Keuntungan 13 Miliar Dolar AS Tether Menimbulkan Pertanyaan Tentang Transparansi dan Manajemen Risiko

Tim Komunitas BigGo
Keuntungan 13 Miliar Dolar AS Tether Menimbulkan Pertanyaan Tentang Transparansi dan Manajemen Risiko

Keuntungan yang dilaporkan Tether sebesar 13 miliar dolar AS pada tahun 2024 telah memicu perdebatan sengit di komunitas mata uang kripto tentang model bisnis perusahaan, transparansi, dan potensi risiko. Penerbit stablecoin tersebut mengklaim telah menghasilkan keuntungan besar ini terutama melalui bunga yang diperoleh dari kepemilikan Treasury AS, namun anggota komunitas mengajukan pertanyaan serius tentang perhitungan dan metodologi di balik angka-angka ini.

Klaim Keuangan Tether 2024:

  • Total keuntungan: $13 miliar USD
  • Kepemilikan Treasury AS: $113 miliar USD
  • Keuntungan dari Treasury: $7 miliar USD
  • Keuntungan investasi emas: $5 miliar USD
  • Keuntungan dari sumber lain: $1 miliar USD
  • USDT baru yang diterbitkan: $45 miliar USD

Skeptisisme Terhadap Kelayakan Matematis

Isu utama yang mendorong kekhawatiran komunitas berpusat pada apakah keuntungan yang diklaim Tether secara matematis mungkin dicapai melalui investasi Treasury standar. Dengan 113 miliar dolar AS dalam kepemilikan Treasury yang dilaporkan menghasilkan keuntungan yang diduga 7 miliar dolar AS, imbal hasil tersirat sekitar 6,2% tampak dipertanyakan oleh beberapa pengamat. Salah satu anggota komunitas mencatat bahwa mencapai keuntungan seperti itu pada Treasury akan memerlukan leverage besar-besaran, konveksitas negatif, atau permainan lainnya.

Rinciannya menjadi semakin kompleks ketika mempertimbangkan keuntungan tambahan yang diklaim Tether sebesar 5 miliar dolar AS dari investasi emas dan 1 miliar dolar AS dari sumber lain yang tidak diungkapkan. Kinerja emas yang kuat pada tahun 2024 membuat keuntungan tersebut lebih dapat dipercaya, namun kurangnya detail spesifik terus memicu skeptisisme.

Kekhawatiran Transparansi dan Audit

Poin utama perdebatan berkisar pada praktik audit Tether dan transparansi keuangan. Tidak seperti pesaing seperti Circle, yang menjalani audit pihak ketiga reguler oleh firma mapan seperti Deloitte, Tether beroperasi dengan pengawasan yang jauh lebih sedikit. Kurangnya verifikasi independen ini membuat komunitas sulit menilai akurasi angka keuntungan yang dilaporkan.

Mungkin postingan tersebut benar, tetapi hampir tidak menawarkan konteks atau bukti untuk klaimnya. Sebagai pembaca, jika saya sudah tahu cukup untuk memvalidasi bahwa artikel ini layak dipercaya, saya tidak akan memerlukan artikel tersebut.

Tidak adanya pengungkapan keuangan yang detail telah membuat beberapa pihak mempertanyakan apakah angka-angka ini mewakili keuntungan yang benar-benar diaudit atau hanya klaim tanpa verifikasi yang tepat.

Perbandingan Risiko Sistemik

Diskusi komunitas telah menarik paralel antara model bisnis Tether dan faktor-faktor yang menyebabkan keruntuhan Silicon Valley Bank pada tahun 2023. Kekhawatiran berpusat pada potensi ketidakcocokan likuiditas - jika sejumlah besar pemegang USDT secara bersamaan menuntut penebusan untuk dolar AS aktual, Tether mungkin menghadapi tantangan serupa dengan ketidakmampuan SVB untuk dengan cepat mengonversi obligasi pemerintah jangka panjang menjadi uang tunai tanpa kerugian.

Risiko ini menjadi sangat relevan mengingat skala besar Tether dan fakta bahwa mereka pada dasarnya beroperasi sebagai apa yang beberapa pihak gambarkan sebagai bank sentral bayangan sambil mempertahankan pengawasan regulasi yang lebih sedikit daripada institusi keuangan tradisional.

Faktor Risiko Utama yang Teridentifikasi:

  • Tidak ada audit pihak ketiga yang independen
  • Potensi ketidaksesuaian likuiditas selama penebusan massal
  • Risiko suku bunga jika Federal Reserve memotong suku bunga
  • Tekanan regulasi di Eropa (kepatuhan MiCA )
  • Masalah transparansi historis

Konteks Historis dan Masalah Kepercayaan

Kewaspadaan komunitas bukan hanya tentang operasi saat ini tetapi juga berasal dari masa lalu kontroversial Tether. Beberapa pengamat percaya perusahaan mungkin telah beroperasi secara meragukan di tahun-tahun awalnya, berpotensi menciptakan token tanpa dukungan yang tepat, sebelum beralih ke model bisnis yang lebih sah setelah mereka menyadari potensi keuntungan dari pendekatan berbasis Treasury mereka.

Kekhawatiran historis ini, dikombinasikan dengan tantangan regulasi yang sedang berlangsung termasuk potensi delisting di Eropa di bawah regulasi Markets in Crypto-Assets (MiCA), terus mempengaruhi sentimen komunitas tentang viabilitas jangka panjang dan kepercayaan terhadap Tether.

Referensi: How did Tether profit $13 billion in 2024 from USDT?