Pertempuran berkelanjutan antara Epic Games dan raksasa teknologi mengenai monopoli toko aplikasi telah mencapai tonggak sejarah lainnya. Pengadilan Banding Sirkuit Kesembilan Amerika Serikat telah menguatkan putusan bersejarah yang menemukan bahwa Play Store milik Google beroperasi sebagai monopoli ilegal, memaksa raksasa mesin pencari tersebut untuk menerapkan perubahan signifikan pada model distribusi aplikasi Android-nya.
Asal Usul Pertempuran Hukum dan Kronologi
Sengketa ini bermula pada tahun 2020 ketika Epic Games dengan sengaja menghindari sistem pembayaran Google dalam pembaruan Fortnite, mendorong Google untuk segera menghapus game populer tersebut dari Play Store. Epic merespons dengan gugatan, menggunakan strategi provokatif yang sama yang telah mereka gunakan melawan App Store milik Apple. Pada akhir 2023, juri dengan suara bulat memutuskan bahwa Google telah menyalahgunakan posisi pasarnya dengan memonopoli distribusi aplikasi dan mengenakan biaya berlebihan kepada pengembang.
Timeline Utama
- 2020: Epic Games melewati sistem pembayaran Google di Fortnite , yang menyebabkan penghapusan dari Play Store dan gugatan hukum selanjutnya
- Akhir 2023: Juri dengan suara bulat memutuskan Google menjalankan monopoli ilegal
- Oktober 2024: Penangguhan administratif diberikan (kini dibatalkan)
- 31 Juli 2025: Ninth Circuit Court of Appeals menguatkan putusan asli
- 8 bulan sejak putusan: Batas waktu bagi Google untuk menerapkan perubahan yang diperlukan
Keputusan Pengadilan dan Banding Google yang Gagal
Upaya Google untuk membatalkan putusan asli telah ditolak secara tegas oleh pengadilan banding federal. Putusan ini memperkuat temuan juri bahwa Google mempertahankan monopoli ilegal melalui operasi Play Store dan sistem pembayaran terkaitnya. CEO Epic Games Tim Sweeney merayakan keputusan tersebut sebagai kemenangan total, menekankan signifikansi preseden hukum ini bagi komunitas pengembang aplikasi yang lebih luas.
![]() |
---|
Gambar ini melambangkan perjuangan melawan praktik monopoli dalam teknologi, kontras dengan kemenangan Epic Games dalam pertarungan hukum melawan Google |
Perubahan Wajib pada Operasi Play Store
Keputusan pengadilan memaksa Google untuk menerapkan beberapa perubahan transformatif dalam waktu delapan bulan. Perusahaan harus mengizinkan pengguna Android untuk mengunduh toko aplikasi pihak ketiga langsung melalui Google Play, secara fundamental mengubah ekosistem tertutup yang telah mendefinisikan model distribusi aplikasi Android. Selain itu, Google akan dilarang membuat kesepakatan eksklusif dengan produsen ponsel untuk pra-instalasi Play Store pada perangkat.
Perubahan yang Diperlukan untuk Google
- Mengizinkan toko aplikasi pihak ketiga untuk diunduh langsung melalui Google Play
- Menyediakan akses katalog ke direktori aplikasi Play Store untuk platform pesaing
- Menghentikan kesepakatan eksklusif dengan produsen ponsel untuk pra-instalasi Play Store
- Berhenti memaksa pengembang untuk menggunakan sistem pembayaran Google
- Membentuk Komite Teknis dengan Epic untuk mengawasi kepatuhan
Persyaratan Akses Katalog yang Belum Pernah Ada
Mungkin aspek paling signifikan dari putusan ini melibatkan ketentuan akses katalog. Google harus memberikan akses kepada toko aplikasi pesaing ke direktori aplikasi Play Store-nya, memastikan bahwa platform alternatif dapat menawarkan layanan yang benar-benar kompetitif. Persyaratan ini melampaui akses pasar sederhana, berpotensi membentuk kembali bagaimana penemuan dan distribusi aplikasi berfungsi di seluruh ekosistem Android.
Implikasi Industri dan Pandangan Masa Depan
Putusan ini merepresentasikan momen penting bagi distribusi aplikasi mobile, mengikuti kemenangan hukum paralel Epic melawan kebijakan App Store milik Apple. Sweeney mengumumkan bahwa Epic Games Store untuk Android akan diluncurkan di Google Play sebagai hasil langsung dari keputusan ini, menandai pergeseran dramatis dalam lanskap kompetitif. Google, bagaimanapun, tetap menentang, dengan juru bicara Lee-Anne Mullholand memperingatkan bahwa keputusan tersebut akan sangat merugikan keamanan pengguna, membatasi pilihan, dan merusak inovasi.
Perlawanan Hukum Google yang Berkelanjutan
Meskipun ada putusan pengadilan banding, Google telah menunjukkan niatnya untuk mengejar upaya hukum lebih lanjut, berpotensi membawa kasus ini ke Mahkamah Agung Amerika Serikat. Perusahaan berargumen bahwa perubahan yang diwajibkan akan mengkompromikan model keamanan Android dan pengalaman pengguna. Namun, Google harus mulai menerapkan modifikasi yang diperlukan sementara banding tambahan apa pun berlanjut melalui pengadilan.
Pembentukan Komite Teknis, dengan anggota yang ditunjuk oleh kedua perusahaan, akan mengawasi kepatuhan Google terhadap arahan pengadilan, memastikan bahwa perubahan yang diwajibkan diterapkan secara efektif dan transparan.