Amerika Serikat bergerak untuk memperkuat keamanan infrastruktur digitalnya dengan menargetkan komponen penting namun sering diabaikan dari komunikasi global. Federal Communications Commission telah mengumumkan rencana untuk melarang teknologi dan peralatan China dari kabel bawah laut yang terhubung ke pantai Amerika, menandai eskalasi signifikan lainnya dalam persaingan teknologi yang sedang berlangsung antara kedua negara.
![]() |
---|
Kabel bawah laut, yang vital untuk konektivitas internet global, kini berada di bawah pengawasan ketat terkait kekhawatiran keamanan mengenai teknologi asing |
Infrastruktur Kritis di Bawah Pengawasan
Kabel bawah laut merupakan tulang punggung konektivitas internet global, membawa sekitar 99% dari seluruh lalu lintas internet internasional. Jalur komunikasi bawah laut ini menjadi semakin rentan terhadap ancaman fisik maupun siber dalam beberapa tahun terakhir. Ketua FCC Brendan Carr menekankan bahwa infrastruktur kabel bawah laut telah menghadapi ancaman yang meningkat dari musuh asing, khususnya China, sehingga memerlukan langkah-langkah perlindungan segera untuk melindungi komunikasi digital Amerika.
Statistik Kunci:
- Kabel bawah laut membawa 99% dari seluruh lalu lintas internet internasional
- Perangkat pemotong kabel Tiongkok dapat beroperasi pada kedalaman hingga 4.000 meter (2,5 mil)
- Pemungutan suara FCC dijadwalkan pada 7 Agustus 2025
Kerangka Regulasi Komprehensif
Larangan yang diusulkan melampaui pembatasan peralatan sederhana, menargetkan berbagai aspek operasi kabel bawah laut. Perusahaan China akan menghadapi hambatan signifikan untuk memperoleh lisensi membangun atau mengoperasikan kabel yang terhubung ke Amerika Serikat. Aturan ini secara khusus berlaku untuk perusahaan yang sudah terdaftar dalam daftar entitas FCC , termasuk raksasa telekomunikasi Huawei dan ZTE , yang sebelumnya telah menghadapi pembatasan dalam proyek infrastruktur mobile Amerika selama pemerintahan Trump .
Perusahaan yang Terdampak:
- Huawei (sudah masuk dalam daftar entitas FCC )
- ZTE (sudah masuk dalam daftar entitas FCC )
- Perusahaan Tiongkok lainnya yang mengajukan lisensi kabel AS
Kekhawatiran Keamanan Mendorong Perubahan Kebijakan
Insiden terbaru telah menyoroti kerentanan jaringan kabel bawah laut terhadap gangguan yang disengaja. Pada Desember 2024, jalur listrik Estlink 2 milik Finlandia dan dua kabel data ke Estonia terputus, diduga oleh kapal tanker armada bayangan. Insiden serupa terjadi pada 2023 ketika Taiwan mengatribusikan pemotongan kabel yang mendukung akses internet ke Kepulauan Matsu kepada kapal China. Laporan intelijen menunjukkan China telah mengembangkan perangkat pemotong kabel laut dalam yang canggih yang mampu memutus jalur komunikasi bawah air yang diperkuat pada kedalaman mencapai 4.000 meter.
Insiden Kabel Terkini:
- Desember 2024: Sambungan listrik Estlink 2 milik Finland terputus oleh kapal tanker Eagle S
- 2023: Kabel Kepulauan Matsu milik Taiwan terputus oleh kapal-kapal China
- Berbagai insiden yang dikaitkan dengan campur tangan asing
Jadwal Implementasi dan Langkah Tambahan
FCC telah menjadwalkan pemungutan suara penting pada 7 Agustus untuk secara resmi menyetujui aturan-aturan restriktif ini. Selama pertemuan ini, komisioner juga akan mencari komentar publik mengenai langkah-langkah perlindungan tambahan untuk keamanan kabel bawah laut. Kerangka kerja yang diusulkan mencakup kebijakan penolakan presumptif untuk pelamar tertentu, pembatasan perjanjian sewa kapasitas dengan entitas asing, dan insentif untuk menggunakan kapal perbaikan dan pemeliharaan kabel bawah laut Amerika.
Implikasi Strategis untuk Komunikasi Global
Tindakan regulasi ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengurangi pengaruh China dalam infrastruktur kritis Amerika sambil berpotensi menguntungkan penyedia kabel domestik. Komisi bertujuan untuk melepaskan investasi kabel bawah laut guna mempercepat pembangunan infrastruktur AI sambil secara bersamaan mengamankan saluran komunikasi vital ini dari akses dan kontrol musuh asing.