Acara retail besar seperti Amazon Prime Day telah memicu percakapan di seluruh dunia tentang praktik penetapan harga yang menyesatkan yang membuat konsumen percaya bahwa mereka mendapatkan penawaran yang lebih baik dari kenyataannya. Sementara acara penjualan empat hari Amazon diproyeksikan menghasilkan pendapatan 21 miliar dolar Amerika Serikat, para kritikus berargumen bahwa perusahaan tersebut menggunakan harga asli yang digelembungkan untuk membuat diskon terlihat lebih substansial dari kenyataan.
Proyeksi Pendapatan Amazon Prime Day 2025: $21 miliar USD selama empat hari
Respons Regulasi Internasional Sangat Beragam
Berbagai negara mengambil pendekatan yang berbeda untuk memerangi penetapan harga penjualan yang menyesatkan. New Zealand telah menerapkan undang-undang khusus untuk mencegah retailer secara artifisial menggembungkan harga sebelum acara penjualan, meskipun beberapa bisnis masih menemukan cara untuk mengatasi regulasi ini dengan menyesuaikan harga pada tanggal yang berada di luar periode pemantauan. Sementara itu, pasar Eropa memelopori langkah-langkah transparansi yang mengharuskan retailer untuk menampilkan data riwayat harga, memberikan konsumen gambaran yang lebih jelas tentang apakah diskon yang diiklankan mewakili penghematan yang asli.
Switzerland tampaknya memimpin inisiatif transparansi ini, dengan retailer sudah menunjukkan perkembangan harga selama beberapa bulan. Pendekatan ini mengungkapkan bahwa retailer online besar sering kali tetap menjadi pilihan yang paling mahal bahkan selama periode promosi.
Regulasi Penetapan Harga Regional:
- New Zealand : Undang-undang yang mencegah inflasi harga buatan sebelum penjualan
- Europe : Aturan yang diusulkan/sudah ada yang mengharuskan tampilan riwayat harga
- Switzerland : Saat ini menerapkan pelacakan perkembangan harga selama beberapa bulan
Skala Penetapan Harga yang Menyesatkan Meluas Melampaui Acara Tunggal
Taktik manipulasi harga yang diamati selama Prime Day hanya mewakili satu contoh dari pola industri yang jauh lebih luas. Kekhawatiran serupa berlaku untuk acara retail besar lainnya sepanjang tahun, termasuk Black Friday di Amerika Serikat, promosi Back to School, dan penjualan Tahun Baru. Acara-acara ini secara kolektif menghasilkan ratusan miliar pendapatan sambil berpotensi menyesatkan konsumen tentang nilai sebenarnya dari pembelian mereka.
Hampir tidak ada yang benar-benar Sale lagi.
Diskusi komunitas mengungkapkan kesadaran yang berkembang bahwa penjualan tradisional sebagian besar telah menjadi latihan pemasaran daripada peluang penghematan yang asli. Beberapa konsumen mulai mempertanyakan apakah praktik ini harus menghadapi konsekuensi hukum, terutama karena skala dan kecanggihan taktik penetapan harga yang menyesatkan terus berkembang.
Kesadaran Konsumen Berkembang Meskipun Praktik Berlanjut
Meskipun pengetahuan yang luas tentang taktik ini, outlet media besar terus mempromosikan acara penjualan retail sebagai cerita berita yang sah, menciptakan siklus yang menguntungkan retailer sambil berpotensi merugikan konsumen. Pendekatan yang paling jujur, menurut pengamat industri, akan melibatkan retailer mempertahankan penetapan harga yang adil dan konsisten sepanjang tahun daripada mengandalkan skema diskon artifisial.
Pada Juli 2025, percakapan seputar transparansi penetapan harga retail terus mendapat momentum secara global, dengan konsumen menjadi semakin canggih dalam mengenali dan mendiskusikan taktik pemasaran ini di komunitas online dan platform media sosial.
Referensi: Prime Day is a scam