Diskusi terbaru dalam komunitas TypeScript telah memicu perdebatan tentang pendekatan terbaik untuk mengelola fungsi dengan multiple parameter opsional. Percakapan ini berpusat pada implementasi keyword argument bergaya Python dalam TypeScript, namun para developer terbagi pendapat apakah solusi yang diusulkan sebanding dengan kompleksitas tambahan yang ditimbulkan.
Masalah Inti: Parameter Overload
Masalah dimulai ketika fungsi TypeScript berkembang melampaui signature sederhana. Meskipun fungsi dengan satu atau dua parameter tetap dapat dikelola, menambahkan lebih banyak argumen opsional menciptakan masalah keterbacaan. Developer sering kali mendapati diri mereka harus melewatkan nilai undefined untuk melewati parameter sebelumnya, membuat pemanggilan fungsi sulit dipahami dan di-debug.
Artikel asli menyarankan penggunaan object destructuring dengan nilai default untuk meniru keyword argument Python. Pendekatan ini melibatkan pembuatan options object sebagai parameter kedua, memungkinkan developer untuk menentukan hanya argumen yang mereka butuhkan berdasarkan nama.
Pola Parameter TypeScript yang Umum:
• Fungsi sederhana: fn(arg1, arg2)
- untuk 1-2 parameter
• Objek opsi: fn({ arg1, arg2, arg3, ... })
- untuk beberapa parameter
• Pendekatan hibrida: fn(mainArg, { ...optionObject })
- parameter utama ditambah opsi
• Gaya kwargs: fn(name, { prefix = "Hello", ending = "." }: { prefix?: string; ending?: string } = {})
- destructuring dengan anotasi tipe
Penolakan Komunitas terhadap Kompleksitas Sintaks
Namun, banyak developer dalam komunitas menganggap solusi ini terlalu rumit. Kritik utama berfokus pada sintaks yang verbose yang diperlukan di sisi definisi fungsi. Untuk mencapai type safety yang tepat, developer harus mendefinisikan struktur parameter dua kali - sekali untuk destructuring dengan default dan sekali lagi untuk anotasi tipe TypeScript.
Saya tidak suka betapa sibuknya itu. Yang saya lakukan adalah jika saya membutuhkan lebih dari beberapa args, saya hanya menerima sebuah object.
Sentimen ini mencerminkan preferensi yang lebih luas untuk alternatif yang lebih sederhana. Banyak developer menyarankan bahwa begitu sebuah fungsi membutuhkan lebih dari dua atau tiga parameter, pendekatan yang lebih baik adalah menerima satu options object dan menangani nilai default di dalam body fungsi.
Pendekatan Alternatif Mendapat Dukungan
Diskusi komunitas mengungkapkan beberapa pola yang disukai. Alternatif paling populer melibatkan penerimaan hanya options object untuk fungsi dengan multiple parameter, kemudian menyelesaikan nilai default di awal fungsi. Pendekatan ini memisahkan definisi tipe dari logika nilai default, membuat kode lebih mudah dipelihara.
Beberapa developer mengadvokasi pendekatan yang bahkan lebih ketat, mempertanyakan apakah nilai default harus digunakan sama sekali dalam banyak kasus. Mereka berargumen bahwa memaksa developer untuk secara eksplisit menentukan semua parameter menghasilkan kode yang lebih andal dan lebih sedikit bug dalam produksi.
Perdebatan Filosofi Desain yang Lebih Luas
Diskusi meluas melampaui preferensi sintaks ke pertanyaan fundamental tentang desain API. Beberapa anggota komunitas percaya bahwa membuat parameter eksplisit, meskipun verbose, menghasilkan kualitas kode yang lebih baik dan lebih sedikit runtime error. Yang lain memprioritaskan pengalaman developer dan keringkasan kode.
Perdebatan ini menyoroti tantangan umum dalam pengembangan TypeScript: menyeimbangkan type safety, keterbacaan, dan maintainability. Meskipun pendekatan bergaya kwargs yang diusulkan menawarkan beberapa manfaat, respons komunitas menunjukkan bahwa solusi yang lebih sederhana sering terbukti lebih praktis dalam aplikasi dunia nyata.
Diskusi ini mendemonstrasikan bagaimana komunitas bahasa pemrograman terus mengembangkan praktik terbaik mereka, menimbang trade-off antara pendekatan berbeda berdasarkan pengalaman praktis daripada keeleganan teoretis.
Referensi: Python-style kwargs in TypeScript