Cucumber , framework testing yang menjanjikan tim dapat menulis automated test dalam bahasa natural, menghadapi kritik yang semakin meningkat dari para developer yang mengatakan tool ini gagal memenuhi proposisi nilai utamanya. Tool yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara anggota tim teknis dan non-teknis melalui spesifikasi test yang mudah dibaca, justru menjadi sumber frustrasi daripada kolaborasi.
Janji Palsu Partisipasi Non-Teknis
Masalah fundamental yang menghantui Cucumber bukanlah masalah teknis—melainkan masalah manusia. Meskipun memasarkan dirinya sebagai tool yang memungkinkan business analyst, domain expert, dan stakeholder non-teknis lainnya untuk menulis dan meninjau test, kenyataannya sangat berbeda. Developer melaporkan bahwa stakeholder ini jarang terlibat dalam proses testing secara bermakna, meninggalkan engineer untuk menangani penulisan spesifikasi dan parsing berbasis regex yang kompleks yang menghubungkan bahasa natural dengan kode test sebenarnya.
Hal ini menciptakan beban tiga langkah bagi developer: menulis spesifikasi dalam format Gherkin milik Cucumber , membuat parser untuk menerjemahkan spesifikasi tersebut menjadi objek test yang dapat digunakan, dan akhirnya mengimplementasikan test yang sebenarnya. Yang seharusnya menyederhanakan kolaborasi justru menambah lapisan kompleksitas.
Tantangan Implementasi Cucumber
Kategori Tantangan | Masalah Spesifik |
---|---|
Keterlibatan Stakeholder | Anggota tim non-teknis jarang menulis atau meninjau pengujian |
Kompleksitas Teknis | Sistem parsing berbasis regex memerlukan pemeliharaan yang konstan |
Keterbatasan Spesifikasi | Performa buruk dengan skenario logika bisnis yang kompleks |
Beban Kerja Developer | Proses tiga langkah: menulis spesifikasi, membuat parser, mengimplementasikan pengujian |
Beban Pemeliharaan | Infrastruktur pengujian yang rapuh dan sensitif terhadap perubahan bahasa |
Keterbatasan Teknis Memperparah Masalah
Selain masalah kolaborasi, Cucumber menghadapi kekurangan teknis yang signifikan ketika menangani skenario testing yang kompleks. Pendekatan bahasa natural framework ini bekerja dengan baik untuk spesifikasi dasar tetapi rusak ketika tim perlu menguji logika bisnis yang rumit atau sistem teknis. Developer mendapati diri mereka dipaksa memilih antara menulis test yang terlalu samar yang memberikan sedikit nilai atau membuat spesifikasi yang repetitif dan verbose yang tetap diabaikan stakeholder.
Sifat regex-driven dari sistem parsing Cucumber menambah lapisan frustrasi lainnya. Engineer harus membuat regular expression untuk mencocokkan pola bahasa natural, yang mengarah pada infrastruktur test yang rapuh dan memerlukan maintenance konstan. Perubahan kecil dalam kata-kata dapat merusak seluruh test suite, membuat janji bahasa natural terasa lebih seperti jebakan daripada fitur.
Veteran Industri Berbagi Pelajaran yang Dipelajari dengan Susah Payah
Developer berpengalaman yang telah mencoba mengimplementasikan Cucumber di berbagai organisasi melaporkan pola yang konsisten yaitu antusiasme awal diikuti dengan pengabaian bertahap. Tool ini cenderung menarik engineer pemula yang tertarik pada visi idealistik democratized testing, tetapi profesional berpengalaman sering melihatnya sebagai lapisan abstraksi yang tidak perlu.
Masalahnya sebenarnya bukan karena domain expert atau business people tidak tertarik meninjau test ini. Masalahnya adalah bahasa cucumber sangat, sangat tidak cocok untuk menulis apa pun selain spesifikasi yang sangat dasar.
Beberapa organisasi di sektor dengan anggaran testing yang substansial, khususnya di sektor publik, telah menemukan kesuksesan terbatas dengan Cucumber ketika business analyst secara aktif berpartisipasi dalam menulis requirement test. Namun, kisah sukses ini tetap menjadi pengecualian daripada aturan.
Pola Penggunaan Umum Cucumber
- Daya Tarik Karir Awal: Tool ini menarik para developer idealis yang baru mengenal framework testing
- Kasus Sukses Terbatas: Beberapa organisasi sektor publik dengan business analyst yang berdedikasi
- Alur Kerja Tipikal: Developer akhirnya menulis kode spesifikasi dan implementasi
- Pendekatan Alternatif: Tim sering meninggalkan Cucumber untuk unit test dan spesifikasi tradisional
- Kompleksitas Regex: Matcher sekali pakai diperlukan untuk sebagian besar skenario pengujian
Konteks yang Lebih Luas dari Solusi No-Code
Perjuangan Cucumber mencerminkan tantangan yang lebih luas yang dihadapi solusi no-code dan low-code dalam pengembangan software. Tool-tool ini sering menjanjikan untuk menghilangkan kompleksitas pemrograman tradisional tetapi sering gagal memperhitungkan kompleksitas esensial yang melekat dalam sistem software. Struktur sintaks dan semantik yang coba diabstraksi oleh tool ini melayani tujuan penting dalam menciptakan software yang robust dan maintainable.
Kesulitan framework testing ini menyoroti ketegangan fundamental dalam pengembangan software: keinginan untuk membuat proses teknis dapat diakses oleh stakeholder non-teknis versus kenyataan bahwa pengembangan software yang efektif memerlukan pemahaman sistem dan hubungan yang kompleks.
Kesimpulan
Meskipun visi Cucumber tentang collaborative, plain-language testing tetap menarik, implementasi praktisnya terbukti bermasalah bagi banyak tim pengembangan. Kegagalan tool ini dalam mencapai partisipasi non-teknis yang bermakna, dikombinasikan dengan keterbatasan teknis dan overhead maintenance, telah membuat banyak developer meninggalkannya demi pendekatan testing yang lebih langsung. Bagi tim yang mempertimbangkan Cucumber , pertanyaan kuncinya bukan apakah tool ini bisa bekerja, tetapi apakah manfaat yang dijanjikan membenarkan kompleksitas tambahan yang diperkenalkannya ke dalam proses pengembangan.
Referensi: Cucumber lets you write automated tests in plain language