Meta Dilaporkan Berencana Potong Anggaran Metaverse Secara Dalam, Beralih Fokus ke AI

Tim Editorial BigGo
Meta Dilaporkan Berencana Potong Anggaran Metaverse Secara Dalam, Beralih Fokus ke AI

Dalam perubahan strategi yang signifikan, Meta dilaporkan bersiap untuk secara drastis mengurangi ambisi "metaverse" yang sebelumnya menjadi inti perusahaan. Langkah ini menandakan mundurnya perusahaan dari visi dunia virtual imersif yang memicu rebranding perusahaan dari Facebook beberapa tahun lalu, karena kepemimpinan kini tampak mengalihkan sumber daya ke bidang kecerdasan buatan yang lebih langsung dan menguntungkan.

Pengurangan Anggaran Besar Menanti Reality Labs

Menurut laporan dari Bloomberg, yang mengutip sumber yang mengetahui masalah ini, eksekutif Meta sedang mempertimbangkan pemotongan anggaran hingga 30% untuk divisi Reality Labs yang berfokus pada metaverse, sebagai bagian dari perencanaan untuk tahun fiskal mendatang. Pemotongan ini, yang dapat diberlakukan paling cepat pada Januari, diperkirakan akan sangat berdampak pada proyek-proyek kunci seperti platform sosial virtual Horizon Worlds dan divisi perangkat keras realitas virtual Quest. Pengurangan pengeluaran yang substansial seperti ini kemungkinan akan memicu gelombang PHK lain di dalam tim-tim tersebut, meskipun keputusan akhir masih dalam pertimbangan. Potensi penurunan skala ini mengikuti arahan perusahaan yang lebih luas dari CEO Mark Zuckerberg, yang dilaporkan meminta semua divisi untuk mengidentifikasi peluang penghematan biaya, dengan unit metaverse ditunjuk untuk pemotongan yang sangat dalam.

Dampak Keuangan yang Dilaporkan dari Meta's Reality Labs (2021-2025):

  • Kerugian Kumulatif: Melebihi USD 70 miliar (sekitar CNY 4950,6 miliar).
  • Pemotongan Anggaran yang Diusulkan: Hingga 30% untuk tahun fiskal mendatang.
  • Konsekuensi Potensial: PHK dimulai paling cepat Januari 2026.

Taruhan Mahal yang Gagal Terwujud

Pemotongan yang direncanakan ini menggarisbawahi beban keuangan besar yang ditanggung oleh inisiatif metaverse terhadap Meta. Sejak 2021, divisi Reality Labs telah mencatatkan kerugian yang mencengangkan melebihi 70 miliar dolar AS (sekitar 4950,6 miliar yuan Tiongkok). Investasi besar-besaran ini dimaksudkan untuk mempelopori platform komputasi baru dan perbatasan sosial, namun teknologi tersebut sebagian besar gagal memicu adopsi industri yang meluas dan "perlombaan senjata" kompetitif yang diantisipasi oleh para eksekutif. Investor telah lama mengungkapkan kekhawatiran atas pengeluaran tanpa henti ini, dan kurangnya profitabilitas divisi yang terus-menerus telah menjadikannya target utama penghematan biaya, terutama karena Meta berusaha mendanai dorongan ambisius dan mahalnya ke dalam kecerdasan buatan generatif.

Area yang Dilaporkan Ditargetkan untuk Pemangkasan:

  • Meta Horizon Worlds: Platform sosial virtual andalan perusahaan.
  • Divisi Realitas Virtual Quest: Unit perangkat keras dan perangkat lunak yang bertanggung jawab atas headset VR.

Perubahan Strategis dari Metaverse ke AI

Pertimbangan anggaran ini mencerminkan pergeseran prioritas strategis Meta yang jelas dan publik. Dalam panggilan pendapatan dan penampilan publik baru-baru ini, Mark Zuckerberg secara mencolok mengurangi penyebutan metaverse, dan malah menekankan pekerjaan perusahaan pada model bahasa besar seperti Llama, asisten Meta AI-nya, dan perangkat keras bertenaga AI seperti kacamata pintar Ray-Ban-nya. Analis, termasuk Mike Proulx dari Forrester, telah memprediksi pergeseran ini selama berbulan-bulan, menunjukkan bahwa menutup proyek metaverse yang mahal akan memungkinkan perusahaan untuk memusatkan "energi dan sumber daya"-nya pada lini produk AI-nya, yang dianggap memiliki potensi jangka pendek yang lebih nyata.

Konteks Strategis & Komentar Analis:

  • Perubahan Fokus: Pimpinan perusahaan secara publik menekankan AI (model Llama, Meta AI, kacamata AI) daripada metaverse.
  • Pandangan Analis (Forrester): Reality Labs telah digambarkan sebagai "ember bocor," dengan sumber daya yang lebih baik dialokasikan untuk pengembangan AI.

Masa Depan yang Tidak Pasti untuk VR dan Horizon Worlds

Sementara teknologi inti dari realitas virtual dan augmented mungkin berlanjut dalam beberapa bentuk, nasib spesifik Horizon Worlds tampak semakin suram. Platform ini, yang dikritik karena grafisnya yang mengecewakan dan keterlibatan pengguna yang jarang, telah menjadi simbol perjuangan metaverse. Jika pemotongan dilanjutkan, platform ini bisa menghadapi pengurangan dukungan yang parah atau bahkan penutupan. Untuk bisnis perangkat keras VR yang lebih luas, prospeknya beragam. Perangkat seperti Quest 3 telah dipuji oleh para penggemar karena keterjangkauan dan kemampuannya, tetapi sebagai produk niche, perangkat tersebut belum menghasilkan pendapatan yang cukup untuk membenarkan kerugian besar Reality Labs, terutama jika dibandingkan dengan antusiasme pasar seputar AI.