Pasar kendaraan listrik Amerika Serikat sedang bersiap menghadapi penurunan signifikan menyusul berakhirnya subsidi pemerintah yang krusial pada akhir September 2024. Meskipun penjualan EV mencapai rekor tertinggi dalam beberapa bulan terakhir, para ahli industri memperingatkan bahwa lonjakan ini sebagian besar didorong oleh konsumen yang bergegas mengamankan kredit pajak senilai hingga 7.500 dolar Amerika sebelum hilang.
Perbandingan Harga EV
- Harga rata-rata EV di AS: $57.000 USD (16% lebih tinggi dari harga mobil rata-rata)
- EV termurah di AS ( Nissan Leaf ): $30.000 USD
- EV China di pasar UK: Di bawah £20.000 GBP (~$25.000 USD)
- Kredit pajak pemerintah AS (sudah berakhir): Hingga $7.500 USD
Proteksionisme Membalik Daya Saing Amerika
Diskusi komunitas mengungkap kelemahan kritis dalam kebijakan perdagangan AS yang telah menghambat pengembangan EV domestik. Tarif tinggi yang dirancang untuk melindungi produsen mobil Amerika dari persaingan China justru melemahkan industri dengan menghilangkan tekanan kompetitif. Pendekatan proteksionis ini telah mencegah konsumen AS mengakses EV China yang terjangkau, yang dijual dengan harga di bawah 20.000 pound sterling (sekitar 25.000 dolar Amerika) di pasar Inggris, sementara EV Amerika termurah, Nissan Leaf , berharga sekitar 30.000 dolar Amerika.
Ironinya sangat mencolok: sambil berusaha melindungi produsen domestik, kebijakan ini justru membuat perusahaan Amerika kurang siap untuk persaingan global. Produsen mobil China seperti BYD telah meraih pangsa pasar besar di seluruh dunia dengan menawarkan kendaraan berkualitas tinggi dan terjangkau yang sulit ditandingi perusahaan AS.
Perbandingan Pangsa Pasar EV (2024)
- China : ~50% dari penjualan kendaraan baru
- UK : ~30% dari penjualan kendaraan baru
- Europe : ~20% dari penjualan kendaraan baru
- US : 10% dari penjualan kendaraan baru (puncak pada bulan Agustus)
Infrastruktur dan Geografi Menghadirkan Tantangan Unik
Geografi Amerika yang luas menciptakan hambatan berbeda untuk adopsi EV yang tidak dihadapi negara-negara kecil. Benua Amerika Serikat membentang dengan jarak yang sebanding dengan seluruh Eropa, membuat perjalanan jarak jauh menjadi kebutuhan rutin bagi banyak orang Amerika. Infrastruktur pengisian saat ini masih tidak memadai untuk perjalanan lintas negara, dengan beberapa rute memiliki celah lebih dari 500 mil antara stasiun pengisian.
Ini akan menjadi industri yang dinamis, tetapi akan lebih kecil, jauh lebih kecil dari yang kita kira.
Pengalaman pengisian itu sendiri masih terfragmentasi dan tidak ramah pengguna. Tidak seperti sistem terintegrasi Tesla yang secara otomatis merencanakan rute berdasarkan level baterai dan mengondisikan baterai untuk pengisian optimal, sebagian besar EV non- Tesla tidak memiliki integrasi yang mulus ini. Beberapa aplikasi diperlukan untuk jaringan pengisian yang berbeda, menciptakan gesekan yang tidak ada di pom bensin tradisional.
Pemeriksaan Realitas Pasar Setelah Dorongan Buatan
Lonjakan penjualan baru-baru ini sebagian besar buatan, didorong oleh pembelian yang dimotivasi subsidi daripada permintaan pasar yang sesungguhnya. CEO Ford Jim Farley dan CFO GM Paul Jacobson keduanya memprediksi penurunan permintaan yang signifikan dalam beberapa bulan mendatang. Ini menciptakan lingkungan yang menantang di mana produsen mobil harus memutuskan apakah akan menyerap biaya hilangnya subsidi atau meneruskannya kepada konsumen melalui harga yang lebih tinggi.
Sebagian besar produsen diperkirakan akan menaikkan harga daripada mempertahankan subsidi secara internal, mengingat tekanan tambahan dari tarif baru pada suku cadang mobil asing. Hanya Hyundai yang berkomitmen mengimbangi hilangnya kredit pajak dengan mengurangi harga pada lineup EV Ioniq -nya, sementara Tesla telah mengumumkan peningkatan pembayaran sewa untuk beberapa model.
Peringkat Keselamatan EV Teratas (Euro NCAP 2025)
- Tesla Model 3 (Jerman)
- Firefly/Nio (Tiongkok)
- Smart 5 (Tiongkok)
- Lynk & Co 02 (Tiongkok)
- Polestar 3 (Tiongkok)
Catatan: 7 dari 10 EV teraman diproduksi di Tiongkok
Konteks Global Mengungkap Ketertinggalan Amerika
Perbandingan internasional menyoroti seberapa jauh AS telah tertinggal. Pasar EV China kini mewakili hampir setengah dari semua penjualan kendaraan, sementara negara-negara Eropa mencapai tingkat adopsi EV 20-30%. Bahkan pasar yang lebih kecil seperti Norway dan Nepal menunjukkan penetrasi EV yang lebih tinggi daripada Amerika.
Disparitas ini bukan hanya tentang ukuran pasar atau dukungan pemerintah—ini mencerminkan perbedaan mendasar dalam kebijakan industri dan perencanaan jangka panjang. Sementara negara lain berinvestasi besar dalam infrastruktur dan kemampuan manufaktur EV, AS fokus pada perlindungan industri yang ada daripada mendorong inovasi dan persaingan.
Jalan ke depan memerlukan keseimbangan antara kekhawatiran yang sah tentang praktik perdagangan yang tidak adil dengan kebutuhan untuk mempertahankan tekanan kompetitif pada produsen domestik. Tanpa perubahan kebijakan yang signifikan, konsumen Amerika mungkin akan terus membayar harga premium untuk kendaraan yang tertinggal dari standar global baik dalam hal keterjangkauan maupun kinerja.
Referensi: How the US got left behind in the global electric car race