Dunia game sedang merenungkan warisan Tomonobu Itagaki, legenda pengembang game di balik Dead or Alive dan Ninja Gaiden, yang meninggal dunia pada usia 58 tahun. Seiring menyebarnya berita kematiannya, pemain dan profesional industri sama-sama berbagi kenangan tentang karya berpengaruh dan karier kontroversialnya, menciptakan potret kompleks salah satu figur paling berkesan dalam dunia gaming.
Warisan Game yang Inovatif
Di berbagai komunitas gaming, pemain terutama mengingat Tomonobu Itagaki untuk dua pencapaian monumental: menciptakan seri pertarungan Dead or Alive dan menghidupkan kembali waralaba Ninja Gaiden. Seri Dead or Alive, yang dimulai pada 1996, menonjol berkat inovasi teknis dan gaya khasnya. Seperti yang dicatat oleh salah satu anggota komunitas, seri ini sering dipersepsikan sebagai game Tekken yang menonjolkan payudara, menyoroti mekanik pertarungannya sekaligus penekanan kontroversialnya pada desain karakter yang diseksualisasi. Sementara itu, reboot Ninja Gaiden tahun 2004 tetap dirayakan sebagai mahakarya game aksi, dengan pemain menyebutnya sebagai salah satu game terbaik sepanjang masa berkat pertarungan yang menantang dan eksekusi yang dipoles.
Ninja Gaiden di Xbox adalah salah satu game terbaik sepanjang masa.
Game Utama yang Disutradarai oleh Tomonobu Itagaki:
- Dead or Alive (1996)
- Dead or Alive 2 (1999)
- Ninja Gaiden (2004)
- Dead or Alive Xtreme Beach Volleyball (2003)
- Devil's Third (2015)
Kepribadian yang Memecah Belah di Balik Game-game Tersebut
Persona publik Itagaki sama berkesannya dengan game-game yang dibuatnya. Dikenal dengan jaket kulit dan kacamata hitam khasnya, ia membentuk citra seperti bintang rock yang memecah pendapat. Sebagian memandangnya sebagai pribadi kreatif yang unik dan luar biasa, sementara yang lain merasa kehadiran medianya tidak menyenangkan. Persaingannya dengan sutradara Tekken, Katsuhiro Harada, menjadi legenda dalam dunia gaming, dengan penghormatan emosional Harada yang menyoroti hubungan kompleks mereka. Kata-kata mengharukan dari sang pencipta Tekken—Bukankah kau bilang akan mengalahkanku suatu hari nanti?—mengungkapkan rasa hormat profesional yang mendalam yang melampaui dinamika kompetitif mereka. Persona publik ini, meski kontroversial, dilaporkan bersifat strategis; diskusi komunitas mengisyaratkan bahwa gaya pemasarannya penting untuk mengamankan sumber daya bagi proyek-proyek ambisiusnya.
Inovasi Teknis dan Dampak yang Berkepanjangan
Di balik kontroversi, kontribusi teknis Itagaki bagi dunia gaming tetap signifikan. Anggota komunitas secara khusus mencatat karyanya pada mesin fisika payudara, mengacu pada simulasi fisika canggih yang menjadi ciri khas seri Dead or Alive. Meski sering dibahas dengan nada humor, ini mewakili inovasi teknis nyata dalam animasi karakter dan simulasi fisika. Karyanya pada Ninja Gaiden menunjukkan penguasaan mekanika pertarungan dan desain level yang hingga kini terus mempengaruhi game aksi. Bahkan pemain yang merasa game-game terakhirnya tidak konsisten mengakui bahwa karya awalnya menetapkan standar baru untuk genre masing-masing, dengan Dead or Alive 2 tetap menjadi judul yang dicintai di kalangan penggemar Dreamcast beberapa dekade setelah rilis.
Linimasa Karier:
- 1992: Bergabung dengan Tecmo sebagai programmer grafis
- 2001: Mengambil alih kepemimpinan Team Ninja
- 2004: Menjadi pejabat eksekutif Tecmo
- 2006: Diberhentikan dari posisi setelah tuduhan pelecehan
- 2007: Dibersihkan dari tuduhan oleh pengadilan Tokyo
- 2008: Meninggalkan Tecmo, menggugat ¥148 juta untuk bonus yang belum dibayar
- 2015: Merilis Devil's Third melalui Valhalla Entertainment
- 2021: Mendirikan Itagaki Games
Warisan yang Kompleks
Diskusi seputar meninggalnya Itagaki mengakui kompleksitas penuh kariernya, termasuk tuduhan pelecehan seksual dari tahun 2006 (yang kemudian dibersihkan namanya) dan kepergiannya akhirnya dari Tecmo di tengah sengketa hukum atas bonus yang tidak dibayar sekitar ¥148 juta (sekitar 1,4 juta dolar AS). Beberapa anggota komunitas membandingkannya dengan John Romero versi Jepang, mencatat sikap rockstar dan kecemerlangan kreatif yang serupa, dipasangkan dengan hubungan kerja yang sulit. Trajektori kariernya—dari menyelamatkan Tecmo dengan waralaba yang sukses hingga menuntut perusahaan dan membentuk studionya sendiri—menggambarkan seorang pengembang yang tetap sangat independen hingga akhir, baru-baru ini mendirikan Itagaki Games pada 2021 meskipun prospek rilis baru tidak pasti.
Respons komunitas gaming terhadap meninggalnya Itagaki mengungkapkan bagaimana satu figur yang kontroversial namun tak terbantahkan berpengaruh dapat meninggalkan bekas yang abadi dalam sebuah industri. Meski pendapat tentang metode dan kepribadiannya sangat bervariasi, ada kesepakatan luas bahwa visi kreatifnya menghasilkan beberapa pengalaman gaming paling berkesan. Saat pemain mengunjungi kembali Dead or Alive dan Ninja Gaiden, mereka tidak hanya mengingat game—mereka terlibat dengan warisan kompleks seorang pengembang yang mewujudkan baik kecemerlangan kreatif maupun kontroversi yang telah membentuk budaya gaming modern.
Referensi: Obituary: Dead or Alive creator Tomonobu Itagaki has passed away at 58
