Sebuah studi akademis terbaru telah memicu perdebatan sengit tentang apakah pola tidur yang berbeda menciptakan perlakuan tidak adil di masyarakat. Penelitian ini mengkaji bagaimana tuntutan kehidupan modern untuk jadwal standar dapat merugikan orang-orang yang secara alami tidur dan bangun pada waktu yang berbeda.
Studi tersebut mengidentifikasi tiga masalah utama dalam cara masyarakat menangani tidur: orang-orang tidur lebih sedikit, pola tidur mereka menjadi tidak teratur, dan jam biologis alami mereka tidak sinkron dengan ekspektasi sosial. Masalah-masalah ini tidak mempengaruhi semua orang secara merata, menciptakan apa yang disebut peneliti sebagai masalah keadilan sirkadian.
Tiga Masalah Tidur Utama yang Teridentifikasi:
- Pemendekan tidur: Orang-orang mendapatkan waktu tidur yang lebih sedikit secara keseluruhan
- Ketidakteraturan tidur: Pola tidur menjadi tidak konsisten
- Desinkronisasi tidur: Jam biologis alami bertentangan dengan jadwal sosial
Waktu Mulai Sekolah Menyoroti Tantangan Praktis
Diskusi tersebut mengungkapkan contoh-contoh nyata bagaimana waktu tidur mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Banyak sekolah mulai pagi terutama karena kendala penjadwalan bus daripada kebutuhan pendidikan. Seperti yang dicatat seorang pendidik, sekolah menengah atas sering dimulai saat fajar karena armada bus yang sama harus melayani beberapa tingkat sekolah sepanjang pagi.
Hal ini menciptakan efek berantai di mana siswa dengan pola tidur alami yang lebih larut lebih kesulitan dibandingkan mereka yang secara alami bangun pagi. Perdebatan meluas melampaui preferensi individu untuk mempertanyakan apakah institusi harus beradaptasi untuk mengakomodasi ritme biologis yang berbeda.
Pekerja Shift Malam Menghadapi Kerugian Sistematis
Penelitian menunjuk pada kelompok seperti karyawan call center lepas pantai yang harus membalik jadwal tidur mereka untuk melayani pelanggan di zona waktu berbeda. Pekerja-pekerja ini sering menerima kompensasi yang tidak memadai untuk biaya kesehatan dan sosial dari bekerja melawan jam biologis alami mereka.
Diskusi komunitas mengungkapkan skeptisisme tentang membingkai ini sebagai masalah keadilan, dengan beberapa orang melihatnya sebagai tantangan penjadwalan tempat kerja yang normal. Namun, yang lain berpendapat bahwa orang dengan kronotipe ekstrem - mereka yang secara alami tidur sangat pagi atau sangat larut - memiliki kemampuan terbatas untuk beradaptasi dan layak mendapat akomodasi yang lebih baik.
Kronotipe mengacu pada perbedaan individu dalam waktu siklus tidur dan bangun, sering digambarkan sebagai orang yang suka pagi atau burung hantu malam.
Kelompok yang Terdampak:
- Pekerja call center lepas pantai (ketidakselarasan zona waktu)
- Siswa dengan kronotipe terlambat (waktu mulai sekolah yang terlalu pagi)
- Pekerja shift malam di berbagai industri
- Orang dengan preferensi waktu tidur alami yang ekstrem
Peran Teknologi dalam Gangguan Tidur
Sementara fokus akademis berpusat pada penjadwalan institusional, anggota komunitas menunjukkan bahwa penggunaan ponsel mungkin memiliki dampak yang lebih luas pada kualitas tidur daripada jadwal kerja yang tidak teratur. Studi menunjukkan kaitan signifikan antara penggunaan perangkat dan tidur yang buruk, mempengaruhi jauh lebih banyak orang daripada kerja shift khusus.
Hal ini menyoroti kesenjangan antara teori akademis dan kenyataan praktis. Penelitian menekankan masalah sistematis tempat kerja sambil berpotensi mengabaikan kebiasaan teknologi sehari-hari yang mengganggu pola tidur di seluruh populasi.
Faktor-faktor yang Berkontribusi:
- Kendala penjadwalan bus di sekolah-sekolah
- Rutinitas tempat kerja industri
- Adopsi pencahayaan listrik
- Penggunaan ponsel dan perangkat di kamar tidur
- Kebijakan Waktu Musim Panas
Solusi Tetap Kontroversial
Studi tersebut menyarankan agar masyarakat berhenti mengasumsikan semua orang mengikuti jadwal tidur tradisional daripada mencoba memulihkan pola lama. Pendekatan ini telah menarik kritik karena tidak praktis dibandingkan dengan memperkuat perlindungan tenaga kerja atau hak pekerja.
Perdebatan mencerminkan pertanyaan yang lebih luas tentang seberapa banyak masyarakat harus beradaptasi dengan perbedaan individu versus mengharapkan orang untuk menyesuaikan diri dengan norma yang telah mapan. Sementara penelitian mengidentifikasi masalah nyata dengan ketimpangan tidur, solusi yang diusulkan tetap kontroversial dan sulit diimplementasikan dalam skala besar.
Referensi: Circadian justice