Pemerintah Korea Selatan Kehilangan 858TB Data Penting dalam Kebakaran Data Center, Ungkap Kegagalan Backup yang Katastrofik

Tim Editorial BigGo
Pemerintah Korea Selatan Kehilangan 858TB Data Penting dalam Kebakaran Data Center, Ungkap Kegagalan Backup yang Katastrofik

Kebakaran dahsyat di sebuah pusat data pemerintah Korea Selatan telah mengekspos kelemahan kritis dalam protokol perlindungan data nasional, mengakibatkan hilangnya permanen 858 terabyte data pemerintah dan gangguan layanan luas yang mempengaruhi jutaan warga. Insiden ini menyoroti bagaimana bahkan negara-negara dengan teknologi maju dapat menjadi korban kegagalan dasar manajemen data.

Seorang petugas pemadam kebakaran memadamkan api di pusat data Korea Selatan, menyoroti urgensi dan dampak dari kebakaran katastropik tersebut
Seorang petugas pemadam kebakaran memadamkan api di pusat data Korea Selatan, menyoroti urgensi dan dampak dari kebakaran katastropik tersebut

Insiden yang Mengungkap Kerentanan Sistemik

Pada 26 September, teknisi di pusat data Layanan Sumber Daya Informasi Nasional (NIRS) di Daejeon sedang melakukan pemeliharaan rutin yang melibatkan baterai lithium-ion ketika bencana terjadi. Hanya empat puluh menit setelah memulai pekerjaan relokasi baterai, unit daya meledak, memicu kobaran api hebat yang berkecamuk selama berjam-jam dan menghancurkan seluruh rak server. Meskipun untungnya tidak ada korban jiwa dalam kebakaran awal, kerusakan pada infrastruktur kritis sangat luas dan mengungkap celah mengkhawatirkan dalam perencanaan pemulihan bencana pemerintah.

Backup yang Hilang Memperbesar Bencana

Yang mengejutkan para ahli teknologi dan pejabat pemerintah adalah pengungkapan bahwa sistem penyimpanan utama, yang dikenal sebagai G-Drive (Government Drive), tidak berisi backup sama sekali. Seorang pejabat yang berbicara kepada The Chosun menjelaskan alasan yang mengejutkan: sistem tidak dapat memiliki backup karena kapasitasnya yang besar. Penjelasan ini telah menarik kritik luas, mengingat 858 terabyte mewakili volume penyimpanan yang dapat dikelola dalam lingkungan pusat data modern, terutama untuk operasi pemerintah.

Dampak Luas pada Layanan Pemerintah

Kehilangan data segera melumpuhkan 163 layanan publik yang bergantung pada sistem G-Drive. Fungsi-fungsi kritis termasuk sistem pelaporan pajak, layanan email pemerintah, platform sertifikasi impor dan ekspor, pemeriksaan keamanan produk, dan bahkan layanan darurat nasional 119 ditutup. Gangguan ini mempengaruhi sekitar 125.000 pekerja federal yang mengandalkan platform tersebut untuk operasi harian mereka, dengan setiap karyawan biasanya dialokasikan ruang penyimpanan 30GB di sistem.

Statistik Kehilangan Data:

  • Total data yang hilang: 858TB
  • Sistem yang terdampak: 96 sistem pemerintah
  • Sistem tanpa backup: 1 (G-Drive)
  • Sistem dengan backup: 95
  • Pekerja yang terdampak: 125.000 pegawai federal
  • Alokasi penyimpanan individu: 30GB per pegawai
  • Layanan publik yang terdampak: 163 layanan

Upaya Pemulihan dan Tragedi Kemanusiaan

Kemajuan pemulihan berjalan sangat lambat, dengan kurang dari 20% layanan kembali online lebih dari seminggu setelah insiden. Pejabat pemerintah sekarang memperkirakan bahwa pemulihan penuh dapat memakan waktu hingga satu bulan, karena tim berjuang untuk merekonstruksi secara manual data yang hilang dari backup parsial dan upaya pembuatan ulang. Biaya manusia dari bencana ini menjadi tragis jelas ketika seorang spesialis pemulihan berusia 56 tahun yang bekerja di situs backup NIRS di Sejong meninggal karena bunuh diri. Catatan teleponnya menunjukkan bahwa dia telah bekerja tanpa henti di bawah tekanan ekstrem selama operasi pemulihan.

Jadwal Pemulihan:

  • Tanggal kebakaran: 26 September
  • Layanan yang dipulihkan setelah satu minggu: 17,8%
  • Estimasi waktu pemulihan penuh: Hingga satu bulan
  • Status saat ini: Rekonstruksi manual data dari backup parsial

Investigasi dan Akuntabilitas

Otoritas Korea Selatan telah menangkap empat individu dalam kaitannya dengan kebakaran tersebut, mengutip kecurigaan kelalaian kriminal. Insiden ini telah memicu perenungan nasional tentang praktik manajemen data di lembaga-lembaga pemerintah, terutama mengingat reputasi Korea Selatan sebagai negara dengan teknologi maju. Tragedi ini juga memicu seruan untuk perbaikan kondisi kerja bagi profesional TI yang menangani situasi krisis dan pengawasan yang lebih baik terhadap prosedur pemeliharaan infrastruktur kritis.

Detail Kebijakan Backup:

  • Total sistem di kantor pusat Daejeon: 647 sistem
  • Sistem yang di-backup harian: 62%
  • Sistem yang di-backup bulanan: 38%
  • Backup terakhir sebelum insiden: 31 Agustus untuk beberapa sistem

Pelajaran untuk Manajemen Data Global

Kegagalan katastrofik ini berfungsi sebagai pengingat tajam bagi organisasi di seluruh dunia tentang kebutuhan mutlak strategi backup yang komprehensif. Fakta bahwa 95 sistem lain yang hancur dalam kebakaran yang sama selamat melalui backup mereka menggarisbawahi betapa sebenarnya kehilangan data G-Drive dapat dicegah. Seiring pemerintah dan korporasi yang semakin mendigitalkan operasi mereka, insiden ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi berarti sedikit tanpa praktik perlindungan data fundamental yang diterapkan.