Komunitas kecerdasan buatan kembali menemukan dirinya memperdebatkan topik yang familiar namun kontroversial: siapa yang pantas mendapat kredit untuk teknologi fundamental yang menggerakkan revolusi AI saat ini. Di pusat diskusi ini adalah Jürgen Schmidhuber, seorang peneliti yang klaimnya tentang menciptakan konsep-konsep kunci AI telah membagi dunia teknologi menjadi kubu-kubu yang penuh gairah.
Schmidhuber, yang memimpin Swiss AI Lab IDSIA, telah lama berargumen bahwa banyak teknologi terobosan AI dapat dilacak kembali ke karya awalnya dari tahun 1990-an. Kontribusi paling terkenalnya, jaringan Long Short-Term Memory (LSTM) yang dikembangkan bersama mahasiswanya Sepp Hochreiter pada tahun 1997, menjadi teknologi landasan yang digunakan dalam segala hal mulai dari Google Translate hingga Siri milik Apple. Namun klaimnya meluas jauh melampaui LSTM hingga mencakup versi awal konsep AI generatif dan sistem yang dapat memperbaiki diri sendiri.
Kontribusi Kunci Schmidhuber:
- Jaringan LSTM (Long Short-Term Memory) - 1997, dikembangkan bersama dengan Sepp Hochreiter
- Konsep awal AI generatif - diklaim dari penelitian tahun 1990-an
- "Artificial Curiosity" - cikal bakal Generative Adversarial Networks
- Sistem AI yang dapat memperbaiki diri sendiri - karya teoretis dari tahun 1991
Benturan Budaya Akademik vs Industri
Perdebatan ini mengungkap ketegangan yang lebih dalam antara tradisi akademik dan inovasi komersial. Di lingkaran akademik, memberikan kredit yang tepat untuk karya sebelumnya adalah fundamental bagi integritas ilmiah. Para pendukung Schmidhuber berargumen bahwa keluhannya bukan hanya tentang pengakuan pribadi, tetapi tentang kegagalan bidang ini untuk mengakui fondasi historisnya.
Ini adalah benturan budaya. Dia adalah seorang akademisi yang peduli untuk memahami dari mana ide-ide berasal. Para pengkritiknya perlu menjadi orang terpintar di ruangan untuk dibayar jutaan dan mengumpulkan miliaran.
Perpecahan budaya ini menjadi sangat jelas ketika mempertimbangkan bagaimana perusahaan AI modern mempresentasikan inovasi mereka. Sementara Schmidhuber menunjuk pada makalah-makalah berusia puluhan tahun yang menggambarkan konsep serupa, para pemimpin industri sering membingkai karya mereka sebagai terobosan revolusioner daripada perbaikan evolusioner pada ide-ide yang sudah ada.
Perdebatan Eksekusi vs Ide
Para kritikus berargumen bahwa memiliki ide pertama tidak secara otomatis memberikan kepemilikan atas implementasi selanjutnya. Komunitas AI telah melihat pola ini berulang kali sepanjang sejarah - peneliti menerbitkan konsep teoretis yang baru menjadi praktis bertahun-tahun atau puluhan tahun kemudian ketika teknologi mengejar ketinggalan. Karya awal Schmidhuber tentang model generatif dan pembelajaran mandiri, meskipun visioner, memerlukan sumber daya komputasi masif yang tidak tersedia pada tahun 1990-an.
Masalah waktu ini berdampak dua arah. Beberapa berargumen bahwa jika Schmidhuber benar-benar memahami signifikansi karya awalnya, dia bisa mendorong lebih keras untuk pengembangannya. Yang lain menunjukkan bahwa peneliti akademik simply tidak memiliki akses ke miliaran dolar dan cluster komputasi masif yang digunakan perusahaan AI modern untuk mengubah konsep teoretis menjadi aplikasi praktis.
Masalah Pengenalan Pola
Kontroversi ini mencerminkan tantangan yang lebih luas dalam bidang yang berkembang pesat seperti AI. Ide-ide sering muncul secara independen di berbagai tempat, dan garis antara inspirasi dan penemuan bisa kabur. Komunitas ilmiah telah lama bergulat dengan sengketa prioritas, dari pengembangan kalkulus hingga teori relativitas.
Yang membuat kasus Schmidhuber sangat menarik adalah pendekatan metodisnya dalam mendokumentasikan karya sebelumnya. Daripada membuat klaim yang samar, dia memelihara referensi dan perbandingan yang detail di blognya, memungkinkan orang lain untuk menguji bukti-buktinya. Namun, dokumentasi menyeluruh ini terkadang terlihat seperti promosi diri yang berlebihan, yang dapat merusak kredibilitasnya bahkan ketika poin teknisnya valid.
Posisi Saat Ini:
- Direktur Ilmiah di Swiss AI Lab IDSIA ( Dalle Molle Institute for Artificial Intelligence )
- Berlokasi di Lugano , Switzerland
- Berafiliasi dengan berbagai universitas
- Peneliti aktif dan advokat untuk atribusi AI yang tepat
Melihat ke Depan
Perdebatan seputar kontribusi Schmidhuber menyoroti pertanyaan penting tentang bagaimana bidang AI harus menangani atribusi dan kredit. Saat AI terus maju dengan pesat, dengan pengumuman terobosan baru yang tampaknya setiap minggu, komunitas harus menyeimbangkan perayaan inovasi dengan mengakui sifat inkremental dari kemajuan ilmiah.
Apakah Schmidhuber menerima pengakuan yang dia cari mungkin kurang penting daripada percakapan yang lebih luas yang telah dipicu oleh advokasinya. Dengan memaksa bidang ini untuk menghadapi sejarahnya, dia telah mengingatkan semua orang bahwa revolusi AI hari ini dibangun di atas puluhan tahun kerja fundamental oleh peneliti di seluruh dunia. Dalam bidang yang bergerak dengan kecepatan tinggi, perspektif historis itu mungkin persis yang dibutuhkan.
Referensi: Jürgen Schmidhuber: The Father of Generative AI Without Tuning Award