SyncDNA telah memperkenalkan sistem sinkronisasi audio yang menjanjikan untuk menyelesaikan masalah lama kolaborasi musik jarak jauh dengan memanipulasi waktu itu sendiri. Perusahaan ini mengklaim teknologi mereka memungkinkan musisi dari berbagai benua untuk merekam bersama dengan sinkronisasi yang sempurna, meskipun ada keterbatasan fundamental dari latensi internet dan kecepatan cahaya.
Teknologi ini bekerja dengan menambahkan penundaan yang disengaja pada setiap tahap transmisi audio, menciptakan buffer yang memungkinkan audio berkualitas tinggi untuk berpindah antar lokasi sambil mempertahankan sinkronisasi. Namun, komunitas teknologi telah mengajukan pertanyaan signifikan tentang keterbatasan praktis dari pendekatan ini.
Contoh Latensi Jaringan:
- Kecepatan cahaya di ruang hampa: ~300.000 km/detik
- Kecepatan cahaya di kabel serat optik: 30-50% lebih lambat dari ruang hampa
- New York ke Paris (ideal): ~20ms
- New York ke Paris (serat optik): ~27ms
- Jaringan lokal (5km): Seharusnya 0,033ms, namun aktualnya 18-24ms karena penundaan router
Perdebatan Kompensasi Latensi
Musisi dan insinyur audio dalam komunitas telah menyoroti perbedaan kritis antara perekaman dan jamming real-time. Sementara sistem SyncDNA bekerja dengan baik untuk sesi perekaman terstruktur di mana musisi memainkan bagian yang telah ditentukan sebelumnya, sistem ini menghadapi tantangan ketika performer perlu bereaksi satu sama lain secara spontan. Pendekatan berbasis penundaan berarti bahwa meskipun produser dapat mendengar semua performer seolah-olah mereka berada di ruangan yang sama, para performer sendiri tidak dapat bereaksi secara bermakna terhadap permainan satu sama lain secara real-time.
Keterbatasan ini menjadi sangat jelas dalam musik jazz atau improvisasi, di mana musisi sering memberikan isyarat satu sama lain dan merespons secara instan terhadap perubahan musik. Komunitas mencatat bahwa bahkan musisi berpengalaman biasanya membutuhkan beberapa detik untuk mengenali dan merespons isyarat musik, tetapi penundaan berlapis dari SyncDNA dapat memperpanjang waktu reaksi ini melampaui batas praktis.
Ambang Batas Toleransi Latensi:
- Di bawah 20ms: Dapat diterima untuk pertunjukan musik langsung
- 20-30ms: Terasa namun masih dapat digunakan untuk sebagian besar musisi
- 30-50ms: Mengganggu tetapi masih dapat dikelola dengan solusi alternatif
- 50-100ms: Mudah terdeteksi, hampir tidak dapat digunakan untuk bermain secara real-time
- Di atas 100ms: Benar-benar tidak praktis untuk musik langsung
Masalah Audio Bluetooth Menyoroti Isu yang Lebih Luas
Diskusi ini juga telah mengungkap frustrasi yang berkelanjutan dengan latensi audio nirkabel secara umum. Musisi melaporkan bahwa headphone Bluetooth, yang dapat memiliki latensi melebihi 250 milidetik, membuat kreasi musik real-time hampir tidak mungkin. Bahkan AirPods Pro 2 dari Apple, yang termasuk di antara opsi nirkabel terbaik, masih mempertahankan sekitar 126ms latensi - jauh di atas ambang batas 20ms yang dianggap dapat diterima oleh musisi untuk pertunjukan langsung.
Oh man, gitaris mana pun yang datang dengan konektor Bluetooth nirkabel itu selalu tertinggal seperdelapan ketukan... tidak peduli bagaimana kami menyesuaikannya, mereka tidak bisa bermain tepat waktu saat menggunakannya.
Keterbatasan perangkat keras ini menggarisbawahi mengapa pendekatan berbasis perangkat lunak SyncDNA, meskipun inovatif, tidak dapat sepenuhnya menyelesaikan masalah fisika fundamental dari kolaborasi jarak jauh.
Perbandingan Latensi Audio Bluetooth:
- AirPods Pro (generasi 1): ~167ms rata-rata
- AirPods Pro 2: ~126ms rata-rata
- Speaker bawaan perangkat: ~83ms
- Sebagian besar headphone Bluetooth: >250ms
- Dapat diterima untuk pembuatan musik: <30ms (diperlukan headphone berkabel)
Pertanyaan Implementasi Teknis
Profesional audio juga telah mempertanyakan apakah sistem SyncDNA benar-benar menawarkan keunggulan dibandingkan solusi yang sudah ada. Beberapa anggota komunitas menunjukkan bahwa hasil serupa dapat dicapai menggunakan perangkat lunak streaming standar dan stasiun kerja audio digital, di mana musisi merekam track terpisah sambil mendengarkan backing track atau click track yang sama.
Perbedaan utama tampaknya adalah sinkronisasi otomatis SyncDNA dan janji transmisi audio berkualitas studio. Namun, kritikus mencatat bahwa sistem ini tampaknya dirancang lebih untuk sesi perekaman terstruktur daripada pengalaman interaktif dan spontan dari kolaborasi musik sejati.
Meskipun teknologi SyncDNA mewakili pendekatan yang menarik untuk kolaborasi audio jarak jauh, diskusi komunitas mengungkapkan bahwa tantangan fundamental dari interaksi musik real-time melalui internet sebagian besar tetap belum terpecahkan. Sistem ini tampaknya paling cocok untuk aplikasi perekaman di mana musisi dapat bekerja dengan aransemen yang telah ditentukan sebelumnya, daripada proses kreatif yang mengalir bebas yang mendefinisikan kolaborasi musik langsung.
Referensi: Time travel? Or, just clever technology