Pembaruan terbaru visionOS 2.6 dari Apple menghadirkan peningkatan signifikan untuk headset Vision Pro, namun komunitas teknologi masih terpecah tajam mengenai apakah perangkat mahal ini merepresentasikan masa depan komputasi atau sekadar eksperimen yang terlalu mahal. Pembaruan ini memperkenalkan Spatial Personas yang ditingkatkan, persistensi geografis, dan kemampuan widget baru, namun diskusi mengungkap kekhawatiran mendasar tentang viabilitas platform ini.
Fitur Utama visionOS 2.6:
- Spatial Personas: Avatar 3D yang ditingkatkan dengan rendering tampilan samping yang lebih baik dan detail rambut/kulit yang diperbaiki
- Geographic Persistence: Jendela dan widget tetap berada di tempatnya setelah perangkat di-restart
- Dukungan Widget: Widget pihak ketiga dapat ditambatkan ke permukaan fisik
- Dukungan Controller PlayStation VR 2: Kompatibilitas controller tangan untuk gaming
- Spatial Browsing: Mode baca 3D Safari dengan konversi gambar spasial
- Dukungan Video 360 derajat: Kompatibel dengan format bidang pandang luas Insta360 dan GoPro
Personas yang Ditingkatkan Masih Menghadapi Keterbatasan
Mesin Spatial Personas yang baru menghadirkan representasi 3D yang lebih realistis dengan rendering tampilan samping yang lebih baik dan peningkatan detail tangkapan rambut dan kulit. Namun, pengguna dengan jenggot masih mengalami keterbatasan gerakan mulut, yang menyoroti tantangan teknis yang masih berlangsung. Personas yang diperbaiki kini menjadi opsi default, beranjak dari tampilan mata kosong sebelumnya yang banyak dianggap mengganggu.
Persistensi Geografis Mengatasi Masalah Kegunaan Inti
Salah satu pembaruan paling signifikan mengatasi frustrasi besar pengguna: item dan jendela kini tetap berada di tempat pengguna menempatkannya, bahkan setelah perangkat restart. Fitur persistensi geografis ini memungkinkan widget tetap tertambat pada permukaan fisik seperti dinding, membuat pengalaman lebih praktis untuk penggunaan sehari-hari. Komunitas melihat ini sebagai fondasi penting untuk kacamata AR masa depan, di mana memori spasial akan menjadi krusial.
Harga dan Faktor Bentuk Tetap Menjadi Penghalang Utama
Diskusi komunitas secara konsisten kembali pada dua masalah fundamental: label harga 3.500 dolar Amerika dan desain helm yang besar. Banyak pengguna menyatakan tertarik pada teknologinya namun tidak dapat membenarkan biayanya untuk apa yang mereka lihat sebagai produk generasi pertama. Yang lain mempertanyakan apakah faktor bentuk saat ini akan pernah mencapai adopsi massal, terlepas dari pengurangan harga.
Masalahnya adalah headset VR tidak menawarkan banyak hal baru sebagai ganti dari apa yang mereka hilangkan, yang cukup banyak.
Spesifikasi Utama & Harga Vision Pro :
- Harga: $3,500 USD
- Layar: 3660x3200 piksel per mata pada 90-100hz
- Estimasi penjualan: ~500,000 unit
- Perusahaan yang menggunakan perangkat: "Ratusan" menurut Apple
- Berat: Jauh lebih berat dibandingkan kompetitor seperti Bigscreen Beyond 2 (107g)
Penerimaan Beragam untuk Aplikasi Praktis
Sementara beberapa pengguna memuji perangkat untuk aplikasi kerja, khususnya fungsionalitas monitor ultrawide untuk perjalanan, yang lain menganggapnya tidak praktis untuk coding harian atau penggunaan berkepanjangan. Masalah berat dan kenyamanan, dikombinasikan dengan kecanggungan sosial mengenakan perangkat di tempat umum, membatasi daya tariknya sebagai pengganti laptop. Dukungan gaming melalui kontroler PlayStation VR 2 menunjukkan potensi namun sebagian besar belum teruji.
Pandangan Masa Depan Memecah Opini Komunitas
Komunitas terpecah antara mereka yang melihat Vision Pro sebagai fondasi yang diperlukan untuk kacamata AR masa depan dan skeptis yang mempertanyakan seluruh konsepnya. Pendukung berargumen bahwa Apple perlu melakukan iterasi secara publik untuk mengembangkan ekosistem perangkat lunak dan menyempurnakan teknologi. Kritikus berpendapat bahwa keterbatasan fundamental membuat pendekatan ini cacat, membandingkannya secara tidak menguntungkan dengan alternatif yang lebih ringan dan murah dari produsen lain.
Dengan estimasi 500.000 unit terjual dan ratusan perusahaan yang dilaporkan menggunakan perangkat ini, Vision Pro menempati posisi yang tidak biasa sebagai produk komersial sekaligus apa yang banyak dianggap sebagai prototipe publik yang mahal. Apakah peningkatan visionOS 2.6 dapat mengatasi hambatan adopsi inti masih harus dilihat saat Apple terus mendorong visinya tentang spatial computing.
Referensi: visionOS 26 keeps pushing Apple's newest platform toward the future