Prosesor flagship generasi terbaru Samsung telah muncul dalam pengujian benchmark awal, memberikan gambaran konkret pertama tentang apa yang bisa menggerakkan model Galaxy S26 terpilih di tahun 2026. Exynos 2600, yang dibangun dengan teknologi proses 2nm GAA canggih Samsung, mewakili perubahan arsitektur yang signifikan dan dapat mengubah pendekatan perusahaan terhadap performa komputasi mobile.
Spesifikasi Exynos 2600
Komponen | Spesifikasi |
---|---|
Proses Manufaktur | 2nm GAA (Gate-All-Around) |
Konfigurasi CPU | 10-core (1+3+6) desain all-performance |
Core Utama | 1x Cortex-X930 @ 3.55GHz |
Core Performa | 3x Cortex-A730 @ 2.96GHz |
Core Tambahan | 6x Cortex-A730 @ 2.46GHz |
RAM Perangkat Uji | 12GB |
Perkiraan Peluncuran | Seri Galaxy S26 (2026) |
Arsitektur Revolusioner 10-Core Meninggalkan Efficiency Cores
Exynos 2600 memperkenalkan konfigurasi CPU baru yang berani dengan 10 core dalam susunan 1+3+6, sepenuhnya meninggalkan efficiency cores tradisional demi desain all-performance. Pendekatan radikal ini mencerminkan strategi seri MediaTek Dimensity 9400, menggunakan satu core Cortex-X930 dengan clock 3,55GHz, tiga core Cortex-A730 berjalan pada 2,96GHz, dan enam core A730 tambahan beroperasi pada 2,46GHz. Kepercayaan diri Samsung dalam menghilangkan efficiency cores berasal dari manfaat konsumsi daya yang dijanjikan oleh proses manufaktur 2nm GAA, yang seharusnya memberikan efisiensi energi yang lebih baik dibandingkan teknologi 3nm saat ini.
Hasil Benchmark Awal Menunjukkan Performa Tahap Pengembangan
Hasil Geekbench 6 yang bocor mengungkapkan skor 2.155 untuk performa single-core dan 7.788 untuk performa multi-core. Angka-angka ini jauh di bawah ekspektasi jika dibandingkan dengan Snapdragon 8 Elite Gen 2 mendatang dari Qualcomm, yang dilaporkan mencapai lebih dari 4.000 dan 11.000 poin dalam tes yang sama. Namun, angka-angka ini sangat mirip dengan performa Galaxy Z Flip7 Samsung yang baru dirilis dengan Exynos 2500, menunjukkan bahwa hasil saat ini mencerminkan pengembangan awal daripada optimasi final.
Perbandingan Performa Benchmark
Prosesor | Skor Single-Core | Skor Multi-Core |
---|---|---|
Exynos 2600 (awal) | 2,155 | 7,788 |
Snapdragon 8 Elite Gen 2 | >4,000 | >11,000 |
Galaxy Z Flip7 ( Exynos 2500 ) | ~2,155 | ~7,788 |
Catatan: Skor Exynos 2600 berasal dari pengujian pengembangan awal dan diharapkan akan meningkat secara signifikan sebelum rilis final.
Timeline Manufaktur dan Strategi Pasar
Samsung dilaporkan memulai produksi massal prototipe Exynos 2600 pada Juni 2024, dengan desain diharapkan diselesaikan pada kuartal ketiga 2025. Fokus strategis perusahaan pada peningkatan yield 2nm GAA secara bertahap mencerminkan keyakinan mereka bahwa teknologi manufaktur ini akan tetap diminati hingga empat tahun. Timeline yang diperpanjang ini memberikan Samsung kesempatan substansial untuk menyempurnakan baik proses manufaktur maupun karakteristik performa chip sebelum peluncuran Galaxy S26.
Distribusi Regional dan Kekhawatiran Kompetisi
Pengujian benchmark terjadi pada perangkat Samsung dengan nomor model S5E9965, dilengkapi dengan RAM 12GB—sesuai dengan konfigurasi standar seri Galaxy S25 saat ini. Ekspektasi industri menunjukkan Exynos 2600 akan menggerakkan model Galaxy S26 di Eropa dan Asia, sementara varian Snapdragon kemungkinan akan melayani pasar AS dan China. Pembagian regional ini dapat menciptakan disparitas performa yang mencolok antara versi pasar yang berbeda dari perangkat yang sama, berpotensi merugikan konsumen di wilayah Exynos jika kesenjangan performa dengan chip Snapdragon tetap ada.
Outlook Pengembangan dan Ekspektasi Performa
Meskipun skor benchmark saat ini masih sederhana, tim engineering Samsung secara aktif bekerja pada optimasi tingkat sistem termasuk peningkatan manajemen sumber daya dan peningkatan efisiensi termal. Teknologi proses 2nm GAA mewakili kemajuan manufaktur yang signifikan yang seharusnya memungkinkan clock speed yang lebih tinggi dan efisiensi daya yang lebih baik dalam versi produksi final. Seiring perkembangan menuju peluncuran Galaxy S26 yang diharapkan pada 2026, hasil awal ini lebih berfungsi sebagai milestone pengembangan daripada indikator performa definitif.