Seorang developer telah membagikan perjalanan mereka dari menggunakan HTMX hingga menciptakan framework mereka sendiri yang disebut MESH (Modular Element SSR with Hydration), menyoroti perdebatan yang sedang berlangsung tentang pendekatan terbaik untuk pengembangan web modern. Cerita ini mengungkapkan baik potensi maupun keterbatasan solusi HTML-over-the-wire ketika membangun aplikasi interaktif yang kompleks.
![]() |
---|
Seorang developer merefleksikan evolusi teknologi web, merenungkan keseimbangan antara kesederhanaan dan kompleksitas dalam aplikasi modern |
Masalah Struktur HTMX Mengarah pada Solusi Baru
Developer tersebut awalnya menyukai filosofi HTMX dalam melakukan lebih banyak hal dengan atribut HTML daripada JavaScript, tetapi dengan cepat mengidentifikasi apa yang mereka anggap sebagai kelemahan kritis. Mereka menggambarkan HTMX sebagai jQuery deklaratif dan khawatir tentang kompleksitas kode yang tidak terhindarkan yang akan muncul tanpa struktur yang dipaksakan. Kekhawatiran ini mendorong mereka untuk bereksperimen dengan pendekatan mereka sendiri yang akan mempertahankan manfaat HTMX sambil menambahkan disiplin organisasi yang mereka rasa hilang.
MESH beroperasi pada prinsip sederhana: satu komponen sama dengan satu endpoint. Desain ini memungkinkan developer untuk menulis kode backend yang mengutamakan HTML yang terasa mirip dengan membangun Single Page Application (SPA), tetapi dengan manfaat server-side rendering. Framework ini menggunakan Declarative Shadow DOM dan custom elements untuk menciptakan komponen modular yang dapat diperbarui secara independen.
Catatan: Server-side rendering (SSR) berarti halaman web dibangun di server sebelum dikirim ke browser, bukan dirakit oleh JavaScript di browser.
Fitur Utama Framework MESH:
- Arsitektur satu komponen = satu endpoint
- Server-side rendering dengan client-side hydration
- Menggunakan Declarative Shadow DOM untuk enkapsulasi komponen
- Pembaruan out-of-band melalui Server-Sent Events (SSE)
- Dibangun dengan Go dan templating Templ
Komunitas Terbagi Mengenai Kompleksitas Framework
Respons komunitas developer mengungkapkan perpecahan fundamental dalam filosofi pengembangan web. Beberapa developer menghargai fleksibilitas HTMX dan berargumen bahwa menambahkan struktur justru mengalahkan tujuannya. Yang lain berbagi frustrasi serupa dengan skalabilitas HTMX untuk aplikasi kompleks. Seorang anggota komunitas mencatat bahwa HTMX bekerja paling baik untuk aplikasi multi-halaman tradisional tetapi kesulitan dengan fitur yang sangat interaktif seperti fungsionalitas drag-and-drop.
Diskusi ini juga menyoroti pendekatan alternatif yang mendapat daya tarik. Beberapa developer menyebutkan Phoenix LiveView dan Blazor sebagai solusi yang lebih matang untuk antarmuka yang digerakkan server. Framework ini menawarkan manfaat serupa dengan HTMX tetapi dengan struktur yang lebih beropini yang disukai beberapa developer untuk proyek yang lebih besar.
Framework Alternatif yang Disebutkan:
- Phoenix LiveView (Elixir) - Antarmuka real-time yang dikendalikan server
- Blazor (C) - Dapat dikompilasi ke WebAssembly atau berjalan di sisi server
- Datastar - Pendekatan SSE-first yang dibangun oleh engineer Go
- Leptos (Rust) - Dikompilasi ke WASM dengan performa lebih baik daripada Blazor
Tantangan Teknis Mendorong Inovasi
Implementasi MESH menghadapi rintangan teknis yang signifikan, terutama dengan kompatibilitas Shadow DOM . HTMX tidak secara alami bekerja melintasi batas shadow root, memaksa developer untuk menciptakan solusi JavaScript kustom. Pengalaman ini menggambarkan tantangan yang lebih luas dalam pengembangan web: menyeimbangkan keinginan untuk teknologi standar yang sederhana dengan kebutuhan untuk fitur interaktif yang kompleks.
HTMX menyerahkan kepada developer untuk menerapkan disiplin pada kode mereka, bagaimanapun mereka memandang sesuai.
Fenomena kelelahan framework terus mendorong eksperimen. Sementara beberapa developer mengkritik penciptaan framework lain, yang lain menghargai eksplorasi pendekatan berbeda untuk masalah fundamental yang sama. Diskusi mengungkapkan bahwa banyak developer mencari solusi yang menggabungkan manfaat server-side rendering dengan interaktivitas sisi klien tanpa kompleksitas framework JavaScript tradisional.
Keterbatasan HTMX yang Teridentifikasi:
- Tidak memiliki struktur kode yang dipaksakan untuk aplikasi kompleks
- Tidak dapat melewati batas Shadow DOM tanpa solusi alternatif
- Perilaku swap innerHTML default mungkin tidak cocok untuk semua kasus penggunaan
- Memerlukan solusi khusus untuk komunikasi antar komponen
Melihat ke Depan
MESH mewakili upaya satu developer untuk menemukan jalan tengah antara kesederhanaan HTMX dan struktur yang diperlukan untuk aplikasi kompleks. Apakah itu akan mendapat adopsi masih harus dilihat, tetapi proyek ini menyoroti evolusi yang sedang berlangsung dalam pendekatan pengembangan web. Diskusi komunitas menunjukkan bahwa alat yang berbeda bekerja lebih baik untuk kasus penggunaan yang berbeda, dan pencarian solusi pengembangan web yang sempurna terus mendorong inovasi dan eksperimen.
Referensi: MESH: I tried HTMX, then ditched it