Implementasi HDR Nintendo Switch 2 Tidak Memenuhi Ekspektasi di Mario Kart World

Tim Komunitas BigGo
Implementasi HDR Nintendo Switch 2 Tidak Memenuhi Ekspektasi di Mario Kart World

Nintendo Switch 2 diluncurkan dengan gembar-gembor tentang kemampuan HDR-nya, namun pengujian awal mengungkap masalah signifikan dalam cara game benar-benar menampilkan konten high dynamic range. Mario Kart World , salah satu judul unggulan sistem ini, telah menjadi pusat diskusi panas tentang apakah Nintendo memenuhi janji HDR-nya atau hanya mengimplementasikan solusi HDR palsu yang membuat game terlihat pucat.

Analisis Teknis Mengungkap Implementasi HDR Terbatas

Pengujian profesional menggunakan peralatan khusus menunjukkan bahwa Mario Kart World di Switch 2 beroperasi lebih seperti game SDR dengan tone mapping dasar daripada HDR sejati. Game ini tampaknya menggunakan batas maksimal 1.000 nit dan tone mapping statis, yang membatasi potensi untuk warna-warna cerah dan kontras mendalam yang dikenal dari HDR. Pendekatan ini menghasilkan banding yang terlihat pada gradien langit dan ruang warna yang tetap terjebak dalam standar Rec. 709 lama alih-alih gamut DCI-P3 yang lebih luas yang dapat ditangani layar HDR modern.

Keterbatasan teknis menjadi jelas ketika membandingkan layar OLED bawaan Switch 2 , yang maksimal 450 nit, dengan apa yang dikeluarkan sistem ke layar HDR eksternal. Bahkan pada monitor eksternal yang mumpuni, gambar sering tampak kurang jenuh dan dinamis dari yang diharapkan dari implementasi HDR modern.

Peralatan Pengujian yang Digunakan:

  • Murideo Six-G Signal Generator & Analyzer (HDMI 2.0b)
  • Portrait Displays Calman Ultimate 2023
  • SpectraCal C6 HDR2000 Colorimeter
  • Klein K-10A Meter
  • Eizo ColorEdge CG319X Display
Data grafis mengilustrasikan keterbatasan implementasi HDR dalam Mario Kart World dari Nintendo pada Switch 2
Data grafis mengilustrasikan keterbatasan implementasi HDR dalam Mario Kart World dari Nintendo pada Switch 2

Komunitas Terbagi Soal Dampak Visual dan Prioritas Gaming

Komunitas gaming menunjukkan reaksi beragam terhadap temuan ini. Beberapa pemain berargumen bahwa estetika bergaya kartun Mario Kart tidak memerlukan implementasi HDR agresif yang mungkin mengganggu gameplay. Mereka menunjukkan bahwa efek matahari yang terlalu terang atau efek partikel yang mengganggu bisa merusak pengalaman balap, di mana visibilitas yang jelas terhadap trek dan rintangan lebih penting daripada spektakel visual.

Namun, pemain lain mengungkapkan kekecewaan, terutama mengingat penekanan pemasaran Nintendo pada kemampuan HDR. Banyak yang mengharapkan setidaknya palet warna yang diperluas yang ditawarkan HDR, meski bukan tingkat kecerahan ekstrem. Kekhawatirannya bukan tentang menginginkan efek yang menyilaukan, melainkan menghindari tampilan pucat yang tampaknya mengganggu implementasi saat ini.

Terlihat lebih pucat dari seharusnya. Saya tidak berbicara tentang 'tidak memiliki warna dan kecerahan yang meledak'. Saya berbicara tentang tampak hambar.

Filosofi Desain Nintendo vs Standar Teknis

Situasi ini menyoroti ketegangan yang lebih luas antara pendekatan tradisional Nintendo terhadap gaming dan ekspektasi teknologi layar modern. Nintendo secara historis memprioritaskan pengalaman gameplay dan aksesibilitas luas daripada teknologi grafis mutakhir. Perusahaan ini mundur dari perlombaan performa hardware setelah era GameCube , fokus pada mekanisme gameplay inovatif dan arahan artistik.

Namun pemasaran HDR Switch 2 menunjukkan Nintendo ingin bersaing di ruang kualitas visual kali ini. Ketidaksesuaian antara janji pemasaran dan implementasi aktual membuat beberapa penggemar Nintendo lama merasa tertipu, khususnya mereka yang berinvestasi pada layar berkemampuan HDR dengan mengharapkan pengalaman yang tepat.

Spesifikasi Layar Switch 2:

  • Layar OLED bawaan: kecerahan puncak 450 nits
  • Dukungan HDR: Implementasi terbatas dengan batas maksimal 1.000 nit
  • Ruang warna: Terutama Rec. 709 alih-alih DCI-P3 yang lebih luas
  • Resolusi: kemampuan output 1920x1080

Solusi Potensial dan Pandangan Masa Depan

Beberapa perbaikan dapat dicapai melalui teknik kalibrasi layar, khususnya pada TV yang mendukung tone mapping HGIG. Namun, solusi ini hanya sebagian mengatasi masalah mendasar dengan cara game merender konten HDR pada sistem.

Pertanyaan yang lebih luas tetap apakah Nintendo akan mengatasi kekhawatiran ini melalui pembaruan perangkat lunak atau jika ini mewakili pendekatan yang mereka inginkan untuk gaming HDR. Mengingat layar bawaan sistem memiliki kemampuan HDR terbatas, Nintendo mungkin memprioritaskan konsistensi antara mode handheld dan docked daripada memaksimalkan potensi HDR ketika terhubung ke layar kelas atas.

Untuk saat ini, pemain yang mencari pengalaman visual terbaik mungkin perlu bereksperimen dengan pengaturan layar atau bahkan mempertimbangkan beralih kembali ke mode SDR, tergantung pada setup dan preferensi mereka. Situasi ini berfungsi sebagai pengingat bahwa kualitas implementasi HDR bervariasi secara signifikan antar perangkat, dan klaim pemasaran tidak selalu diterjemahkan ke performa dunia nyata yang optimal.

Referensi: From SDR to Fake HDR: Mario Kart World on Switch 2 Underclaims Modern Display Potential