Batu peringatan tsunami berusia seabad di Jepang, yang diukir dengan pesan mengerikan seperti Jangan membangun rumah di bawah titik ini, telah memicu diskusi intens tentang apakah masyarakat modern mengabaikan kebijaksanaan kuno yang bisa mencegah bencana nuklir Fukushima tahun 2011.
![]() |
---|
Batu peringatan tsunami berusia seabad berfungsi sebagai pengingat kebijaksanaan kuno untuk tidak melakukan pembangunan pesisir di bawah titik aman |
Fukushima Dibangun di Bawah Garis Peringatan Kuno
Diskusi komunitas mengungkap pola yang mengkhawatirkan: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi dibangun di permukaan laut, kemungkinan di bawah zona aman yang ditandai oleh batu tsunami bersejarah. Meskipun peneliti belum menemukan batu khusus di lokasi Fukushima itu sendiri, lokasi pembangkit yang rentan secara langsung bertentangan dengan kebijaksanaan berusia berabad-abad yang tertanam dalam monumen-monumen ini. Gelombang tsunami 2011 mencapai ketinggian hingga 14 meter (46 kaki), dengan mudah menghancurkan tembok laut yang tidak memadai yang diandalkan para insinyur alih-alih mengindahkan peringatan tradisional.
Dampak Tsunami 2011:
- Gelombang mencapai ketinggian hingga 14 meter (46 kaki)
- Hampir 29.000 orang tewas
- 230.000 orang masih tinggal di tempat penampungan sementara empat tahun kemudian
- Pembangkit Fukushima Daiichi dibangun di permukaan laut dengan tanggul laut yang tidak memadai
Efektivitas Peringatan Kuno Dipertanyakan
Rekam jejak batu-batu tersebut menceritakan kisah yang menyedihkan. Setelah dua tsunami mematikan menewaskan 22.000 orang pada tahun 1896, komunitas mendirikan 317 tablet batu sebagai peringatan bagi generasi mendatang. Namun, ketika bencana 2011 melanda, 125 dari batu-batu ini (40%) tersapu atau hancur, menimbulkan pertanyaan tentang penempatan dan efektivitasnya. Beberapa komunitas seperti desa Aneyoshi berhasil mengindahkan peringatan batu mereka, dengan penduduk mengungsi ke dataran tinggi ketika tsunami mendekat.
Statistik Batu Tsunami:
- 317 tablet batu didirikan setelah tsunami 1896
- 125 batu (40%) hancur atau tersapu pada tahun 2011
- Sebagian besar batu berasal dari sekitar tahun 1896
- Batu tertua yang diketahui berasal dari awal tahun 1400-an
Ingatan Memudar Lintas Generasi
Wawasan kritis dari para ahli perencanaan bencana menyoroti mengapa peringatan-peringatan ini sering diabaikan: ingatan kolektif biasanya memudar setelah tiga generasi. Orang-orang yang mengalami bencana meneruskan pengetahuan kepada anak-anak dan cucu-cucu mereka, tetapi generasi selanjutnya cenderung melupakan pelajaran yang dipelajari dengan susah payah ini. Pola ini menjelaskan mengapa pembangunan pesisir berlanjut di zona berbahaya meskipun ada peringatan sejarah yang jelas, karena komunitas menaruh kepercayaan pada tembok laut modern daripada kebijaksanaan kuno.
Masyarakat modern tidak baik dalam pertimbangan dan perencanaan jangka panjang semacam ini.
Gempa bumi Tōhoku 2011 terjadi di area yang persis sama dengan gempa bumi dahsyat tahun 869 M, mewakili peristiwa sekali dalam seribu tahun yang memerlukan ingatan institusional jangka panjang yang sangat ekstrem untuk mempersiapkan diri dengan benar. Diskusi ini mengungkap betapa menantangnya bagi masyarakat kontemporer untuk mempertahankan kewaspadaan terhadap peristiwa langka namun katastrofik, bahkan ketika nenek moyang kita meninggalkan peringatan jelas yang diukir di batu.
Referensi: These Century-Old Stone Tsunami Stones Dot Japan's Coastline