ZTE Mendekati Penyelesaian Senilai $1 Miliar dalam Penyidikan Suap Terbaru AS

Tim Editorial BigGo
ZTE Mendekati Penyelesaian Senilai $1 Miliar dalam Penyidikan Suap Terbaru AS

Raksasa telekomunikasi China, ZTE, sekali lagi menjadi sasaran regulator AS, menghadapi potensi denda finansial melebihi 1 miliar dolar AS untuk menyelesaikan tuduhan baru terkait suap asing. Perkembangan ini menandai bab terbaru dalam saga hukum yang panjang dan penuh ketegangan antara perusahaan dan otoritas Amerika, memunculkan pertanyaan tentang kepatuhan, ketegangan geopolitik, dan masa depan salah satu pemasok utama peralatan telekomunikasi dunia.

Investigasi Baru atas Praktik Bisnis Global

Departemen Kehakiman AS (DOJ) sedang memajukan penyelidikan mengenai apakah ZTE melanggar Undang-Undang Praktik Korupsi Asing (FCPA), hukum AS yang melarang penyuapan pejabat asing untuk mendapatkan atau mempertahankan bisnis. Menurut laporan, penyelidikan ini berfokus pada dugaan pelanggaran yang terkait dengan pengamanan kontrak telekomunikasi di beberapa wilayah, dengan perhatian khusus pada kesepakatan di Amerika Selatan, termasuk Venezuela, yang berasal dari tahun 2018. Ini bukan pertemuan pertama ZTE dengan FCPA; perusahaan memiliki riwayat tuduhan serupa, membuat pengawasan yang diperbarui ini menjadi eskalasi signifikan dari tantangan hukumnya.

Taruhannya: Potensi Penyelesaian Senilai Miliaran Dolar

Sumber yang mengetahui masalah ini menunjukkan bahwa pejabat AS sedang mengerjakan potensi penyelesaian yang dapat membuat ZTE membayar lebih dari 1 miliar dolar AS, dengan beberapa perkiraan menyebutkan angka tersebut bisa mencapai 2 miliar dolar AS. Jumlah ini dihitung berdasarkan keuntungan yang diduga dari kontrak yang dimaksud. Sebagai perbandingan, ZTE melaporkan laba bersih sekitar 1,16 miliar dolar AS untuk tahun sebelumnya, yang berarti denda sebesar ini dapat sangat membebani stabilitas keuangan dan kemampuan operasionalnya. Berita tentang potensi penyelesaian ini telah berdampak pada nilai pasar perusahaan, menyebabkan sahamnya turun di bursa Hong Kong dan Shenzhen.

Konteks Keuangan:

  • Laba Bersih ZTE 2024: ~USD 1,16 miliar.
  • Potensi Denda Baru: USD 1+ miliar (hingga USD 2 miliar dilaporkan).
  • Total Denda Sebelumnya yang Dibayar ke AS (2017-2018): ~USD 2,2 miliar.

Sejarah Hukuman dan Pembatasan

Potensi denda ini menambah daftar besar denda dan pembatasan yang telah dihadapi ZTE dari pemerintah AS selama dekade terakhir. Pada tahun 2017, perusahaan mengaku bersalah karena mengekspor teknologi AS secara ilegal ke Iran dan Korea Utara, menghasilkan denda gabungan sebesar 1,2 miliar dolar AS. Tahun berikutnya, Departemen Perdagangan AS memberlakukan larangan tujuh tahun yang menghancurkan bagi perusahaan Amerika untuk mengekspor komponen penting seperti chip dan perangkat lunak ke ZTE, larangan yang kemudian dicabut setelah perusahaan membayar tambahan 1 miliar dolar AS dan menyetujui pengawasan kepatuhan yang ketat. Baru-baru ini, pada tahun 2022, Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) melarang semua impor peralatan telekomunikasi ZTE dan Huawei dengan alasan keamanan nasional.

Timeline Hukum dan Regulasi ZTE di AS Terkini:

  • 2017: Mengaku bersalah atas ekspor ilegal ke Iran/Korea Utara. Didenda USD 1,2 miliar.
  • 2018: Departemen Perdagangan AS memberlakukan larangan ekspor komponen AS ke ZTE selama 7 tahun. Dicabut kemudian setelah ZTE membayar USD 1 miliar.
  • 2020: FCC AS menetapkan ZTE sebagai ancaman keamanan nasional.
  • 2022: FCC AS melarang semua impor peralatan telekomunikasi ZTE dan Huawei.
  • 2025 (Saat Ini): Menghadapi penyelidikan baru DOJ terkait suap FCPA dengan potensi penyelesaian melebihi USD 1 miliar.

Jalan ke Depan dan Komplikasi Geopolitik

Mencapai penyelesaian akhir bukanlah proses yang mudah. ZTE telah mengonfirmasi bahwa mereka sedang berkomunikasi dengan DOJ terkait penyelidikan dan mengulangi komitmennya terhadap "kebijakan toleransi nol" terhadap korupsi. Namun, setiap perjanjian dengan Amerika Serikat akan memerlukan persetujuan dari otoritas China, karena ZTE sebagian dimiliki negara. Hal ini menambah lapisan kompleksitas geopolitik pada negosiasi, menjalin kepatuhan perusahaan dengan hubungan AS-China yang lebih luas. Juru bicara kedutaan besar China menyatakan bahwa China mewajibkan perusahaannya untuk beroperasi secara legal di luar negeri, tetapi proses persetujuan akhir dapat mempengaruhi waktu dan syarat dari setiap kesepakatan.

Implikasi untuk Masa Depan ZTE dan Pasar Global

Hasil dari penyelidikan ini membawa implikasi yang signifikan. Sebuah penyelesaian, meskipun mahal, akan memungkinkan ZTE untuk menghindari pemberlakuan kembali larangan ekspor AS yang melumpuhkan yang dihadapinya pada tahun 2018, yang hampir menghentikan operasinya. Namun, denda besar lainnya akan mengalihkan sumber daya penting dari penelitian dan pengembangan, berpotensi menghambat daya saingnya dalam perlombaan peralatan 5G dan telekomunikasi global. Bagi pasar global, ini memperkuat lingkungan regulasi berisiko tinggi bagi perusahaan teknologi China yang beroperasi secara internasional dan menegaskan pengawasan terus-menerus yang mereka hadapi dari pemerintah Barat mengenai masalah keamanan dan perilaku perusahaan.