Republik Demokratik Kongo sedang bergulat dengan wabah Ebola yang meningkat pesat dan telah merenggut 35 nyawa dari 57 kasus terkonfirmasi, menghasilkan tingkat kematian yang menghancurkan sebesar 61%. Yang membuat krisis ini sangat mengkhawatirkan bukan hanya virusnya sendiri, tetapi kurangnya pendanaan internasional yang parah yang diperlukan untuk mengendalikannya sebelum menyebar ke luar perbatasan negara.
Wabah dimulai pada Agustus 2024 ketika seorang wanita hamil berusia 34 tahun mencari pengobatan untuk demam dan pendarahan di provinsi Kasai. Dalam beberapa minggu, situasi memburuk dengan cepat, dengan fasilitas kesehatan kewalahan dan hampir kehabisan peralatan pelindung serta air bersih. Satu-satunya pusat perawatan di episentrum wabah kini beroperasi pada kapasitas 119%, menyoroti kebutuhan mendesak akan sumber daya.
Statistik Wabah (per September 2024)
- Total kasus: 57
- Kematian: 35
- Tingkat kematian: 61%
- Kapasitas pusat perawatan: 119% (melebihi kapasitas)
- Kasus pertama teridentifikasi: 20 Agustus 2024
- Wabah dinyatakan: 4 September 2024
Krisis Pendanaan Mengungkap Kerentanan Kesehatan Global
Organisasi kesehatan internasional sedang berebut untuk mengamankan pendanaan yang memadai untuk upaya respons. International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies telah meminta 25 juta dolar Amerika untuk mengendalikan wabah, tetapi baru berhasil mengamankan 2,2 juta dolar Amerika sejauh ini. Demikian pula, World Health Organization memperkirakan membutuhkan 20 juta dolar Amerika selama tiga bulan tetapi saat ini hanya memiliki akses ke 4,3 juta dolar Amerika dari dana darurat dan kontribusi dari United Kingdom, Germany, dan aliansi vaksin Gavi.
Kekurangan pendanaan ini telah memicu perdebatan sengit tentang tanggung jawab internasional dan efektivitas sistem kesehatan global saat ini. Situasi menjadi lebih kompleks ketika mempertimbangkan bahwa jumlah yang diminta merupakan sebagian kecil dari apa yang dihabiskan banyak organisasi untuk operasi rutin.
Kebutuhan Pendanaan vs. Sumber Daya yang Tersedia
Organisasi | Pendanaan yang Dibutuhkan | Saat Ini Tersedia | Kekurangan |
---|---|---|---|
IFRC | USD 25 juta | USD 2,2 juta | USD 22,8 juta |
WHO | USD 20 juta | USD 4,3 juta | USD 15,7 juta |
Total | USD 45 juta | USD 6,5 juta | USD 38,3 juta |
Dampak Berkurangnya Kepemimpinan AS
Faktor signifikan dalam krisis saat ini adalah tidak adanya dukungan substansial AS melalui USAID, yang secara historis memberikan bantuan kritis selama wabah semacam itu. Lembaga tersebut telah menghadapi pemotongan anggaran dan restrukturisasi yang signifikan, meninggalkan kesenjangan yang sulit diisi oleh mitra internasional lainnya.
Diskusi komunitas mengungkapkan kekhawatiran mendalam tentang implikasi jangka panjang dari pergeseran kepemimpinan kesehatan global ini. Banyak pengamat khawatir bahwa pengurangan pendanaan kesehatan internasional yang proaktif dapat menyebabkan respons yang lebih mahal di kemudian hari, karena mengendalikan wabah di sumbernya jauh lebih ekonomis daripada menangani penyebaran internasional.
Tanpa dukungan segera, kesenjangan dalam operasi akan terus berlanjut, membahayakan upaya untuk mengendalikan wabah dan melindungi komunitas yang rentan.
Pertanyaan Lebih Luas tentang Kerja Sama Internasional
Krisis ini telah menyoroti pertanyaan mendasar tentang bagaimana komunitas internasional harus merespons kedaruratan kesehatan di negara-negara berkembang. Sementara beberapa pihak berpendapat bahwa negara-negara kaya memiliki kewajiban moral untuk membantu, yang lain berpendapat bahwa solusi berkelanjutan memerlukan pembangunan kapasitas lokal daripada menciptakan ketergantungan pada pendanaan eksternal.
Perdebatan meluas melampaui kekhawatiran kemanusiaan langsung hingga pertimbangan strategis. Para ahli penyakit menular menekankan bahwa membiarkan wabah berlarut-larut di satu wilayah dapat menyebabkan perkembangan strain yang resistan terhadap obat dan peningkatan risiko penyebaran internasional, membuat intervensi dini menjadi masalah keamanan global daripada sekadar amal.
Situasi di DR Congo berfungsi sebagai kasus uji untuk seberapa efektif komunitas internasional dapat merespons krisis kesehatan tanpa struktur kepemimpinan tradisional. Saat wabah terus menyebar, konsekuensi dari kesenjangan pendanaan ini mungkin meluas jauh melampaui perbatasan satu negara Afrika, berpotensi mempengaruhi keamanan kesehatan global selama bertahun-tahun yang akan datang.
Referensi: Ebola outbreak in DR Congo rages, with 61% death rate and funding running dry