Janji bensin sintetis netral karbon menghadapi realitas ekonomi yang keras karena metode produksi saat ini menghasilkan bahan bakar dengan biaya sekitar 100 kali lebih tinggi dari bensin konvensional. Meskipun teknologi untuk membuat bensin dari karbon dioksida atmosfer dan hidrogen sudah ada, jalan menuju kelayakan komersial tetap curam dan tidak pasti.
Biaya Produksi
- Bensin sintetis saat ini: ~100x harga bensin konvensional
- Contoh unit rumahan: $20.000 USD untuk kapasitas 1 galon/hari
- Biaya listrik saja: ~$15 USD per galon (membutuhkan 75 kWh)
Penerbangan Muncul sebagai Target Pasar Utama
Komunitas teknologi semakin memandang penerbangan sebagai aplikasi paling logis untuk bahan bakar sintetis, meskipun biayanya tinggi. Tidak seperti mobil dan truk yang dapat beralih ke tenaga listrik, pesawat menghadapi kendala fisika fundamental yang membuat baterai tidak praktis untuk sebagian besar penerbangan komersial.
Kesenjangan kepadatan energi antara baterai dan bahan bakar cair menciptakan tantangan yang tidak dapat diatasi untuk penerbangan. Bensin mengandung 46,4 MJ/kg energi, sementara bahkan baterai lithium-ion canggih hanya mampu mencapai 958,1 kJ/kg. Pesawat juga mendapat manfaat dari membakar bahan bakar dan menjadi lebih ringan selama penerbangan, sementara baterai mempertahankan beratnya sepanjang perjalanan.
Realitas ini telah mengalihkan fokus dari transportasi darat, di mana kendaraan listrik sudah menawarkan efisiensi yang superior. Mobil bertenaga baterai mencapai efisiensi konversi energi lebih dari 90%, sementara bensin sintetis kehilangan 40-70% energinya dalam mesin pembakaran internal, bahkan sebelum memperhitungkan kerugian produksi.
Perbandingan Kepadatan Energi
- Bensin: 46,4 MJ/kg
- Baterai lithium-ion: 958,1 kJ/kg (sekitar 48 kali lebih rendah kepadatan energinya)
- Efisiensi produksi bensin sintetis secara keseluruhan: 50-60%
Ekonomi Produksi Tetap Tidak Menguntungkan
Contoh dunia nyata menyoroti tantangan ekonomi yang dihadapi produksi bahan bakar sintetis. Satu perusahaan menawarkan generator bensin modular seharga sekitar 20.000 dolar Amerika Serikat yang memproduksi satu galon bahan bakar oktan 90 setiap hari, mengonsumsi 75 kWh listrik dalam prosesnya. Pada tarif jaringan listrik yang umum, listrik saja berharga sekitar 15 dolar Amerika Serikat per galon, sebelum memperhitungkan biaya peralatan dan pemeliharaan.
Efisiensi produksi keseluruhan berkisar sekitar 50-60%, yang berarti kerugian energi signifikan terjadi sepanjang proses konversi. Inefisiensi ini, dikombinasikan dengan teknologi penangkapan karbon yang mahal dan produksi hidrogen, menciptakan struktur biaya yang tidak dapat didukung pasar saat ini tanpa subsidi substansial.
Mobil Klasik dan Aplikasi Khusus Mendapat Dukungan
Para penggemar berargumen bahwa bahan bakar sintetis menawarkan nilai preservasi yang lebih baik untuk mobil klasik daripada konversi listrik. Daripada membuang mesin asli dan komponen lainnya, bensin sintetis memungkinkan kendaraan vintage beroperasi dengan dampak lingkungan yang berkurang sambil mempertahankan keaslian historis mereka.
Kita tidak seharusnya hanya membuang mesin fungsional lama & ECU & komponen lainnya ke tempat pembuangan sampah.
Pembangkit listrik darurat merupakan aplikasi potensial lainnya di mana kenyamanan dan kepadatan energi bahan bakar cair lebih penting daripada masalah efisiensi. Turbin gas yang dipasangkan dengan truk bahan bakar tetap sulit ditandingi untuk fleksibilitas dan penyebaran cepat dalam situasi krisis.
Perbandingan Efisiensi
- Drivetrain kendaraan listrik: efisiensi round-trip 90%+
- Mesin pembakaran internal: efisiensi 30-60% (kehilangan energi 40-70%)
- Dikombinasikan dengan kerugian produksi bahan bakar sintetis: Efisiensi keseluruhan yang jauh lebih rendah
Kekhawatiran Greenwashing Membayangi Pengembangan
Para kritikus mempertanyakan apakah pengembangan bahan bakar sintetis melayani tujuan lingkungan yang sesungguhnya atau terutama memberikan perlindungan untuk penggunaan bahan bakar fosil yang berkelanjutan. Kebutuhan energi terbarukan yang masif untuk produksi skala besar berpotensi dapat dimanfaatkan lebih baik untuk elektrifikasi langsung transportasi.
Beberapa pengamat industri menyarankan bahwa promosi bahan bakar sintetis mungkin menunda aksi iklim yang lebih efektif dengan menawarkan ilusi pengganti langsung untuk bensin konvensional. Keterbatasan teknologi saat ini membuatnya tidak cocok untuk kebutuhan transportasi mainstream, namun pemasaran sering menekankan potensinya daripada kemampuan saat ini.
Perdebatan ini mencerminkan ketegangan yang lebih luas antara perbaikan bertahap pada sistem yang ada dan transisi fundamental ke teknologi baru. Meskipun bensin sintetis mungkin akhirnya melayani aplikasi khusus, perannya dalam dekarbonisasi yang luas tetap dipertanyakan mengingat kendala ekonomi dan teknis saat ini.
Referensi: What is Synthetic Gasoline?