Samsung secara resmi telah meluncurkan perangkat lipat paling ambisiusnya hingga saat ini, Galaxy Z TriFold. Ponsel pintar dengan tiga panel dan dua engsel ini dapat membentang menjadi tablet berukuran 10 inci, mewakili lompatan signifikan dalam faktor bentuk dan fungsionalitas. Meskipun perangkat ini menjanjikan multitasking yang tak tertandingi dan mode desktop mandiri yang baru, harga premiumnya serta utilitas praktis sebagai pengganti laptop sudah memicu perdebatan sengit di antara para pengulas awal dan pengamat industri.
Galaxy Z TriFold mewakili babak baru yang berani dalam strategi lipat Samsung, melampaui hibrida ponsel-tablet menuju perangkat yang mengaburkan batas antara ponsel pintar dan komputer portabel. Diumumkan pada 5 Desember 2025, perangkat ini rencananya akan diluncurkan pertama kali di Korea Selatan pada 12 Desember, dengan peluncuran global berikutnya direncanakan untuk pasar termasuk Amerika Serikat, China, dan Uni Emirat Arab. Inovasi intinya terletak pada desain lipat tiga yang unik, yang memungkinkannya bertransformasi dari ponsel berukuran kompak menjadi layar tablet besar yang berfokus pada produktivitas.
Inti dari pengalaman pengguna adalah layar Dynamic AMOLED 2X raksasa berukuran 10 inci milik perangkat ini. Saat dibentangkan sepenuhnya, layar ini memungkinkan tingkat multitasking yang sebelumnya tak terlihat pada perangkat seluler. Perangkat lunaknya secara khusus dioptimalkan untuk menjalankan tiga aplikasi layar penuh secara bersamaan di kanvas utama. Kemampuan ini merupakan tantangan langsung terhadap paradigma komputasi tradisional, yang menyiratkan bahwa satu perangkat dapat menangani komunikasi, pembuatan konten, dan konsumsi media di ruang kerja terpisah yang didedikasikan tanpa memerlukan laptop.
Spesifikasi Kunci & Harga
- Layar: 10 inci Dynamic AMOLED 2X (dalam keadaan terbuka)
- Multitasking: Dapat menjalankan tiga aplikasi layar penuh secara bersamaan.
- Mode DeX: Berdiri sendiri; 4 ruang kerja dengan 5 aplikasi di masing-masing.
- Desain: 3.9mm pada titik tertipis; engsel ganda, lipat tiga.
- Harga Peluncuran (KR): KRW 3.59 juta (~USD 2,440)
- Harga AS yang Diberitakan: Hingga USD 3,000
- Peluncuran Awal: Korea Selatan (12 Des 2025), diikuti oleh AS, China, UAE, dan lainnya.
Samsung sangat mempromosikan versi baru dan mandiri dari lingkungan desktop DeX-nya sebagai nilai jual utama. Tidak seperti iterasi sebelumnya yang memerlukan monitor eksternal, mode DeX ini berjalan secara native di layar TriFold sendiri. Mode ini mendukung hingga empat ruang kerja virtual yang berbeda, dengan setiap ruang kerja mampu menjalankan lima aplikasi secara bersamaan. Secara teori, ini memungkinkan pengguna mengelola dua puluh jendela aplikasi berbeda sekaligus, sebuah fitur yang ditujukan langsung untuk pengguna tingkat lanjut dan profesional yang mencari workstation yang benar-benar mobile.
Namun, potensi perangkat sebagai pengganti laptop langsung dihadapkan pada skeptisisme karena keterbatasan perangkat lunak yang melekat pada platform Android. Poin perdebatan utama adalah versi seluler dari Google Chrome, yang tidak mendukung ekstensi dan plug-in tingkat desktop yang diandalkan banyak profesional untuk alur kerja mereka. Kesenjangan ini menyoroti tantangan berkelanjutan dalam mereplikasi fleksibilitas dan ekosistem sistem operasi desktop penuh pada platform yang mengutamakan seluler, terlepas dari kekuatan mentah atau luas layar perangkat kerasnya.
Keajaiban teknis TriFold datang dengan biaya yang substansial. Samsung telah mengonfirmasi harga di Korea sebesar 3,59 juta Won Korea, yang setara dengan sekitar 2.440 Dolar AS. Rumor dan analisis industri menunjukkan harga di AS bisa jadi lebih tinggi, berpotensi mendekati 3.000 Dolar AS. Ini memposisikan TriFold tidak hanya di atas ponsel pintar flagship lainnya, tetapi juga dalam ranah laptop high-end dan tablet premium, memaksa perbandingan langsung dengan kategori perangkat tersebut dalam hal nilai dan utilitas.
Kesan langsung awal memuji rekayasa perangkat, khususnya profil tipisnya yang hanya 3,9 mm pada titik tertipisnya. Pencapaian dalam miniaturisasi dan desain engsel ini merupakan bukti investasi penelitian dan pengembangan yang signifikan, yang merupakan faktor kunci yang disebutkan untuk harga tinggi tersebut. Desainnya memungkinkan perangkat melipat hingga ukuran ponsel yang muat di saku, menjadikan mode layar besarnya sebagai fitur yang benar-benar portabel, bukan perangkat terpisah yang harus dibawa.
Strategi peluncuran menunjukkan Samsung memperlakukan Galaxy Z TriFold sebagai produk perintis yang niche, bukan perangkat massal. Rilis awal yang terbatas dan titik harga premiumnya menunjukkan perangkat ini ditujukan untuk pengadopsi awal, penggemar teknologi, dan pengguna profesional tertentu yang mengutamakan faktor bentuk tercanggih dan produktivitas seluler maksimal. Kesuksesan komersialnya kemungkinan besar akan lebih bergantung pada kemampuannya untuk menunjukkan kepemimpinan inovasi Samsung dan membentuk persepsi konsumen terhadap perangkat lipat di masa depan, daripada penjualan volume.
Konteks & Lanskap Persaingan Galaxy Z TriFold memasuki pasar di mana produsen lain juga mendorong batasan. Secara khusus, artikel ini menyebutkan Nubia Fold yang akan datang, dengan harga sekitar USD 1,145 di Jepang, yang akan menawarkan opsi ponsel lipat layar besar yang lebih terjangkau. Lebih lanjut, peta jalan Samsung sendiri mencakup Galaxy S26 Ultra, yang diharapkan menampilkan layar baru dan chip Snapdragon atau Exynos terbaru, mempertahankan posisinya di segmen flagship tradisional. Harga dan fungsionalitas TriFold menempatkannya dalam kategori unik, bersaing secara tidak langsung dengan tablet premium dan laptop ringan seperti HP Omnibook 5 seharga USD 500 yang disebutkan.
