Dalam langkah strategis untuk menghidupkan kembali divisi prosesor seluler internalnya, Samsung telah merekrut seorang eksekutif semikonduktor berpengalaman dengan akar yang dalam di pesaingnya AMD dan Intel. Perekrutan ini menandakan komitmen baru yang serius untuk menutup kesenjangan performa yang telah lama membelit chipset Exynos-nya, dengan Exynos 2600 2nm yang akan datang siap menjadi ujian besar pertama dari arah baru ini.
Samsung Rekrut John Rayfield untuk Pimpin Komputasi Lanjutan
Samsung telah mengonfirmasi perekrutan John Rayfield, mantan Wakil Presiden Korporat di AMD, yang membawa pengalaman puluhan tahun dari perancang chip papan atas termasuk Intel, Arm, dan NXP Semiconductors. Rayfield bergabung dengan Samsung Austin Research Center (SARC) di Texas sekitar dua bulan yang lalu sebagai Wakil Presiden Senior dari Advanced Computing Lab (ACL). Mandatnya jelas: untuk mendorong inovasi dalam pengembangan GPU, arsitektur System-on-Chip (SoC), dan penelitian IP sistem—area yang secara historis diidentifikasi sebagai kelemahan untuk prosesor Exynos. Pekerjaan terbarunya di AMD melibatkan kolaborasi erat dengan Microsoft pada PC Copilot+ bertenaga AI, menyoroti keahliannya dalam komputasi mutakhir dan akselerasi AI.
Penunjukan Kunci:
- Nama: John Rayfield
- Peran Baru: Senior Vice President, Advanced Computing Lab (ACL) di Samsung Austin Research Center (SARC)
- Tanggal Mulai: Sekitar Oktober 2025 (bergabung sekitar dua bulan yang lalu per 23 Desember 2025)
- Pengalaman Sebelumnya: Corporate VP di AMD, peran senior di Intel (Client AI & VPU IP), Arm, Imagination Technologies, NXP Semiconductors.
- Area Fokus: Pengembangan GPU, arsitektur SoC, penelitian System IP.
Tantangan Performa Exynos dan Respons Samsung
Selama bertahun-tahun, smartphone flagship Samsung telah dikirim dengan prosesor berbeda tergantung pada wilayah, yang paling terkenal adalah chip Exynos di banyak pasar global dan chip Snapdragon Qualcomm di Amerika Utara dan China. Model seperti Exynos 990 dan 2200 sering mendapat kritik karena tertinggal di belakang rekan Snapdragon mereka dalam performa grafis, efisiensi beban kerja berkelanjutan, dan manajemen termal. Kesenjangan ini menyebabkan persepsi nilai yang tidak setara di antara pelanggan global. Rekrutmen Rayfield adalah respons langsung terhadap tantangan ini, mewakili investasi signifikan dalam R&D internal untuk membangun silikon yang lebih kompetitif, konsisten, dan efisien.
Fokus pada Masa Depan: Exynos 2600 2nm
Waktu perekrutan eksekutif ini sangat penting karena Samsung mempersiapkan chip flagship generasi berikutnya, Exynos 2600. Prosesor ini dikabarkan akan dibangun dengan proses fabrikasi 2nm canggih Samsung, berpotensi menjadikannya chip seluler 2nm pertama yang mencapai pasar. Laporan awal menunjukkan konfigurasi "all-big-core" yang tidak konvensional, mengabaikan core efisiensi yang lebih kecil demi performa mentah. Namun, filosofi desain ini memunculkan pertanyaan tentang konsumsi daya, terutama dengan laporan yang menunjukkan chip tersebut mungkin menggunakan modem diskrit alih-alih yang terintegrasi, yang dapat memengaruhi daya tahan baterai. Kesuksesan Exynos 2600, yang diharapkan debutnya di seri Galaxy S26, akan menjadi tolok ukur kritis untuk upaya baru Samsung.
Chipset Mendatang: Exynos 2600
- Node Proses: 2nm Samsung (SF2)
- Posisi Pasar Potensial: Bisa menjadi chipset mobile 2nm pertama.
- Konfigurasi Inti yang Diberitakan: Desain "all-big-core" (tanpa inti efisiensi kecil).
- Tantangan Potensial: Mungkin menggunakan modem diskrit (non-terintegrasi), yang dapat mempengaruhi efisiensi daya dan masa pakai baterai.
- Debut yang Diharapkan: Seri Galaxy S26.
Implikasi Jangka Panjang untuk Samsung dan Konsumen
Meskipun dampak kepemimpinan Rayfield akan membutuhkan beberapa siklus produk untuk sepenuhnya terwujud, niat strategisnya jelas. Samsung bertujuan untuk mengurangi ketergantungan jangka panjangnya pada Qualcomm dan memberikan pengalaman berperforma tinggi yang seragam di semua wilayah untuk jajaran smartphone Galaxy-nya. Bagi konsumen, ini pada akhirnya bisa berarti berakhirnya "lotere chipset," di mana performa ponsel bervariasi berdasarkan geografi. Fokus tim ACL di bawah Rayfield adalah menerjemahkan R&D canggih menjadi peningkatan nyata dalam skenario dunia nyata seperti gaming, aplikasi AI, dan efisiensi daya secara keseluruhan. Perjalanan untuk merebut kembali reputasi Exynos dimulai sekarang, dengan industri mengawasi dengan saksama hasil dari investasi signifikan ini.
