Sebuah studi terbaru dari Université de Montréal telah memicu perdebatan sengit di komunitas ilmiah tentang apakah bayi dapat mempelajari bahasa asing sebelum lahir. Penelitian ini mengklaim bahwa hanya beberapa minggu paparan prenatal terhadap bahasa asing dapat mengubah jaringan otak pada bayi baru lahir, namun banyak yang mempertanyakan metodologi dan kesimpulan studi tersebut.
Metodologi Penelitian:
- 60 wanita hamil berbahasa Prancis berpartisipasi
- Paparan dimulai pada minggu ke-35 kehamilan
- Bayi mendengar cerita bahasa asing rata-rata 25 kali
- Aktivitas otak diukur 10-78 jam setelah lahir menggunakan teknologi fNIRS
- Bahasa yang diuji: Prancis (bahasa ibu), Jerman atau Ibrani (paparan prenatal), dan satu bahasa yang sama sekali tidak familiar
![]() |
---|
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi mungkin belajar bahasa asing sebelum lahir, menimbulkan perdebatan di komunitas ilmiah |
Komunitas Mengangkat Kekhawatiran Ilmiah yang Serius
Komunitas teknologi dan sains menyatakan keraguan yang kuat tentang validitas penelitian ini. Para kritikus menunjuk pada masalah biologis fundamental yang meragukan keseluruhan studi. Kekhawatiran berpusat pada apakah suara benar-benar dapat ditransmisikan secara efektif melalui perut dan cairan ketuban untuk mencapai sistem pendengaran yang belum berkembang. Selain itu, para skeptis mencatat bahwa wilayah otak kunci yang bertanggung jawab untuk pemrosesan bahasa, termasuk area Broca dan Wernicke , tidak sepenuhnya berkembang saat lahir.
Beberapa anggota komunitas menyebut penelitian ini mudah dikenali sebagai omong kosong karena keterbatasan perkembangan ini. Korteks frontal, yang penting untuk fungsi kognitif kompleks, juga tetap tidak berkembang pada bayi baru lahir, menimbulkan pertanyaan tentang seberapa bermakna pola aktivitas otak yang diamati.
Kekhawatiran Clickbait dan Judul yang Menyesatkan
Presentasi studi ini telah menarik kritik karena pelaporan yang disensasikan. Diskusi komunitas mengungkapkan frustrasi dengan kesenjangan antara temuan penelitian sebenarnya dan bagaimana mereka dipasarkan kepada publik. Penelitian asli secara eksplisit menyatakan bahwa ini jauh dari bukti pembelajaran bahasa yang sebenarnya, namun judul-judul berita menyarankan bahwa bayi belajar bahasa asing di dalam rahim.
Kesenjangan ini telah menyebabkan kesalahpahaman di antara orang tua, dengan beberapa khawatir secara tidak perlu tentang memberikan paparan multibahasa selama kehamilan. Yang lain telah salah menafsirkan temuan untuk berarti mereka telah gagal terhadap anak-anak mereka dengan tidak berbicara dalam berbagai bahasa selama kehamilan.
Sains Sebenarnya di Balik Pengenalan Suara
Suara-suara yang lebih terukur dalam komunitas menyarankan bahwa studi ini mungkin mendokumentasikan sesuatu yang lebih sederhana daripada pembelajaran bahasa. Penelitian ini bisa menunjukkan bahwa bayi mengembangkan keakraban dengan pola suara spesifik yang khas dari bahasa yang berbeda, bukan pemahaman linguistik yang sebenarnya.
Interpretasi ini sejalan dengan penelitian yang diketahui tentang bagaimana manusia dapat membedakan antara bahasa bahkan tanpa berbicara dalam bahasa tersebut. Otak tampaknya mengenali pola akustik dan fonologis yang menjadi ciri bahasa yang berbeda, yang sangat berbeda dari memahami atau mempelajari bahasa tersebut.
Temuan Utama:
- Bahasa Prancis dan bahasa yang terpapar secara prenatal mengaktifkan korteks temporal kiri dengan dominasi hemisfer kiri
- Bahasa yang tidak familiar memicu aktivitas otak yang lebih sedikit tanpa preferensi hemisferik yang kuat
- Pola aktivasi otak pada bayi baru lahir cocok dengan pemrosesan bahasa orang dewasa untuk bahasa yang familiar
- Efek diamati setelah hanya "beberapa menit mendengarkan per hari selama beberapa minggu"
![]() |
---|
Anak-anak kecil terlibat dalam diskusi, mencerminkan pembelajaran dini dan pengenalan suara, aspek kunci dari perkembangan bahasa |
Dampak Jangka Panjang Masih Tidak Diketahui
Para peneliti sendiri mengakui keterbatasan signifikan dalam pekerjaan mereka. Mereka terus mengikuti anak-anak dari waktu ke waktu untuk melihat apakah efek yang diamati bertahan pada usia empat atau delapan bulan. Penelitian lanjutan ini akan sangat penting untuk menentukan apakah pola aktivitas otak awal memiliki signifikansi yang bertahan lama.
Studi ini membuka pertanyaan menarik tentang plastisitas otak sebelum lahir, tetapi komunitas ilmiah tetap terbagi tentang apakah temuan tersebut mewakili perkembangan terkait bahasa yang bermakna atau hanya pengenalan pola pendengaran dasar. Saat penelitian berlanjut, orang tua tidak perlu merasa tertekan untuk memberikan instruksi bahasa prenatal berdasarkan temuan awal ini.
Referensi: Learning a foreign language—before you're born!
![]() |
---|
Seorang anak kecil berpartisipasi dalam aktivitas bermain yang menyenangkan, mencerminkan pentingnya pengalaman belajar dini dalam perkembangan kognitif |