Developer Memperdebatkan Trade-off Antara Lokalitas Kode dan Prinsip Desain Tradisional

Tim Komunitas BigGo
Developer Memperdebatkan Trade-off Antara Lokalitas Kode dan Prinsip Desain Tradisional

Komunitas pengembangan perangkat lunak sedang aktif mendiskusikan bagaimana Locality of Behaviour ( LoB ) menantang prinsip-prinsip coding yang telah lama mapan. Perdebatan ini berpusat pada apakah membuat perilaku kode langsung terlihat jelas layak untuk mengorbankan pendekatan tradisional seperti DRY (Don't Repeat Yourself) dan Separation of Concerns.

Prinsip Desain yang Bertentangan

  • DRY (Don't Repeat Yourself): Mendorong penggunaan kembali kode tetapi dapat menyebarkan perilaku di berbagai file
  • Separation of Concerns: Memisahkan HTML, CSS, dan JavaScript tetapi mengurangi lokalitas
  • Locality of Behaviour: Membuat perilaku menjadi jelas tetapi dapat meningkatkan pengulangan
  • Kompromi harus dibuat berdasarkan kebutuhan tim dan persyaratan proyek

Perbandingan Framework Memicu Diskusi Teknis

Developer sedang membandingkan pendekatan yang berbeda untuk mengimplementasikan fungsionalitas serupa, khususnya antara HTMX dan React . Sementara HTMX memungkinkan developer melihat perilaku langsung dalam atribut HTML , React memerlukan melihat kode JavaScript terpisah untuk memahami apa yang dilakukan sebuah tombol. Namun, komunitas menunjukkan bahwa perbandingan ini tidak selalu adil - framework tersebut sering kali menyelesaikan hal yang berbeda di balik layar.

Seorang developer membagikan pengalaman mereka membangun sistem pelatihan machine learning, di mana arsitektur microservice tradisional membutuhkan 18 menit untuk perubahan sederhana. Pendekatan alternatif mereka menggunakan Flask dan HTMX mengurangi waktu turnaround menjadi hitungan detik, menunjukkan bagaimana lokalitas dapat berdampak pada produktivitas dunia nyata.

Perbandingan Kecepatan Pengembangan

  • Setup tradisional microservice + React : 18 menit untuk perubahan kecil
  • Pendekatan Flask + HTMX : Hitungan detik untuk deployment
  • Faktor-faktor: waktu kompilasi, hot reloading, kompleksitas deployment
  • Lokalitas dapat berdampak signifikan pada kecepatan pengembangan dalam proyek nyata

Perdebatan Magic vs Simplicity

Poin diskusi utama berkisar pada apa yang merupakan magic dalam kode. Beberapa developer berargumen bahwa JavaScript eksplisit React terasa kurang magical dibandingkan atribut kustom HTMX . Yang lain membantah bahwa kedua pendekatan memerlukan pembelajaran konsep spesifik framework, membuat argumen magic menjadi subjektif.

Komunitas juga memperdebatkan kekhawatiran skalabilitas. Sementara HTMX bekerja dengan baik untuk interaksi sederhana, developer mencatat bahwa ini bisa menjadi berantakan untuk aplikasi kompleks, sering kali tetap memerlukan framework client-side tambahan.

Perbandingan HTMX vs jQuery

  • HTMX: <button hx-get="/clicked">Click Me</button> - perilaku terlihat dalam HTML
  • jQuery: Memerlukan file JavaScript terpisah dengan $("d1").on("click", function(){...}) - perilaku dipisahkan dari markup
  • Pendekatan HTMX memenuhi prinsip Locality of Behaviour
  • Pendekatan jQuery menciptakan "spooky action at a distance"

CSS dan Styling Memperumit Gambaran

Styling menghadirkan tantangan khusus bagi pendukung lokalitas. Tailwind CSS mewakili satu pendekatan untuk menjaga styles tetap dekat dengan markup, meskipun beberapa developer khawatir ini menyebabkan detail implementasi mengacaukan interface. Yang lain menyarankan solusi tengah seperti blok style khusus halaman yang kemudian dapat di-refactor menjadi stylesheet global.

Diskusi mengungkapkan bahwa CSS secara inheren menciptakan jarak antara perilaku dan markup, karena stylesheet eksternal dapat secara dramatis mengubah bagaimana elemen muncul dan berfungsi.

Dampak Dunia Nyata pada Tim Pengembangan

Selain perdebatan teoritis, developer berbagi pengalaman praktis. Tim yang bekerja dengan agen AI dan generasi kode otomatis menemukan bahwa lokalitas memudahkan tools untuk memahami dan memodifikasi kode. Pola separation tradisional dapat menyebarkan fungsionalitas terkait di beberapa file, membuat perubahan otomatis lebih sulit.

Ini adalah context engineering pada intinya. DRY dan SoC benar-benar mengacaukan kemampuan agen untuk mengumpulkan konteks secara efisien.

Komunitas mengakui bahwa developer berpengalaman dapat menulis kode yang dapat dipelihara terlepas dari pendekatannya, tetapi lokalitas mungkin membantu anggota tim yang kurang berpengalaman memahami codebase lebih cepat.

Kesimpulan

Perdebatan ini menyoroti bahwa prinsip desain perangkat lunak bukanlah aturan mutlak tetapi tools dengan trade-off. Sementara locality of behaviour dapat meningkatkan pemahaman kode dan kecepatan maintenance, ini mungkin bertentangan dengan praktik yang telah mapan yang memiliki manfaat tersendiri. Kuncinya tampaknya adalah membuat keputusan sadar tentang trade-off ini daripada mengikuti satu prinsip secara membabi buta.

Seiring berkembangnya tools pengembangan dan struktur tim, khususnya dengan bantuan AI yang menjadi lebih umum, keseimbangan antara prinsip-prinsip ini mungkin terus bergeser ke arah pendekatan yang memprioritaskan pemahaman kode langsung.

Referensi: Locality of Behaviour (LoB)