KuzuDB, Basis Data Grafis Tertanam yang Menjanjikan, Tiba-tiba Diarsipkan

Tim Komunitas BigGo
KuzuDB, Basis Data Grafis Tertanam yang Menjanjikan, Tiba-tiba Diarsipkan

Dalam dunia manajemen data, basis data grafis tertanam menempati ceruk khusus. Mereka menawarkan kekuatan kueri grafis tanpa kompleksitas menjalankan server basis data terpisah, menjadikannya ideal untuk pengembangan dan aplikasi lokal. Salah satu proyek paling menjanjikan di ruang ini adalah KuzuDB, sebuah basis data sumber terbuka yang dikenal karena kecepatan dan skalabilitasnya. Per Oktober 2025, repositori GitHub proyek tersebut telah secara resmi diarsipkan, menimbulkan gelombang kejutan dan kekecewaan di kalangan komunitas pengembang.

Pengakhiran Pengembangan yang Mendadak

Berita ini pecah ketika pengunjung ke repositori KuzuDB menemukannya ditandai sebagai terarsip. Sebuah pesan dari para pengembang menyatakan, Kuzu sedang mengerjakan sesuatu yang baru! Kami tidak akan lagi secara aktif mendukung KuzuDB. Pengumuman ini pada atau sekitar tanggal 10 Oktober 2025, menandai penghentian mendadak dari sebuah proyek yang telah mengalami rangkaian komit yang panjang dan konsisten selama beberapa tahun. Sifat pengarsipan yang tiba-tiba ini membuat banyak pengguna, termasuk kontributor dan proyek turunan seperti fitur grafik pengetahuan yang baru diumumkan GitLab, mempertanyakan masa depan implementasi mereka. Waktunya sangat mengherankan mengingat bahwa para pengembang dilaporkan sedang aktif mengerjakan solusi cloud dan enterprise serta berinteraksi dengan calon pelanggan sesaat sebelum proyek ini dihentikan.

Seorang pengguna menggambarkan sentimen banyak orang, dengan menyatakan, Anehnya, justru pada hari itulah ketika saya menemukan basis data grafis tertanam yang hebat ini, spanduk 'terarsip' itu juga muncul.

Reaksi Komunitas dan Pencarian Alternatif

Tanggapan komunitas pengembang adalah campuran dari kekecewaan dan pemecahan masalah secara praktis. Banyak yang telah mengandalkan pustaka Python KuzuDB untuk eksperimen lokal dan merasa sangat nyaman. Kekhawatiran langsung bagi pengguna ini adalah menemukan pengganti yang cocok. Diskusi dengan cepat beralih ke solusi alternatif. Salah satu kandidat yang menjanjikan yang disebutkan adalah DuckPGQ, sebuah ekstensi kueri grafis untuk basis data analitis tertanam populer DuckDB. Sebuah makalah akademis baru-baru ini mendemonstrasikan kinerja kompetitifnya melawan basis data grafis mapan seperti Neo4j. Saran lainnya termasuk CozoDB, Dgraph, SurrealDB, dan FalkorDB, meskipun yang terakhir dicatat bukan sebagai solusi tertanam. Perebutan alternatif ini menyoroti kelangkaan relatif dari basis data grafis tertanam yang cepat dalam ekosistem sumber terbuka.

Alternatif yang Disebutkan untuk KuzuDB:

  • DuckPGQ: Ekstensi query graph untuk DuckDB, menunjukkan performa yang kompetitif dalam benchmark.
  • CozoDB: Database graph embedded dengan nama yang mirip, meskipun pengembangan dilaporkan telah melambat.
  • Dgraph: Database GraphQL native yang ditulis dalam Go.
  • SurrealDB: Database all-in-one yang mendukung berbagai model data.
  • FalkorDB: Database graph, tetapi dicatat bukan merupakan solusi embedded.

Warisan Teknis dan Kekhawatiran yang Tersisa

Terlepas dari status terarsipnya, KuzuDB meninggalkan warisan teknis yang patut diperhitungkan. Basis data ini dirancang sebagai basis data in-process, yang berarti berjalan tertanam dalam suatu aplikasi tanpa memerlukan server eksternal, menyimpan data langsung ke disk. Arsitekturnya memanfaatkan penyimpanan kolom dan pemrosesan tervektorisasi untuk kinerja. Basis data ini menggunakan model data grafik properti dan bahasa kueri Cypher, yang merupakan standar populer di dunia basis data grafis. Namun, satu kekhawatiran teknis kunci yang diangkat oleh anggota komunitas adalah bahwa format penyimpanan on-disk tidak pernah distabilkan. Pengguna versi terbaru harus terus mengekspor dan mengimpor ulang data mereka dengan setiap rilis baru, karena file dari versi sebelumnya menjadi tidak dapat dibaca. Meskipun ini bukan lagi masalah sekarang karena pengembangan telah dihentikan, hal ini menjadi pelajaran berharga bagi calon fork atau proyek masa depan tentang pentingnya lapisan penyimpanan yang stabil.

Fitur Utama KuzuDB (Diarsipkan):

  • Arsitektur: Embedded, in-process (tidak memerlukan server).
  • Penyimpanan: On-disk, transisi dari berbasis direktori ke file tunggal.
  • Performa: Memanfaatkan penyimpanan kolumnar dan pemrosesan tervektorisasi.
  • Bahasa Query: Cypher untuk model data property graph.

Jalan ke Depan dan Pertanyaan tentang Kepercayaan

Pengarsipan KuzuDB memunculkan pertanyaan yang lebih luas tentang keberlanjutan proyek sumber terbuka dan kepercayaan pengguna. Beberapa komentator menyatakan skeptisisme tentang mengadopsi proyek masa depan dari tim yang sama, dengan perasaan bahwa mengabaikan sebuah proyek menciptakan ketidakpastian bagi siapa pun yang membangun di atasnya. Sentimen ini bertolak belakang dengan pandangan bahwa proyek sumber terbuka, terutama yang berada di bawah lisensi permisif seperti MIT, tidak berutang apa pun kepada pengguna. Janji para pengembang untuk mengerjakan sesuatu yang baru menunjukkan adanya perubahan arah, tetapi tanpa detail, komunitas dibiarkan berspekulasi. Insiden ini menggarisbawahi dilema umum di dunia teknologi: daya tarik proyek-proyek inovatif dan lincah versus stabilitas jangka panjang yang ditawarkan oleh pemain mapan seperti PostgreSQL atau SQLite.

Kisah KuzuDB adalah hal yang umum di dunia perangkat lunak sumber terbuka yang bergerak cepat—sebuah proyek menjanjikan yang menangkap imajinasi para pengembang, hanya untuk tiba-tiba dihentikan. Kepergiannya meninggalkan celah dalam lanskap basis data grafis tertanam. Sementara komunitas sudah aktif mengeksplorasi dan membangun alternatif, peristiwa ini berfungsi sebagai pengingat akan keseimbangan rumit antara inovasi dan keandalan yang harus dinavigasi oleh baik pengembang maupun pengguna.

Referensi: Embedded, scalable, blazing fast graph database