lebih memilih membuat keputusan sendiri, mereka mengharapkan orang lain dalam masyarakat mereka untuk mencari bimbingan sama seringnya dengan mereka akan mempertimbangkan sendiri. Ini menunjukkan bahwa kita memandang pemikiran kita sendiri sebagai unik dapat diandalkan sambil mengasumsikan orang lain mungkin membutuhkan lebih banyak bantuan.

Ketika membandingkan kesimpulan yang Anda capai sendiri dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh para ahli, Anda tahu seperti apa proses internal Anda dalam mencapai keputusan itu dan tidak pernah bisa mengetahui proses mereka.

Diskusi komunitas seputar temuan ini mengungkapkan reaksi yang beragam. Beberapa orang mengingat momen kritis ketika mengikuti nasihat terbukti bermanfaat, mencatat bahwa perspektif luar dapat memberikan kejelasan yang sulit dicapai ketika Anda terlalu dekat dengan situasi. Yang lain berpendapat bahwa nasihat sering terasa dangkal dan gagal memperhitungkan nuansa dan keadaan pribadi.

Menjelajahi kompleksitas pengambilan keputusan: Mencari nasihat versus mempercayai penilaian kita sendiri
Menjelajahi kompleksitas pengambilan keputusan: Mencari nasihat versus mempercayai penilaian kita sendiri

Mengapa Ini Penting untuk Pengambilan Keputusan

Penelitian ini menyoroti masalah waktu yang mengkhawatirkan: kita paling tidak mungkin menerima nasihat justru ketika kita mungkin paling membutuhkannya. Selama momen stres yang melibatkan uang, karier, atau krisis kesehatan, kecenderungan default kita terhadap kemandirian dapat bekerja melawan kita. Jarak psikologis yang datang dari mempertimbangkan sudut pandang lain dapat membantu kita melihat gambaran yang lebih besar, terutama ketika emosi sedang tinggi.

Implikasi studi ini meluas melampaui pilihan individu. Memahami kecenderungan universal ini membantu menjelaskan mengapa kampanye kesehatan masyarakat, nasihat perencanaan keuangan, dan rekomendasi ahli sering kesulitan mendapat daya tarik, bahkan ketika didukung oleh bukti yang solid.

Namun, penelitian ini tidak menyarankan bahwa memberikan nasihat itu sia-sia. Sebaliknya, ini menunjukkan perlunya metode pembingkaian dan penyampaian yang lebih baik. Daripada rekomendasi langsung, menyajikan perspektif alternatif sebagai pertimbangan tambahan mungkin terbukti lebih efektif.

Temuan ini juga mengungkapkan bahwa nasihat mungkin bekerja dengan cara halus yang tidak langsung terlihat. Bahkan ketika orang tidak secara sadar mengikuti bimbingan, mereka mungkin menginternalisasi konsep yang mempengaruhi keputusan masa depan. Paparan terhadap ide-ide baru dapat berfungsi sebagai katalis untuk pengalaman yang akhirnya mengarah pada hasil yang diinginkan, bahkan jika nasihat asli tidak langsung diimplementasikan.

Memikirkan Ulang Cara Kita Berbagi Kebijaksanaan

Penelitian ini menunjukkan bahwa memberikan nasihat yang efektif mungkin memerlukan perubahan fundamental dalam pendekatan. Alih-alih menawarkan kesimpulan, berbagi pengalaman dan menyoroti kemungkinan bisa terbukti lebih berharga. Ini memungkinkan orang untuk mempertahankan preferensi mereka untuk pengambilan keputusan yang diarahkan sendiri sambil tetap mendapat manfaat dari wawasan orang lain.

Studi ini juga menimbulkan pertanyaan tentang kerentanan dan ekspektasi sosial. Tekanan untuk tampil mandiri, kekhawatiran tentang membebani orang lain, dan keinginan untuk menjaga muka mungkin semuanya berkontribusi pada penghindaran nasihat di luar preferensi sederhana untuk penilaian pribadi.

Memahami pola-pola ini tidak mengurangi nilai mencari bimbingan ketika menghadapi keputusan penting. Sebaliknya, ini membantu menjelaskan mengapa nasihat baik sering diabaikan dan menyarankan cara untuk membuat berbagi kebijaksanaan lebih efektif di dunia di mana setiap orang lebih suka menjadi penasihat mereka sendiri.

Referensi: Can I Give You Some Advice?