Framework AI Cactus Hadapi Kritik Komunitas Karena Perubahan Lisensi dari Apache 2.0 ke Non-Komersial

Tim Komunitas BigGo
Framework AI Cactus Hadapi Kritik Komunitas Karena Perubahan Lisensi dari Apache 2.0 ke Non-Komersial

Cactus , sebuah framework inferensi AI hemat energi yang dirancang untuk perangkat mobile, telah memicu perdebatan sengit di komunitas developer setelah beralih dari lisensi Apache 2.0 yang permisif ke lisensi non-komersial yang restriktif hanya dua minggu lalu. Framework yang menjanjikan untuk menjalankan model AI secara efisien di ponsel budget dan menengah ini kini memerlukan lisensi berbayar untuk penggunaan komersial.

Waktu dan sifat perubahan lisensi ini telah menarik kritik tajam dari developer yang melihatnya sebagai taktik bait and switch klasik. Banyak di komunitas melihat ini sebagai bagian dari pola yang mengkhawatirkan dimana startup meluncurkan dengan lisensi open-source untuk mendapat traksi, kemudian beralih ke lisensi restriktif setelah mereka membangun basis pengguna.

Timeline Perubahan Lisensi:

  • Sebelumnya: Apache 2.0 (sepenuhnya open source)
  • Saat Ini: Lisensi non-komersial (berubah ~2 minggu yang lalu)
  • Penggunaan Komersial: Memerlukan lisensi berbayar dengan harga khusus
  • Penggunaan Gratis: Hanya untuk proyek pribadi dan hobbyist
Logo Cactus, framework inferensi AI yang menjadi pusat kontroversi lisensi
Logo Cactus, framework inferensi AI yang menjadi pusat kontroversi lisensi

Kekhawatiran Kepercayaan Komunitas

Perubahan lisensi telah mengubah secara fundamental cara developer memandang kredibilitas proyek. Pengguna yang telah mengintegrasikan Cactus ke dalam aplikasi mereka kini menghadapi ketidakpastian tentang pembaruan masa depan dan implikasi hukum potensial. Seorang developer mengungkapkan frustrasi khusus setelah membangun aplikasi berbayar menggunakan Cactus dengan asumsi bahwa itu akan tetap benar-benar open source.

Kontroversi ini menyoroti isu yang lebih luas dalam ekosistem startup dimana klaim open source semakin dipandang dengan skeptisisme. Anggota komunitas mencatat bahwa banyak proyek mengikuti pola yang sama: mulai open source, dapatkan pengguna, kemudian batasi lisensi setelah mengamankan pendanaan atau posisi pasar.

Ketegangan Performa Teknis vs Model Bisnis

Meskipun ada kontroversi lisensi, Cactus memang memberikan kemampuan teknis yang mengesankan. Framework ini dapat menjalankan model Qwen3 berukuran 600MB dengan kecepatan 16-20 token per detik pada perangkat lama seperti Pixel 6a dan iPhone 11 Pro , dengan performa mencapai 50-70 token per detik pada ponsel flagship yang lebih baru. Perusahaan juga melaporkan peningkatan performa 3x lipat dalam pembaruan terbaru.

Namun, komunitas mempertanyakan apakah optimisasi ini benar-benar inovatif atau hanya teknik optimisasi mobile standar yang dapat diimplementasikan oleh developer berpengalaman mana pun. Skeptisisme ini meluas ke kekhawatiran tentang strategi jangka panjang perusahaan dan apakah perubahan lisensi dimaksudkan untuk menciptakan hambatan hukum bagi kompetitor.

Tolok Ukur Performa:

  • Model Qwen3-600M-INT8 (ukuran file 370-420MB)
  • Perangkat lama ( Pixel 6a , Galaxy S21 , iPhone 11 Pro ): 16-20 token/detik
  • Perangkat baru ( Pixel 9 , Galaxy S25 , iPhone 16 ): 50-70 token/detik
  • M3 MacBook CPU saja: 60-70 token/detik
  • iPhone 16 Pro NPU (awal): 21 token/detik untuk Qwen3-4B-INT4

Pertanyaan Harga dan Viabilitas Komersial

Harga komersial framework masih belum jelas, dengan perusahaan menyatakan menggunakan harga kustom sementara mereka mengkalibrasi model bisnis mereka. Kurangnya transparansi ini telah menambah kekhawatiran komunitas, terutama bagi developer yang membutuhkan biaya yang dapat diprediksi untuk proyek mereka. Perusahaan menggambarkan biaya mereka sebagai kecil namun tidak memberikan informasi harga konkret secara publik.

Untuk pengguna komersial, Cactus memposisikan diri sebagai alternatif hemat biaya untuk API cloud, mengklaim penghematan menjadi jelas setelah memproses sekitar dua menit inferensi harian. Namun, tanpa harga yang jelas, developer tidak dapat mengevaluasi dengan tepat total biaya kepemilikan dibandingkan dengan alternatif yang sudah mapan seperti Ollama atau llama.cpp.

Dampak Developer dan Alternatif

Perubahan lisensi memiliki implikasi praktis bagi pengguna yang sudah ada dan calon adopter. Developer yang bekerja pada proyek open-source di bawah lisensi seperti AGPL3 kini menghadapi komplikasi saat mempertimbangkan integrasi mendalam dengan Cactus . Pembatasan ini menciptakan kompleksitas hukum yang banyak orang lebih suka hindari sepenuhnya.

Open source untuk PR, kemudian beralih ke lisensi non-open adalah langkah pengecut dan omong kosong.

Komunitas telah mulai merekomendasikan alternatif seperti react-native-ai untuk developer yang mencari solusi benar-benar open-source untuk inferensi AI mobile. Alternatif ini mungkin kurang dalam beberapa optimisasi Cactus namun menawarkan kepastian lisensi yang dihargai developer untuk proyek jangka panjang.

Meskipun pimpinan Cactus telah merespons umpan balik dengan mengklarifikasi bahwa lisensi memungkinkan penggunaan gratis untuk proyek personal dan developer kecil, kerusakan pada kepercayaan komunitas tampak signifikan. Insiden ini berfungsi sebagai pengingat bagi developer untuk mengevaluasi dengan hati-hati komitmen lisensi jangka panjang dari proyek yang mereka integrasikan ke dalam aplikasi mereka.

Referensi: cactus-compute/cactus