Microsoft menghadapi pelanggaran keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kantor pusat Redmond ketika tujuh demonstran dari kelompok No Azure for Apartheid berhasil masuk tanpa izin ke fasilitas perusahaan dan menduduki kantor Presiden Brad Smith. Insiden tersebut memicu penguncian darurat dan berujung pada penangkapan, menyoroti meningkatnya ketegangan terkait kontrak komputasi awan Microsoft dengan pasukan militer Israel.
Demonstran Menembus Keamanan Microsoft dan Menduduki Kantor Eksekutif
Tujuh aktivis berhasil menyusup ke Building 34 Microsoft dan menggelar demonstrasi duduk di dalam kantor presiden Brad Smith. Para demonstran menyiarkan langsung pendudukan mereka di Twitch sebelum video tersebut kemudian dihapus. Dua karyawan Microsoft saat ini, Riki Fameli dan Anna Hattle, berpartisipasi bersama mantan karyawan Vaniya Agrawal, Hossam Nasr, dan Joe Lopez. Polisi Redmond akhirnya mengeluarkan ketujuh individu dari lokasi, yang berujung pada penangkapan mereka.
Detail Protes:
- Peserta: 7 total (2 karyawan Microsoft saat ini, 3 mantan karyawan, 2 aktivis eksternal)
- Karyawan Saat Ini: Riki Fameli, Anna Hattle
- Mantan Karyawan: Vaniya Agrawal, Hossam Nasr, Joe Lopez
- Lokasi: Microsoft Building 34, kantor Presiden Brad Smith
- Durasi: Beberapa jam sebelum disingkirkan polisi
- Pelanggaran Keamanan: Alat penyadap tersembunyi dipasang di kantor
Respons Darurat dan Kekhawatiran Keamanan yang Muncul
Smith menyatakan kekhawatiran serius tentang metode para demonstran selama konferensi pers mendadak yang digelar di kantor yang sama yang telah diduduki beberapa jam sebelumnya. Dia mengungkapkan bahwa para aktivis telah memasang alat penyadap sederhana, termasuk ponsel tersembunyi yang ditempatkan di bawah sofa dan di belakang buku-buku di seluruh kantornya. Perusahaan sementara mengunci gedung sebagai respons terhadap pelanggaran keamanan, menimbulkan pertanyaan tentang protokol perlindungan fasilitas korporat.
Platform Cloud Azure Dalam Sorotan untuk Aplikasi Militer
Protes tersebut berpusat pada tuduhan bahwa platform komputasi awan Azure Microsoft mendukung operasi pengawasan militer Israel yang menargetkan warga Palestina di Gaza. Smith mengakui bahwa Microsoft meluncurkan investigasi internal menyusul laporan Guardian yang merinci klaim-klaim tersebut. Meskipun tidak setuju dengan beberapa temuan, dia mengakui bahwa aspek-aspek tertentu dari laporan tersebut memerlukan pemeriksaan menyeluruh dan berjanji akan melanjutkan upaya investigasi.
Pembelaan Microsoft atas Kontrak Pemerintah Israel
Selama konferensi pers, Smith membela mayoritas pekerjaan Microsoft dengan Israel Defense Force sebagai fokus utama pada perlindungan keamanan siber untuk negara tersebut. Dia menekankan komitmen Microsoft untuk menyediakan teknologi dengan cara yang berprinsip dan etis sambil mengakui keterbatasan perusahaan dalam mengubah keadaan global. Eksekutif tersebut menekankan bahwa Microsoft mempertahankan prinsip-prinsip hak asasi manusia dan persyaratan layanan kontraktual dalam operasi Timur Tengah.
Kampanye yang Meningkat Melawan Kemitraan Microsoft-Israel
Pendudukan kantor ini merupakan eskalasi terbaru dalam kampanye berkelanjutan oleh kelompok No Azure for Apartheid. Aksi-aksi sebelumnya termasuk mengganggu perayaan ulang tahun ke-50 Microsoft dan memprotes di luar rumah para eksekutif menggunakan kayak di Lake Washington dengan spanduk bertuliskan Microsoft Kills Kids. Kelompok tersebut telah berulang kali mengganggu presentasi publik Microsoft sepanjang tahun, menuntut penghentian total semua kontrak pemerintah dan militer Israel.
Timeline Kampanye No Azure for Apartheid:
- Berkelanjutan: Beberapa gangguan terhadap presentasi publik Microsoft
- Terkini: Gangguan perayaan ulang tahun ke-50 Microsoft
- Minggu Lalu: Penangkapan karyawan setelah perilaku "agresif" selama protes
- Minggu: Protes kayak di rumah para eksekutif di Lake Washington
- Selasa: Pendudukan kantor dan penangkapan
Partisipasi Karyawan Menimbulkan Pertanyaan Internal
Keterlibatan karyawan Microsoft saat ini dalam protes menyoroti potensi perbedaan pendapat internal mengenai kebijakan perusahaan. Smith menggambarkan partisipasi mereka sebagai bukan perilaku karyawan standar, meskipun dia tidak mengumumkan tindakan disipliner spesifik. Insiden tersebut menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana Microsoft akan menangani aktivisme karyawan dan apakah oposisi internal terhadap kontrak Israel meluas melampaui dua individu yang terlibat dalam pendudukan hari Selasa.