Visi Björk tentang Harmoni Alam-Teknologi Memicu Diskusi tentang AI dan Masa Depan Digital

Tim Komunitas BigGo
Visi Björk tentang Harmoni Alam-Teknologi Memicu Diskusi tentang AI dan Masa Depan Digital

Artis asal Islandia Björk telah lama dikenal karena memadukan elemen alam dan teknologi dalam musiknya, namun pemikiran terbarunya tentang virtual reality dan masa depan interaksi manusia-mesin telah memicu diskusi menarik tentang kecerdasan buatan, kesadaran digital, dan hubungan kita dengan teknologi.

Berbicara dari rumahnya di Islandia, di mana dia bisa benar-benar berjalan di pantai di luar rumahnya, Björk menjelaskan bagaimana latar belakang geografis yang unik membentuk pandangan optimisnya terhadap teknologi. Baginya, alam dan teknologi mewakili harapan untuk masa depan, dan dia percaya keduanya harus dihormati dan disatukan agar umat manusia dapat bergerak maju.

Artis dan Karya yang Direkomendasikan Björk:

  • Mirrors oleh Maia (instalasi musik elektronik)
  • NAD (RnB London Timur)
  • Jürg Frey (musik string bio-mo)
  • serpentwithfeet (penyanyi-penulis lagu Harlem)
  • Elysia Crampton
  • Robin Hunicke/Jenova Chen (pencipta video game "Journey")

Virtual Reality sebagai Extended Reality

Eksplorasi Björk terhadap teknologi VR melampaui sekadar hiburan sederhana. Dia sangat antusias dengan pengalaman audio spasial di mana pendengar dapat berjalan berkeliling dan mendengar bagian-bagian berbeda dari lagu di berbagai zona, menciptakan soundscape 360 derajat yang imersif. Album VR-nya Vulnicura VR baru-baru ini telah di-remaster dan dirilis untuk platform Quest 3 dan Vision Pro, memungkinkan audiens mengalami musiknya dengan cara yang benar-benar baru.

Artis ini melihat VR bukan sebagai pelarian dari dunia alami, tetapi sebagai sesuatu yang dapat menyatu dan meningkatkan realitas kita. Perspektif ini menantang narasi umum bahwa teknologi digital secara otomatis memisahkan kita dari alam.

Ketersediaan Platform VR:

  • Vulnicura VR Remastered : Tersedia di Meta Quest 3 dan Apple Vision Pro
  • Video VR Stonemilker asli: Sebelumnya tersedia di Google Daydream VR (dihentikan pada tahun 2019)

Koneksi Tak Terduga dengan Pengembangan AI

Diskusi komunitas telah menarik paralel menarik antara visi artistik Björk dan perkembangan AI saat ini. Lagunya tahun 1997 Bachelorette berisi lirik yang tampaknya mengantisipasi model bahasa besar dan sifat rekursifnya: Suatu hari saya menemukan sebuah buku besar yang terkubur jauh di dalam tanah. Saya membukanya, tetapi semua halamannya kosong. Kemudian, yang mengejutkan saya, buku itu mulai menulis sendiri: 'Suatu hari, saya menemukan sebuah buku besar yang terkubur jauh di dalam tanah...'

Loop yang merujuk pada diri sendiri ini mencerminkan bagaimana sistem AI modern dapat menghasilkan konten yang mereferensikan output mereka sendiri, menciptakan siklus rekursif yang berpotensi tak terbatas.

Perjalanan artistik Björk dan hubungannya dengan teknologi dieksplorasi saat lagunya tahun 1997 "Bachelorette" meramalkan konsep AI modern
Perjalanan artistik Björk dan hubungannya dengan teknologi dieksplorasi saat lagunya tahun 1997 "Bachelorette" meramalkan konsep AI modern

Akar Filosofis dalam Puisi Sibernetik

Diskusi ini juga menyoroti koneksi dengan puisi Richard Brautigan tahun 1967 All Watched Over By Machines Of Loving Grace, yang membayangkan padang rumput sibernetik di mana mamalia dan komputer hidup bersama dalam harmoni yang saling memprogram. Visi puitis tentang teknologi dan alam yang hidup berdampingan secara damai ini sangat beresonansi dengan filosofi artistik Björk saat ini.

Alam adalah teknologi. Ini terlalu canggih bagi kita untuk dipahami. Dan mungkin karena sindrom not-invented-here, kita cenderung mencoba menciptakannya kembali secara kasar.

Teknologi sebagai Evolusi Alami

Percakapan yang lebih luas menyentuh pertanyaan fundamental: jika manusia adalah bagian dari alam, apakah teknologi yang kita ciptakan juga alami? Perspektif ini menunjukkan bahwa kreasi digital kita, termasuk sistem AI, mungkin dapat dipandang sebagai perpanjangan dari proses alami daripada imposisi buatan terhadap dunia.

Pendekatan Björk terhadap teknologi tetap hands-on dan eksperimental. Dia dikenal karena membongkar elektronik untuk memahami cara kerjanya, terkenal menjelaskan bagaimana layar televisi berfungsi dengan menggambarkan jutaan layar kecil yang mengirimkan cahaya kepada Anda. Pendekatan yang didorong rasa ingin tahu terhadap teknologi ini mencerminkan keinginan untuk memahami daripada sekadar mengonsumsi inovasi digital.

Saat kita memasuki era AI yang semakin canggih dan teknologi imersif, visi Björk tentang harmoni antara sistem alami dan buatan menawarkan alternatif yang menyegarkan terhadap narasi distopia tentang masa depan teknologi kita.

Referensi: Björk on nature and technology