Developer Memperdebatkan Apakah Trunk-Based Development Benar-Benar Menghasilkan Kualitas Kode yang Lebih Baik

Tim Komunitas BigGo
Developer Memperdebatkan Apakah Trunk-Based Development Benar-Benar Menghasilkan Kualitas Kode yang Lebih Baik

Komunitas pengembangan perangkat lunak sedang terlibat dalam diskusi hangat tentang trunk-based development (TBD), sebuah pendekatan coding yang membuat developer mendorong perubahan langsung ke branch utama alih-alih menggunakan feature branch dan pull request. Meskipun pendukungnya mengklaim hal ini menghasilkan kode berkualitas tinggi dan pengiriman yang lebih cepat, banyak developer berpengalaman memberikan tanggapan balik dengan kekhawatiran dunia nyata.

Kesenjangan Antara Janji dan Realita

Pendukung trunk-based development berargumen bahwa membuat semua orang bekerja pada satu branch utama menciptakan kolaborasi yang lebih baik dan menangkap bug lebih awal. Teorinya menunjukkan bahwa ketika kode langsung digunakan oleh seluruh tim, masalah akan muncul dengan cepat dan dapat diperbaiki selagi masih kecil. Perusahaan seperti Google dan Netflix dilaporkan telah menggunakan pendekatan ini dengan sukses, bahkan dalam skala besar.

Namun, banyak developer dalam komunitas melaporkan pengalaman yang berbeda. Mereka menemukan bahwa meskipun TBD terdengar bagus di atas kertas, sering kali menjadi berantakan dalam praktik, terutama untuk tim remote. Kurangnya gerbang code review berarti masalah kualitas dapat lolos lebih mudah, dan tekanan untuk menjaga branch utama tetap stabil justru dapat memperlambat pengembangan ketika terjadi kesalahan.

Manfaat Utama Trunk-Based Development (Menurut Para Pendukung):

  • Integrasi berkelanjutan dari semua kontribusi kode
  • Loop umpan balik yang lebih cepat dan deteksi bug
  • Mengurangi konflik merge dan inventaris work-in-progress
  • Meningkatkan kolaborasi tim dan kepemilikan kode kolektif
  • Alur kerja yang disederhanakan dengan lebih sedikit perintah version control
  • Waktu ke pasar yang lebih cepat dan mengurangi biaya pengembangan

Kontroversi Pull Request

Salah satu poin paling kontroversial dalam perdebatan ini berpusat pada pull request (PR). Puritan TBD berargumen bahwa PR menciptakan lingkungan dengan kepercayaan rendah dan memperlambat pengembangan. Mereka mengklaim bahwa mengharuskan code review sebelum merging menunjukkan anggota tim tidak saling percaya untuk menulis kode yang baik.

Banyak developer sangat tidak setuju dengan karakterisasi ini. Mereka melihat PR sebagai alat pembelajaran yang berharga yang membantu tim berbagi pengetahuan dan mempertahankan standar coding. Code review bukan hanya tentang menangkap bug - tetapi tentang membimbing developer junior, menyebarkan pengetahuan domain, dan memastikan semua orang memahami bagaimana codebase berkembang.

PR sangat bagus untuk berbagi konteks. Anda mendapatkan komentar inline, CI berjalan, Anda dapat menguji hal-hal secara terisolasi dengan memutar infrastruktur, dan rekan tim benar-benar melihat apa yang berubah.

Konteks Lebih Penting Daripada Metodologi

Mungkin pengamatan paling mendalam dari diskusi komunitas adalah bahwa komposisi tim dan persyaratan proyek jauh lebih penting daripada metodologi pengembangan spesifik yang dipilih. Beberapa developer berpengalaman mencatat bahwa tim engineering yang baik cenderung mengorganisir diri mereka sendiri di sekitar praktik yang bekerja untuk situasi spesifik mereka, terlepas dari apa yang direkomendasikan posting blog terbaru.

Untuk tim kecil yang bekerja bersama pada aplikasi web dengan loop umpan balik cepat, commit langsung ke main mungkin bekerja dengan baik. Tetapi untuk tim yang lebih besar, industri yang diatur, atau proyek dengan siklus pengujian yang lebih panjang, jaring pengaman yang disediakan oleh feature branch dan code review menjadi penting. Kuncinya adalah mencocokkan proses dengan kebutuhan tim daripada mengikuti pendekatan satu ukuran untuk semua.

Kekhawatiran Umum yang Diangkat oleh Developer:

  • Kesulitan mempertahankan kualitas kode tanpa review PR
  • Tantangan untuk tim remote dan terdistribusi
  • Risiko merusak branch utama mempengaruhi produktivitas seluruh tim
  • Kurang cocok untuk industri yang diregulasi dan memerlukan kepatuhan
  • Membutuhkan tim pengembangan yang sangat terampil dan disiplin
  • Mungkin tidak bekerja dengan baik untuk proyek dengan siklus pengujian yang lebih panjang

Jalan Tengah

Banyak tim sukses telah menemukan bahwa perdebatan ini sebenarnya bukan tentang memilih antara posisi ekstrem. Alih-alih sepenuhnya meninggalkan branch atau secara kaku mengikuti strategi branching yang kompleks, mereka menggunakan feature branch berumur pendek dengan putaran PR yang cepat. Pendekatan ini menangkap banyak manfaat trunk-based development sambil mempertahankan pengamanan kualitas kode.

Diskusi ini mengungkapkan bahwa faktor terpenting untuk pengiriman perangkat lunak yang sukses bukan tentang strategi branching spesifik, tetapi tentang memiliki anggota tim yang terampil yang peduli dengan pekerjaan mereka, pengujian otomatis yang baik, dan komunikasi yang jelas. Apakah Anda menggunakan trunk-based development atau feature branch, fundamental ini tetap penting untuk membangun perangkat lunak berkualitas secara efisien.

Referensi: ON THE BENEFITS OF TRUNK-BASED DEVELOPMENT