Perdebatan antara sistem kereta bawah tanah dan permukaan semakin memanas di komunitas transportasi di seluruh dunia. Meskipun metro bawah tanah telah lama dianggap sebagai standar emas untuk transportasi perkotaan, jaringan permukaan semakin populer karena kenyamanan, aksesibilitas, dan konektivitas perkotaan yang mengejutkan efektif.
Realitas di Balik Sistem Bawah Tanah
Meskipun namanya demikian, banyak jaringan bawah tanah terkenal sebenarnya menghabiskan waktu yang signifikan di atas tanah. Diskusi komunitas mengungkapkan bahwa hanya 45% dari London's Underground yang benar-benar berjalan di bawah tanah, dengan hanya dua jalur yang sepenuhnya berada di bawah tanah. Chicago bahkan lebih mengejutkan - dari 224,1 mil jalur, hanya 11,4 mil (5%) yang berjalan di bawah tanah. Paris mengikuti pola serupa, dengan jaringan suburban RER sebagian besar berada di atas tanah kecuali di pusat kota.
Pengungkapan ini menantang asumsi umum bahwa kereta perkotaan yang sukses harus dikubur. Konvensi penamaan sering menyesatkan penumpang tentang infrastruktur sebenarnya yang mereka gunakan.
Cakupan Bawah Tanah Sistem Transit Chicago
- Total panjang jalur: 224,1 mil
- Jalur bawah tanah: 11,4 mil (5%)
- Jalur di atas tanah: 212,7 mil (95%)
- Hanya 2 dari 8 jalur yang menggunakan bagian bawah tanah
Keunggulan Kereta Permukaan Mendorong Preferensi Pengguna
Pengguna transportasi secara konsisten memuji jaringan permukaan karena pengalaman perjalanan yang superior. Sirkulasi udara segar, pencahayaan alami, dan gerbong yang luas menciptakan perjalanan yang lebih menyenangkan dibandingkan terowongan bawah tanah yang sempit. Manfaat psikologisnya signifikan - penumpang melaporkan merasa kurang klaustrofobia dan lebih terhubung dengan lingkungan sekitar saat bepergian di atas tanah.
Peningkatan aksesibilitas menonjol sebagai keunggulan utama. Stasiun permukaan lebih mudah dinavigasi bagi orang dengan tantangan mobilitas, dan lingkungan yang lebih tenang menguntungkan mereka yang memiliki neurodiversitas atau sensitivitas sensorik. Udara segar yang konstan juga membantu penumpang dengan kondisi pernapasan.
Kisah Sukses Transformasi
London's Overground menunjukkan bagaimana infrastruktur yang ada dapat direvolusi tanpa konstruksi baru yang masif. Jaringan ini sebagian besar dibangun dengan meningkatkan jalur kereta perkotaan yang terabaikan yang memiliki reputasi buruk untuk keandalan dan keselamatan. Melalui peningkatan frekuensi layanan, pemeliharaan yang lebih baik, branding terpadu, dan tiket terintegrasi, rute-rute yang terlupakan ini menjadi pilihan transportasi yang disukai.
Sebagian besar adalah psikologi—orang akan menggunakan layanan yang terasa lebih bersih, lebih halus dan lebih aman, bahkan jika itu pada dasarnya layanan yang sama.
Pendekatan transformasi ini menawarkan harapan bagi kota-kota lain dengan infrastruktur kereta yang kurang dimanfaatkan. Moscow telah mengikuti strategi serupa, mengintegrasikan jalur kereta komuter ke dalam jaringan metro mereka sejak 2019, menciptakan lima koneksi overground baru.
Struktur Jaringan London Overground
- 6 jalur berbeda yang membentuk cincin luar di sekitar London
- Berusia 18 tahun (didirikan tahun 2007)
- 3,5 juta penumpang per minggu
- Dibangun terutama dari peningkatan jalur kereta api yang sudah ada
- Dikelola oleh Transport for London ( TfL )
Masalah Hub-and-Spoke
Sistem metro tradisional biasanya mengikuti desain hub-and-spoke, menyalurkan penumpang melalui pusat kota. Jaringan ring permukaan seperti London's Overground memecahkan kesenjangan transportasi kritis dengan menghubungkan pinggiran kota langsung satu sama lain. Ini mengurangi tekanan pada stasiun pusat sambil memungkinkan pola perjalanan baru yang sebelumnya tidak praktis.
Kota-kota seperti Chicago menghadapi tantangan khusus dengan desain radial mereka, di mana bepergian antara lingkungan luar sering memerlukan pergi ke pusat kota terlebih dahulu. Layanan bus ekspres dan jalur bus khusus sedang dipertimbangkan sebagai alternatif untuk konstruksi kereta baru yang mahal.
Perbandingan Jaringan Transportasi London
Sistem | Panjang Rel | Stasiun | Penumpang Tahunan | Persentase Bawah Tanah |
---|---|---|---|---|
London Underground (Tube) | 250+ mil | 270+ | 1,8 miliar | 45% |
London Overground | 104 mil | 113 | 183 juta | Minimal |
Pertimbangan Iklim dan Teknik
Sistem bawah tanah menghadapi tantangan unik yang dihindari jaringan permukaan. Sistem terowongan yang lebih tua berjuang dengan manajemen panas, kekurangan ruang untuk sistem pendingin udara modern. Pengalaman Stockholm menggambarkan masalah ini - kereta terowongan mereka menyerap panas melalui radiasi tetapi tidak dapat secara efektif mendinginkan ruang tertutup.
Jaringan permukaan mendapat manfaat dari ventilasi alami dan tidak memerlukan solusi teknik kompleks yang diperlukan untuk kontrol iklim bawah tanah. Ini membuat mereka lebih hemat biaya untuk dioperasikan dan dipelihara dari waktu ke waktu.
Kesuksesan jaringan kereta permukaan menunjukkan bahwa kota-kota harus mempertimbangkan kembali prioritas transportasi mereka. Daripada secara otomatis memilih konstruksi bawah tanah, perencana kota mungkin mencapai hasil yang lebih baik dengan meningkatkan infrastruktur permukaan yang ada dan menciptakan koneksi ring yang melengkapi sistem hub-and-spoke tradisional.
Referensi: What If Every City Had a London Overground?