Sebuah ponsel Samsung Galaxy S25 Plus dilaporkan terbakar selama penggunaan normal di Korea Selatan, membuat perangkat tersebut hangus sepenuhnya dan memunculkan pertanyaan tentang keamanan perangkat flagship terbaru Samsung. Insiden ini terjadi saat ponsel tidak sedang diisi daya, mengisyaratkan masalah potensial di luar masalah baterai biasa dan mendorong penyelidikan internal oleh Samsung.
Detail Insiden yang Mengganggu
Menurut laporan dari Korea Selatan, seorang pemilik Galaxy S25 Plus yang diidentifikasi sebagai Cheoeuijan-ah sedang memegang ponselnya ketika tiba-tiba perangkat mulai kepanasan dan mengeluarkan suara letupan keras. Pengguna segera melemparkan perangkat ke lantai, pada saat itulah ponsel mulai berasap dan akhirnya terbakar. Yang membuat insiden ini sangat mengkhawatirkan adalah bahwa ponsel tersebut tidak terhubung ke pengisi daya pada saat kejadian, menghilangkan penyebab umum seperti peralatan pengisian daya yang rusak atau lonjakan listrik sebagai penyebab potensial. Pemilik membawa perangkat yang hancur tersebut ke Samsung Service Center, di mana perwakilan perusahaan mengonfirmasi bahwa mereka tidak dapat menentukan penyebab malfungsi setelah investigasi awal.
Keluhan Terkait Panas Sebelumnya Muncul
Peristiwa mengkhawatirkan ini menyusul banyak laporan pengguna tentang seri Galaxy S25 yang beroperasi lebih panas dari yang diharapkan selama pengoperasian normal. Beberapa pengguna Reddit sebelumnya telah mendokumentasikan pengalaman mereka dengan perangkat yang memanas secara signifikan selama penggunaan moderat, dengan satu pengguna melaporkan suhu mencapai 40°C hanya selama panggilan video WhatsApp 10 menit. Pengguna lain mencatat bahwa S25 Plus yang baru mereka peroleh menjadi terasa panas di bagian atas perangkat bahkan dengan pola penggunaan ringan. Keluhan-keluhan ini sebagian besar telah mereda dalam beberapa bulan terakhir, tetapi insiden saat ini menunjukkan bahwa masalah manajemen termal yang lebih serius mungkin ada di beberapa unit.
Keluhan Pengguna Sebelumnya Tentang Pemanasan Seri Galaxy S25:
- Perangkat cepat memanas saat penggunaan sedang
- Suhu mencapai 40°C saat video call
- Panas terkonsentrasi di bagian atas perangkat
- Banyak laporan dari Februari hingga April 2025
Tanggapan dan Investigasi Samsung
Samsung telah mengambil alih perangkat yang hangus tersebut dan sedang melakukan penyelidikan internal untuk menentukan penyebab utama kegagalan. Perusahaan belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai insiden tersebut, yang terjadi pada akhir Oktober 2025. Pendekatan ini menunjukkan Samsung menangani masalah ini dengan serius sambil berusaha menentukan apakah ini mewakili cacat manufaktur yang terisolasi atau masalah yang lebih luas. Kurangnya komentar publik segera mungkin mengindikasikan kompleksitas mendiagnosis apa yang salah dengan perangkat yang menampilkan sistem manajemen termal canggih termasuk teknologi pendingin vapor chamber.
Konteks Teknis dan Implikasi Keamanan
Smartphone modern seperti Galaxy S25 Plus menggabungkan sistem manajemen termal yang canggih yang dirancang untuk mencegah panas berlebih berbahaya seperti ini. Perangkat ini menampilkan solusi pendingin vapor chamber yang substansial yang dimaksudkan untuk menghilangkan panas secara efisien dari prosesor Exynos 2500 atau Snapdragon 8 Gen 4 yang kuat. Dalam keadaan normal, mekanisme thermal throttling bawaan seharusnya mengurangi kinerja atau mematikan perangkat jauh sebelum suhu mencapai tingkat berbahaya. Fakta bahwa pengaman ini ternyata gagal dalam instance ini memunculkan pertanyaan penting tentang keandalan sistem perlindungan termal saat ini di smartphone flagship.
Fitur Manajemen Termal Galaxy S25 Series:
- Sistem pendinginan vapor chamber
- Perlindungan thermal throttling
- Material disipasi panas canggih
- Manajemen performa prosesor
Konteks Historis dan Dampak Konsumen
Insiden ini tak terelakkan mengingatkan pada krisis Galaxy Note 7 Samsung dari hampir satu dekade lalu, ketika kebakaran baterai yang meluas menyebabkan penarikan global dan pada akhirnya penghentian lini produk. Meskipun bukti saat ini menunjukkan kebakaran Galaxy S25 Plus ini adalah kasus terisolasi daripada masalah sistemik, dampak psikologis pada konsumen bisa signifikan. Jajak pendapat terbaru yang dilakukan setelah insiden mengungkapkan bahwa sementara 42,5% responden menganggapnya sebagai kejadian langka yang tidak akan mempengaruhi keputusan pembelian mereka, 22,5% menyatakan mereka akan menghindari ponsel Samsung karena kekhawatiran keamanan, dengan 35% lainnya menunggu tanggapan resmi Samsung sebelum membentuk opini.
Hasil Polling Pengguna Setelah Insiden:
- 42,5%: Menganggap kejadian langka, tidak akan mempengaruhi keputusan pembelian
- 22,5%: Akan menghindari ponsel Samsung karena masalah keamanan
- 35,0%: Menunggu respons resmi Samsung
- Total suara: 80 responden
Ke Depan: Transparansi dan Akuntabilitas
Seiring investigasi berlanjut, konsumen teknologi dan pengamat industri sama-sama mengawasi dengan cermat bagaimana Samsung menangani masalah keamanan ini. Perusahaan menghadapi tekanan untuk transparan tentang temuan mereka sambil meyakinkan pelanggan tentang keseluruhan keamanan produk mereka. Bahkan jika ini terbukti sebagai cacat manufaktur yang sangat langka, potensi cedera serius atau kerusakan properti berarti Samsung harus memberikan penjelasan yang jelas dan jaminan yang tepat untuk mempertahankan kepercayaan konsumen pada lini smartphone flagship mereka.
