Dalam sebuah manuver hukum dan branding yang berani, sebuah startup baru berusaha merebut merek dagang ikonik "Twitter" dan "Tweet" dari X Corp milik Elon Musk. Langkah ini, yang berpotensi menghidupkan kembali platform terpisah dengan nama yang familiar, menyoroti ketegangan berkelanjutan antara identitas masa lalu jejaring sosial tersebut dan visi pemiliknya saat ini untuk masa depannya.
Tantangan Hukum untuk Merebut Kembali Merek Warisan
Operation Bluebird, sebuah startup berbasis di Virginia yang didirikan oleh pengacara merek dagang Michael Peroff dan Stephen Coates, telah mengajukan petisi resmi ke Kantor Paten dan Merek Dagang AS (USPTO). Inti dari argumen hukum mereka adalah bahwa X Corp telah "meninggalkan" merek dagang "Twitter" dan "Tweet". Mereka mengutip rebranding komprehensif perusahaan menjadi "X", penghapusan logo burung, dan pernyataan publik dari Elon Musk sendiri, termasuk postingan Juli 2023 di mana dia menyatakan perusahaan akan "mengucapkan selamat tinggal pada merek twitter". Di bawah hukum merek dagang AS, sebuah merek dapat dibatalkan jika pemiliknya berhenti menggunakannya dan menunjukkan tidak ada niat untuk melanjutkan penggunaannya, sebuah prinsip yang diandalkan oleh Operation Bluebird.
Linimasa Peristiwa Penting:
| Peristiwa | Tanggal/Periode | Detail |
|---|---|---|
| Elon Musk mengakuisisi Twitter | Akhir 2022 | - |
| Musk mengumumkan rebrand ke X | Juli 2023 | Postingan publik menyatakan niat untuk "mengucapkan selamat tinggal pada merek twitter." |
| Operation Bluebird mengajukan petisi | Desember 2025 | Mengajukan ke USPTO untuk membatalkan merek dagang X Corp. |
| Batas waktu tanggapan X Corp. | Februari 2026 | Batas waktu bagi X Corp. untuk merespons petisi secara formal. |
| Peluncuran potensial Twitter.new | Akhir 2026 | Seperti dilaporkan, menunggu hasil hukum. |
| Keputusan hukum akhir | Tidak diketahui | Dapat memakan waktu beberapa tahun. |
Visi untuk "Twitter.new"
Jika petisi mereka berhasil, Operation Bluebird berencana meluncurkan platform media sosial baru yang sementara diberi nama "Twitter.new". Para pendiri menjanjikan pengalaman pengguna yang sangat menyerupai antarmuka Twitter lama, bertujuan untuk menangkap keakraban yang masih dikaitkan oleh banyak pengguna dan merek dengan nama tersebut. Namun, mereka berniat membedakan platform mereka dengan alat-alat yang ditingkatkan yang berfokus pada keamanan dan kendali pengguna. Startup tersebut dilaporkan mempertimbangkan penerapan sistem moderasi konten dan pemeriksaan fakta berbasis AI, menanggapi kritik yang sering dilontarkan pada platform yang ada terkait tata kelola konten. Sebuah prototipe yang berfungsi dikatakan sudah ada, dengan platform berpotensi diluncurkan paling cepat akhir 2026.
Fitur Platform yang Dinyatakan oleh Operation Bluebird (untuk Twitter.new): Pengalaman pengguna yang mirip dengan Twitter lama. Alat yang ditingkatkan untuk keamanan dan kendali pengguna. Potensi penggunaan moderasi dan pemeriksaan fakta berbasis AI. Fokus pada melayani merek komersial yang mencari alternatif untuk X.
Pertempuran Berat dan Realitas Pasar
Meskipun pengajuan hukum Operation Bluebird menyajikan kasus yang jelas berdasarkan tindakan yang dapat diamati, jalan menuju kemenangan tidaklah singkat atau terjamin. X Corp memiliki waktu hingga Februari 2026 untuk merespons secara formal terhadap petisi tersebut, dan keputusan akhir bisa memakan waktu bertahun-tahun. Lebih jauh, beberapa ahli hukum menyarankan bahwa "goodwill sisa"—penggunaan kata "Tweet" sebagai kata kerja dan "Twitter" sebagai nama platform yang terus-menerus dilakukan publik—dapat membantu X Corp mempertahankan hak merek dagangnya meskipun ada rebranding. Di luar ruang pengadilan, startup tersebut menghadapi tantangan monumental berupa migrasi pengguna. Seperti yang terlihat pada alternatif seperti Bluesky dan Threads, meyakinkan pengguna untuk meninggalkan jaringan, pengikut, dan riwayat postingan mereka yang sudah mapan sangatlah sulit, bahkan dengan nama merek yang dicintai.
Entitas Utama dalam Sengketa Merek Dagang:
- Pemohon: Operation Bluebird (Startup yang didirikan oleh pengacara Michael Peroff & Stephen Coates)
- Responden: X Corp. (Pemilik: Elon Musk)
- Merek Dagang yang Dipertanyakan: "Twitter" dan "Tweet"
- Otoritas Pendaftaran: U.S. Patent and Trademark Office (USPTO)
- Platform Baru yang Diusulkan: Twitter.new
Perjuangan Simbolis untuk Identitas Digital
Konflik ini melampaui sekadar perselisihan merek dagang; ini mewakili perjuangan atas identitas digital dan jejak budaya platform tersebut. Bagi banyak orang, "Twitter" tetap menjadi nama default untuk jejaring sosial bentuk pendek, sebuah kebiasaan yang terbukti tahan terhadap upaya rebranding Musk. Upaya Operation Bluebird untuk merebut kembali identitas ini secara hukum memanfaatkan persepsi yang bertahan itu. Apakah mereka berhasil di pengadilan atau tidak, kasus ini menggarisbawahi inersia yang kuat dari merek yang sudah mapan dan warisan kompleks yang tersisa ketika sebuah bagian fondasi budaya internet mengalami transformasi radikal. Hasilnya akan diperhatikan dengan cermat sebagai preseden untuk bagaimana aset digital dan bobot budaya yang terkait dikelola di era perubahan perusahaan yang cepat.
