Developer Berbagi Pengalaman Dunia Nyata dengan Sistem Workflow Berbasis Postgres

Tim Komunitas BigGo
Developer Berbagi Pengalaman Dunia Nyata dengan Sistem Workflow Berbasis Postgres

Komunitas developer sedang aktif mendiskusikan pengalaman mereka dengan sistem workflow berbasis Postgres, khususnya DBOS, sebagai alternatif dari platform orkestrasi yang lebih kompleks seperti Temporal. Percakapan ini mengungkap wawasan praktis tentang tantangan implementasi, strategi migrasi, dan trade-off antara berbagai pendekatan manajemen workflow.

Alat Workflow Postgres Alternatif:

  • DBOS - Library open-source untuk aplikasi yang sudah ada
  • pgflow.dev - Dibangun di atas pgmq dengan logika yang berpusat pada database
  • Graphile Worker - Prosesor job latar belakang yang sedang digantikan oleh solusi yang lebih baru
  • Azure Durable Functions - Model serupa menggunakan layanan penyimpanan Azure

Kisah Sukses Migrasi dan Kemudahan Implementasi

Developer melaporkan transisi yang mengejutkan lancar ke sistem workflow berbasis Postgres. Seorang developer membagikan pengalamannya berpindah dari Graphile Worker ke DBOS, menyelesaikan migrasi hanya dalam 30 menit. Waktu implementasi yang cepat ini sangat kontras dengan sistem yang lebih kompleks yang memerlukan perubahan arsitektur yang signifikan.

Daya tariknya terletak pada pendekatan adopsi bertahap. Tidak seperti sistem yang menuntut perombakan infrastruktur secara menyeluruh, solusi berbasis Postgres dapat diintegrasikan ke dalam codebase yang sudah ada dengan gangguan minimal. Hal ini terbukti sangat berharga bagi tim yang mengelola AI agent dan background job yang membutuhkan kemampuan checkpoint untuk pengurangan biaya dan peningkatan reliabilitas.

Poin Perbandingan Sistem Workflow:

  • Waktu Implementasi: DBOS (30 menit) vs Temporal (memerlukan re-architecting)
  • Infrastruktur: Berbasis Postgres (database yang sudah ada) vs Orkestrator eksternal (layanan tambahan)
  • Kurva Pembelajaran: Query SQL vs API workflow khusus
  • Strategi Migrasi: Adopsi bertahap vs Perombakan sistem menyeluruh
Sebuah diagram alur yang mendemonstrasikan interaksi antara pekerja dan alur kerja, merepresentasikan proses migrasi cepat ke sistem berbasis Postgres
Sebuah diagram alur yang mendemonstrasikan interaksi antara pekerja dan alur kerja, merepresentasikan proses migrasi cepat ke sistem berbasis Postgres

Keunggulan Teknis yang Menarik Minat Developer

Diskusi komunitas menyoroti beberapa manfaat teknis yang membuat Postgres menarik untuk manajemen workflow. Mekanisme locking database, khususnya klausa FOR UPDATE SKIP LOCKED, memungkinkan pemrosesan queue yang scalable tanpa masalah contention yang mengganggu implementasi yang lebih sederhana.

Developer menghargai observability bawaan yang datang dengan menyimpan state workflow dalam database relasional. Query SQL dapat dengan mudah mengekstrak metadata workflow untuk tujuan monitoring dan debugging. Bahasa query yang familiar menghilangkan kurva pembelajaran yang terkait dengan sistem workflow khusus.

Baru-baru ini memindahkan beberapa background job dari graphile worker ke DBOS. Sangat merekomendasikan karena kesederhanaannya. Butuh waktu setengah jam saja.

Fitur Utama Postgres untuk Workflows:

  • FOR UPDATE SKIP LOCKED - Memungkinkan pemrosesan antrian secara bersamaan tanpa konflik
  • Model data relasional dengan indeks sekunder - Mendukung kueri metadata workflow yang efisien
  • Transaksi ACID - Menyediakan jaminan eksekusi sekali-jalan untuk operasi database
  • Observabilitas SQL bawaan - Memungkinkan pemantauan dan debugging status workflow dengan mudah
Contoh query SQL yang mendemonstrasikan penggunaan klausa FOR UPDATE SKIP LOCKED, menekankan keunggulan teknis Postgres untuk manajemen workflow
Contoh query SQL yang mendemonstrasikan penggunaan klausa FOR UPDATE SKIP LOCKED, menekankan keunggulan teknis Postgres untuk manajemen workflow

Membandingkan Alternatif dan Trade-off

Komunitas secara aktif membandingkan berbagai solusi workflow, menimbang faktor-faktor seperti kompleksitas, kebutuhan infrastruktur, dan upaya migrasi. Meskipun beberapa developer mengakui bahwa platform yang sudah mapan seperti Temporal menawarkan observability dan user interface yang superior, mereka seringkali memerlukan perubahan arsitektur yang lebih signifikan.

Pertimbangan latensi juga mempengaruhi pengambilan keputusan. Beberapa use case mendapat manfaat dari overhead yang berkurang dari sistem berbasis Postgres dibandingkan dengan orchestrator eksternal. Namun, developer mencatat bahwa pilihan seringkali bergantung pada kebutuhan spesifik dan infrastruktur yang ada.

Ekosistem yang Berkembang dan Kemungkinan Integrasi

Thread diskusi mengungkap minat dalam menggabungkan sistem workflow berbasis Postgres dengan tools lain. Developer sedang mengeksplorasi kemungkinan integrasi dengan framework orkestrasi data seperti Dagster, melihat potensi untuk fungsionalitas komplementer yang menangani berbagai aspek pipeline pemrosesan data yang kompleks.

Komunitas juga menemukan alternatif yang ringan dan membangun tooling tambahan di sekitar workflow Postgres. Beberapa developer sedang membuat domain-specific language dan adapter untuk membuat sistem ini lebih mudah digunakan dalam lingkungan pemrograman yang mereka sukai.

Diskusi yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa sistem workflow berbasis Postgres sedang mendapat traksi sebagai jalan tengah antara processor background job sederhana dan platform orkestrasi yang kompleks, menawarkan sweet spot dari fungsionalitas dan kesederhanaan untuk banyak use case.

Referensi: Why You Should Build Durable Workflows With Postgres